Tampilkan postingan dengan label literature. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label literature. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Februari 2022

Novel Funiculi Funicula

 



Kekasih

 

Goro katada seseorang yang bekerja di perusahaan kesehatan sebagai system engineer sama seperti Fumiko. 2 tahun yang lalu Goro yang lebih muda mengenal Fumiko saat ditugaskan dalam proyek yang sama lalu menjadi kekasihnya tapi kini sudah menjadi mantan kekasih Fumiko

 

Fumiko ingin sekali bisa kembali ke masa lalu dan menikah dengan Goro dan menunda kepergian Goro ke Amerika karena adiknya sudah menikah. Dia punya adik perempuan berusia 25 tahun yang menikah dan juga adik lakinya berusia 23 tahun yang menikah karena kekasihnya hamil di kampung halaman

 

Fumiko teringat jika dia pernah membaca artikel mengungkap fakta dibalik kafe penjelajah waktu yang terkenal berkat legenda urban. Kafe itu bernama funiculi funicula, ada banyak orang yang gagal ke masa lalu karena peraturan yang rumit

 

Peraturan pertama, sekalipun kembali ke masa lalu tidak akan bisa bertemu dengan orang yang belum pernah mengunjungi kafe, artinya percuma kembali ke masa lalu jika tidak sesuai harapan. Kedua, sekuat apapun usaha di masa lalu kenyataan tdak akan berubah, ketika ditanya alasan, kafe itu hanya mengatakan tidak tau

 

Hanya bisa kembali ke masa lalu jika duduk di kursi tertentu dan saat sudah di masa lalu tidak bisa pindah ke kursi lain dan juga adanya batas waktu

 

Hanya ada satu kursi yang bisa diduduki Fumiko tapi kini kursi itu sedang diduduki hantu wanita bergaun putih dan membaca buku, walaupun Fumiko bisa menyentuh dan melihat tapi hantu itu akan marah jika ada yang memaksanya bicara seperti yang dilakukan Fumiko yang tidak bisa bergerak karena kutukan tapi akhirnya semua itu bisa terlewati setelah hantu itu meminum kopi dari Kazu (pelayan). Hantu itu hanya akan pergi dari kursi sehari sekali ketika ke kamar mandi. Fusagi, saingan Fumiko juga ingin menggunakan kursi itu

 

Kafe itu tidak memiliki jendela dan ada 3 jam dinding yang menunjukkan waktu berlainan

 

Goro pecandu permainan daring, khususnya MMORPG. Pamannya pencipta gim MMORPG bernama Arm of Magic yang populer di seluruh dunia. Impian Goro bekerja di TIP-G perusahaan pengembang permainan milik pamannya, dia harus setidaknya memiliki 5 tahun pengalaman sebagai system engineer di industri medis dan sebuah program gim yang dikembangkan sendiri dan belum dipasarkan. Dalam industri gim daring, gangguan dan kesalahan dimaklumi karena pemuktahiran bisa dilakukan bahkan setelah gim dipasarkan

 

Hanya bisa kembali ke masa lalu sebelum kopi dingin dan jika tidak meminum kopinya sebelum dingin maka akan menjadi hantu

 

Fumiko mendapat kursi itu, dia mengalami flashback kembali ke masa dia bertemu Goro di musim semi dua tahun lalu, saat usianya 26 dan Goro 23, ketika Goro karyawan yang didatangkan dari perusahaan lain untuk bergabung dalam proyek yang dikepalai Fumiko. Fumiko tidak mengenal kompromi dalam pekerjaan bahkan terhadap senior sekalipun, karena kerap berselisih paham tidak hanya dengan rekan tapi atasan,  tidak ada yang bicara buruk tentang dirinya, selalu terus terang dan jujur, dan semua orang mengagumi sifatnya yang pekerj akeras. Goro mampu menemukan solusi untuk bug pemrograman tapi mereka akhirnya ditugaskan di tempat berbeda. Dalam urusan pekerjaan atau hal lain. Goro tipe pria yang bekerja tanpa banyak bicara ketika memulai usaha untuk mencapai sesuatu,  hanya hal itu bisa menjadi fokusnya. TIP-G berlokasi di Amerika dan Fumiko baru mengetahuinya. Seminggu yang lalu Goro memutuskan untuk mengejar karirnya di Amerika

 

Goro merasa tidak pantas untuk menjadi kekasih Fumiko karena ada bekas luka bakar memanjang dari alis kanan hingga ke telinga. Goro akan kembali setelah 3 tahun

 

Ada seorang hantu yang ingin menemui suaminya tapi melewati pantangan dan batas waktu akhirnya menjadi hantu dan kursi hanya satu kursi yang bisa digunkaan untuk kembali ke masa lalu

