Aku dulu adalah anak perantau dan terlalu menggantungkan hidupku dengan orang tua hingga akhirnya aku dipaksa harus hidup mandiri, aku suka hidup sendiri jauh dari orang tua karena aku bisa lebih mandiri tanpa terlalu menggantungkan. Hal yang aku sadari aku hidup di kota lain aku harus survive mengatur pola hidup, untuk bertahan hidup di kota lain tentu tidak mudah, aku yang dulu pendiam ketika disekolah harus dituntut untuk harus berkomunikasi, bukan berarti aku introvert, aku ambivert yang kadang suka berbicara dengan orang lain dan mengalir begitu saja dan aku orang terbuka, aku tidak suka memendam apapun karena lebih baik dikatakan ke orang nya daripada harus dipendam
Aku tidak mempunyai banyak kesulitan ketika aku ditempat itu, berkomunikasi dengan orang lain, karena mau tidak mau kita harus berbaur dengan orang lain yang tinggal di kota atau tempat yang sama, kita tidak bisa hanya diam dan menunggu orang lain untuk mengajak bicara, arti kedewasaan yaitu yang paling utama harus berani untuk menghadapi masalah dan berani berkomunikasi dengan orang lain, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk bicara, bayangkan saja ibarat kamu main game the sims karakternya disuruh untuk berkomunikasi karena jika tidak karakter itu akan mengalami tense, dan bagaimana jika orang diam beberapa tahun tanpa komunikasi, mungkin dunia ini akan lebih gersang seperti padang pasir
Banyak tempat dan kenangan di kota S, banyak perasaan campur aduk di kota S, karena kota S tau bagaimana aku berjuang untuk mendapatkan gelar sarjana. Bagaimana aku hidup selama 4 tahun disana. Rindu itu pasti karena setiap memorable place memberikan kesan bahwa tempat itu memang berkesan, orang bisa menjelajahi banyak tempat tapi hanya beberapa tempat yang membuat tempat itu berkesan seperti ketika mendatangi tempat itu bersama pasangan/keluarga/teman yang membuat tempat itu akan berkesan dan itu akan terbawa ke dalam hidup manusia dan menciptakan memori, ketika mungkin saja kita tidak bisa mengulang kejadian yang sama atau karena kita harus berpisah dengan mereka, semua tempat menyimpan residual energi, tempat yang menyimpan banyak memori dari satu orang ke orang lain, pernah aku liat bahwa seseorang bisa melakukan flashback terhadap tempat itu disaat dimana orang lain mengalami suatu kejadian, apakah ini mungkin? Kalo kata aku itu mungkin saja terjadi. Karena semua tempar seperti mempunyai kamera yang merekam semua aktivitas orang yang pernah mengunjunginya atau tinggal ditempat itu. Apakah hal ini harus dipercaya? Ini tergantung dari kamu apakah kamu percaya atau tidak. Tapi hal yang sangat mungkin terkadang sulit untuk dipercaya karena orang lebih suka dengan apa yang diliat didepan mata daripada sesuatu yang terlihat gaib
Ya kota S sangat membuat aku berkesan, banyak sekali tempat yang ingin sekali untuk aku kunjungi lagi salah satunya danau, danau di kampusku ini dulu belum ada airnya hahaha. Ya berbeda dengan sekarang setelah aku lulus yang mempunyai cafe dan tempar cozy disana. Danau itu memang mengalami peningkatan air setiap tahunnya mungkin sekitar 2017 airnya mulai ada
Tempat lain yang begitu berkesan yaitu perpustakaan. Aku sering untuk pergi ke perpustakaan meminjam buku atau sebagai tempat untuk ngadem. Iya karena aku suka dengan buku sejak aku kecil hingga sekarang juga buku merupakan benda yang wajib ada. Terkadang aku meluangkan waktu untuk pergi ke perpus sendirian. Seperti anak hilang begitu batinku. Karena terkadang orang membawa temannya untuk pergi ke perpus tetapi aku lebih suka untuk pergi seorang diri karena aku lebih bisa bebas membaca disana, pernah aku diusir dari perpus karena jam istirahat, pernah sampai sore di perpus, pernah sakit karena membawa begitu banyak buku ketika skripsi, bayangkan saja aku disuruh untuk meminjam 10 buku dan buku itu aku masukan ke dalam ransel dan aku jalan kaki, gak kebayang seperti orang membawa batu di dalam ransel, hingga tas pun ikut robek karena itu. Ya tapi itu pengalaman yang unik dan berkesan yang pernah aku lakukan satu kali dalam hidup