 

Suami – istri

Kafe didirikan pada tahun 1874, masa ketika lampu minyak digunakan dimanapun. Sejak berdiri lebih dari 140 tahun lalu, interiornya masih tampak sama walau kafe ini pernah direnovasi, kafe berkonsep modern mulai dibuka tahun 1888, kafe ini memulai segalanya 14 tahun lebih awal dibandingkan yang lain. kopi masuk ke Jepang pada zaman Edo, tepat pada masa kepemimpinan Tokugawa, Tsunayoshi. Kafe ini sekarang menggunakan lampu listrik, akan tetapi akan merusak atmosfer interiornya, maka pendingin ruangan sengaja tidak dipasang. Kafe ini terkena ganasnya msuim panas walau di bawah tanah, pada siang hari kafe akan terasa panas ketika suhu lebih dari 30 derajat celcius. Ada kipas angin di langit – langit, kipas angin besar bertenaga listrik dipasang belakangan, kipas angin gantung tidak menghasilkan putaran angin kencang, hanya memberi sirkulasi udara. Suhu terpanas tercatat 41 derajat pada 2013 di Ekawasaki, Prefektur Kochi

 

Mesin kasir yang digunakan di kafe ini mesin tertua yang masih dipakai saat ini, seperti mesin tik diperkenalkan kepada kafe ini pada zaman Showa, sekitar 1925, dengan berat 40 kg mesin itu aman dari pencurian, mengeluarkan bunyi nyaring tiap kali dipakai

 

Di kafe ada wanita muda yang duduk di meja konter sedang menulis, di balik konter seorang wanita ramping berkulit pucat memperhatikan, matanya berbinar seperti gadis muda, ia Kei Tokita. Dan tampak ingin tau isi surat. Wanita yang menulis surat itu Kumi Hirai dan ingin agar Kei menyerahkan surat ke Yaeko Hirai (kakaknya)

 

Keluarga Hirai mengelola penginapan tradisional mewah yang terkenal di kota Sendai, Prefektur Miyagi. Orangtua ingin mewarisi penginapan tapi 13 tahun yang lalu ia pergi dari rumah, dan adiknya (Kumi) yang mewarisi penginapan. Orangtuanya masih hidup tapi Kumi yang mengelola tempat itu, Kumi sering membujuk Hirai untuk kembali ke rumah

 

Kazy adalah sepupu Nagare Tokita, pelayan di kafe ini. Mahasiswi institut kesenian yang bekerja paruh waktu saat tidak ada kuliah

 

Fusagi selalu datang ke kafe 2 – 3 kali seminggu setiap sore, ia membaca majalah dan mencatat

 

Kopi di kafe ini terbuat dari biji jenis mocha yang berasal dari Ethiopia dan terkenal akan aromanya, beberapa orang menghindari kopi karena tingkat keasamannya tinggi dan rasanya terlalu kompleks namun karena Nagare berkeras, kafe ini menyajikan kopi mocha

 

Fusagi menanyakan ke Kazu jika Kazu adalah pelayan baru. Fusagi ingin kembali ke masa lalu dan mengeluarkan amplop coklat polos, Fusagi ingin memberikan amplop itu ke istrinya

 

Kotake adalah perawat yang bekerja di rumah sakit umum sekitar

 

Fusagi menderita Alzheimer dini sehingga memorinya bermasalah, penyakit itu membuat sel saraf otak berkurang drastis, kondisi otak menurun, menyebabkan penderitanya mengalami penurunan kecerdasan dan perubahan kepribadian, salah satu gejalanya penurunan fungsi otak yang terjadi dengan sangat tidak menentu, membuat penderitanya ingat akan satu hal tapi lupa akan hal lain , dalam kasus Fusagi, ingatan barunya hilang dan membuat Fusagi lemah lembut. Tapi dia tidak mengenali jika Kotake adalah istrinya. Alzheimer Fusagi perkembangannya sangat cepat dan Kotake kini hanya dianggapnya sebagai perawat tapi Kotake ikhlas jika dia tidak ada dalam ingatan Fusagi lagi

 

Kotake mengenang musim panas 5 tahun lalu saat pertama kali mengunjungi kafe ini, ketika itu gelombang panas melanda Jepang dan setiap hari televisi membahas bahwa hal tersebut disebabkan pemanasan global. Hari itu Kotake mengajak Fusagi yang libur pergi berbelanja, cuaca panas sehingga Fusagi mulai mengeluh dan meminta agar mereka mencari tempat sejuk seperti kafe untuk istirahat, namun tampaknya semua orang berpikiran sama, dimana kafe dan restoran keluarga penuh sesak oleh pengujung, ia menemukan plang kecil di ujung gang sempit, kafe Funiculi Funicula seperti judul lagu. Liriknya mengisahkan pendakian gunung berapi, pada hari terik seperti ini ingatan lava pijar membuat segala terasa lebih panas dan butiran keringat bercucuran