Dulu belum ada gojek atau transportasi online seperti sekarang, dulu aku terpaksa harus jalan kaki karena orang tua aku terlalu protektif menjaga anaknya untuk tidak membawa kendaraan dijalan karena kakak aku pernah mengalami kecelakaan, ya ada perasaan kenapa aku dibedakan hanya karena mereka ingin aku safe dan dilarang untuk membawa sepeda motor walaupun aku termasuk orang yang suka nekat. Akhirya aku memilih untuk jalan kaki. Tapi begitu banyak manfaat ketika jalan kaki. Bagaimana tidak jika jalan kaki justru mengurangi polusi kendaraan yang begitu banyak. Indonesia termasuk jakarta mempunyai banyak polusi karena orang lebih suka untuk naik kendaraan daripada harus naik sepeda atau memilih jalan kaki dibandingkan dengan negara Eropa jauh lebih berbeda karena negara Eropa banyak yang menggunakan sepeda atau jalan kaki. Terkadang gengsi orang terlalu tinggi karena orang akan dianggap kaya ketika naik kendaraan yang nilainya jutaan. Tapi kekayaan bukan diukur dari berapa banyak uang yang kamu punya jika itu diukur berdasarkan value
Awal aku kuliah disana juga aku alami yaitu ketika aku merasa bahwa aku salah jurusan. Aku tidak suka berhitung tapi aku justru masuk ke jurusan yang banyak menghitung, jurusan ekonomi memang sangat sulit. Dulu memang aku ingin masuk ke jurusan ekonomi di universitas yang ada di depok, karena kakak dan ayah aku juga kuliah disana, jadi aku memilih untuk mendaftar tapi justru aku tidak diterima, ada perasaan menyesal hingga sekarang, mungkin memamg aku tidak pintar dalam hal akademis tapi aku mempunyai penyakit mata ketika melakukan test masuk perguruan tinggi di depok, banyak orang mengatakan kasihan sekali karena harus sakit mata dan mata aku sembab ketika itu akhirnya aku tidak bisa untuk konsentrasi menghadapi ujian itu, biasanya kakak beradik akan kuliah di universitas yang sama atau paling tidak universitas yang sama seperti keluarganya, tapi yang aku rasakan ketika itu. Aku itu anaknya siapa? Kenapa aku tidak bisa diterima di universitas itu walaupun aku sudah berjuang. Kenapa aku justru mendapatkan jurusan yang aku dulu inginkan tapi di universitas lain. Aku diterima di universitas kota S sebelum aku diterima di universitas depok, akhirnya aku harus kuliah di kota S karena aku sudah diterima disana dan universitas ini merupakan universitas swasta yang ada di kota S dan karena sama sekali tidak pernah sekolah swasta dan ini pertama kalinya harus kuliah di perguruan tinggi swasta dan mungkin memang bukan jalanku untuk kuliah disana, tapi akhirnya setelah aku kuliah di kota S, aku merasakan bahwa ada manfaatnya untuk kuliah disana termasuk aku yang suka sekali untuk kuliner dan menemukan surga kuliner di kota S, tempat yang begitu banyak kuliner dan murah dibandingkan dengan tempat lain, biaya hidup yang tidak terlalu tinggi juga membuat aku betah untuk tinggal disana tapi aku terpaksa harus pulang ketika aku sudah lulus kuliah, ada perasaan aku tidak ingin berpisah dari kota S karena kota itu mempunyai banyak arti dan kenangan yang mungkin tidak akan terlupakan hingga saat ini, begitu banyak perubahan yang dilalui dari universitas dan peningkatan setiap tahunnya
Pernah dosen disana berkata jangan lupakan kampus ini, kembalilah ketika kamu mau. Ya aku akan kembali untuk memutar ulang kenangan itu di tempat itu. Hingga sekarang juga aku masih hafal dengan semua tempat disana dan jalur jalan yang ada disana, aku masih ingat hingga sekarang. Aku orang yang mudah mengingat hal yang membuat aku berkesan. Hanya satu kata rindu untuk kota itu