 

Pilar tokoh dan balok kayu besar coklat tua mengilat sewarna kasta bersilangan di langit, selain it ada 3 jam dinding besar Kotake tidak terlalu paham soal barang antik, tapi tau ketiganya tampak kuno, dinding kafe terbuat dari tanah swarna tepung kedelai dengan bercak indah di dinding timbul seiring waktu, sekarang masih siang tapi di dalam kafe tanpa jendela. Pencahayaan redup memberi kafe nuansa sepia, dan atmosfer retro yang tercipta terasa menyenangkan. Udaranya sejuk tapi tidak tampak satu pun pendingin ruangan terpasang disana, hanya ada kipas angin kayu yang berputar pelan di langit, Kotake penasaran dan bertanya kepada Kei dan Nagare tapi jawaban yang di dapat sama serta tidak memuaskan, karena dari dulu begitu

 

Fusagi tumbuh di desa yang mengalami depopulasi dan semasa kecil hidup dalam kemiskinan, sehari ia membantu di toko rumput laut milik orangtua. Akibat sekolahnya terganggu dan hanya bisa membaca serta menulis huruf hiragana dan sebagian huruf kanji yang pernah dipelajari pada tahun pertama sekolah dasar. 23 tahun lalu Fusagi dan Kotake bertemu setelah diperkenalkan oleh kenalan mereka, Kotake 21 tahun dan Fusagi 26 tahun pada masa itu penggunaan ponsel belum merebak sehingga komunikasi mereka dilakukan lewat telepon rumah atau surat. Fusagi ingin menjadi ahli taman lanskap dan bertempat tinggal sesuai pekerjaan sementara Kotake juga baru memulai pendidikannya di sekolah perawat sehingga jarang punya waktu bertemu, karena komunikasi keduanya lebih banyak lewat surat

 

Kotake membicarakan banyak hal dalam surat, tak hanya perkenalan diri dalam surat juga menulis kejadian di kampus, kesna terhadap buku yang dibaca, cita di masa depan, dll. ia menceritakan kejadian paling remeh sehingga paling penting serta menjelaskan secara mendetail bagaimana perasaan dan reaksinya terhadap itu semua. Bahkan ada kalanya ia menulis surat sehingga sepuluh lembar. Balasan Fusagi singkat, ia hanya menuliskan satu kalimat dalam selembar surat seperti wah menarik dan oh begitu. Fusagi membalas dalam waktu seminggu tapi kali ini balasannya tak kunjung datang walau sudah sebulan. Pada suatu hari setelah 2 bulan berlalu Fusagi mengirim pesan untuk menikah dengannya. Fusagi hanya memandangi huruf kanji yang tak dipahaminya lalu mebalas berdasarkan apa yang ia rasakan saat menandangi surat terakhir yang diterima, Fusagi merasa akan kehilangan sesuatu yang penting, ia perlu waktu lama untuk membalas karena menanyakan kata per kata dalam surat itu kepada kenalan. Kotake akan kembali ke masa ketika Fusagi masih sehat untuk mendapatkan surat yang akan diberikannya

 

Ada lantai tanah yang lebar di kanan bagian tengah terdapat pintu masuk ke area kafe, dari pintu kayu sampai pintu masuk jaraknya beberapa langkah, meski bel berbunyi dari dalam kafe perlu beberapa detik sampai bisa melihat tamu yang datang

 

Kotake kembali ke masa lalu untuk bertemu Fusagi dan mengambil amplop coklat yang akan diberikan Fusagi. Isinya jika Fusagi meminta agar Kotake tetap menemaninya walaupun Fusagi akan melupakan semuanya

 

Kakak – adik

 

Nagare Tokita adalah pemilik kafe. Ada seorang gadis SMU yang datang di kafe itu, hari itu Kei meminta Kazu untuk menenami ke dokter kandungan

 

Jam ditengah kafe itu menunjukkan waktu terkini, sedangkan dua lainnya lebih cepat atau lambat

 

Gadis SMU itu meminta Kei untuk berfoto bersama. Kei kini sedang mengandung

 

Teknik hand drip yaitu metode seduh manual dengan memasukkan biji kopi ke corong V yang telah dilapisi kertas filter dan menuangkan air panas ke dalamnya, tingkat kepahitan dan keasaman kopi dapat diatur dengan cara mengubah suhu dan cara menuangkan air panas

 

Hirai pemilik bar yang berjarak hanya beberapa meter dari kafe ini, gaya bicaranya ceplas ceplos dan tajam. Hirai tak pernah menerima uang selain pembayaran minuman. Sudah dua hari kedainya tutup

 

Kumi mengunjungi Hirai dan membujuknya pulang ke rumah orangtua mereka, selama satu dua tahun Hirai terganggu oleh kunjungan adiknya dan menghindar meski Kumi tetap datang ke Tokyo untuk mengunjungi Hirai sebulan sekali. 3 hari lalu Kumi datang ke kafe, kecelakaan terjadi sepulangnya dari sini, mobilnya ditabrak dari arah berlawanan oeh truk yang sopirnya mengantuk, Kumi meninggal di dalam ambulans yang membawanya ke rumah sakit

 

Orangtua Hirai mengelola penginapan di kota Sendai, Prefektur Miyagi, penginapan bernama Takakura yang berarti harta karun. Sendai salah satu destinasi populer terutama karena Festival Tanabata yang megah dan meriah, yang diadakan setiap tahun, festival terkenal dengan bambu raksasa  setinggi 10 meter yang dihiasi 5 bola lampu kertas besar, hiasan lainnya berupa potongan kertas panjang warna – warni, origami berbentuk kimono dan burung bangau yang diyakini jimat keberuntungan

 

Festival Tanabata Sendai digelar dari 6 – 8 Agustus yang berarti berbagai hiasan bambu akan mulai dipersiapkan di sepanjang pertokoan dekat stasiun. Festival tahunan itu sangat besar dan dalam 3 hari festival, total ada 2 juta pengunjung. Selama berlangsungnya festival, Takakura yang berjarak beberapa menit dengan taksi dari stasiun Sendai sangat sibuk

 

Pintu kafe ini bergaya nuansa Eropa, pintu masuk utama dan pintu masuk ke ruangan kafe dihubungkan oleh lantai tanah sepanjang beberapa meter karena itulah orang yang datang tidak akan langsung terlihat dari balik konter

 

Orangtuanya menyalahkan Hirai atas kematian Kumi karena menghindarinya dan juga Hirai baru tau kematian Kumi dari kepala pelayan dirumahnya. Kei memberikan surat Kumi ke Hirai. Kumi menemui Hirai di Tokyo untuk pertama kali saat usia 18 tahun dan Hirai 24 tahun, saat Kumi adik kecil yang sangat manis dan menyenangkan bagi Hirai dna mereka tetap saling berhubungan tanpa sepengetahuan mereka. Kumi adik rajin dan penurut, meski masih duduk di bangku SMA, pada hari libur ia selalu membantu di penginapan, orangtua mereka berharap banyak kepadanya setelah kepergian Hirai dari rumah bahkan pada usia belum genap 20 tahun Kumi telah menjadi nyonya muda pemilik penginapan. Setiap 2 bulan sekali Kumi menyempatkan diri datang ke Tokyo untuk menemui Hirai

 

Hirai ingin kembali ke masa lalu untuk menebus kesalahannya kepada Kumi

 

Takakura selalu sibuk sepanjang tahun, Yasuo (ayah) presiden direktur penginapan sedangkan Michiko (ibu) manajer, Michiko kembali bekerja dipenginapan tak lama setelah melahirkan Kumi sehingga Hirai saat itu masih berumur 6 tahun harus turut menjaga dirinya yang masih bayi, bahkan ketika SD, Hirai bersekolah dengan menggendong Kumi di punggung, Hirai menjaga Kumi dengan baik dan penuh tanggung jawab. Yasuo dan Michiko menaruh harapan besar kepada Hirai, Hirai akan menjadi manajer andal karena supel, ceria dan mudah disukai orang.  Hirai ingin bebas dan melakukan apapun yang diinginkan. Hirai pergi dari rumah saat usianya 18 tahun karena dia berhak menentukan bagaimana jalan hidupnya. Kumi saat itu masih 12 tahun. Sejak itu Hirai dikucilkan, kemarahan dan kekecewaan yang sama dirasakan Kumi

 

Hirai datang ke kafe ini 3 bulan setelah ia membuka barnya 7 tahun lalu, saat usianya masih 24 tahun. Hirai berat untuk meninggalkan Kumi tapi jika dia tetap berada di masa lalu dan dia tidak bisa mengelola penginapan

 

 

Ibu dan Anak

 

Suara tonggeret aburan dan tonggeret mimin identik dengan teriknya matahari pada pertengahan musim panas, suara nyaring tonggeret higurashi identik dengan datangnya senja dan akhir musim panas, simfoni suara tonggeret higurashi ketika matahari tenggelam menyambut senja membangkitkan kesedihan dan kerinduan pulang. Suaranya jarang terdengar di kota. Tonggeret higurashi suka berdiam di tempat teduh seperti hutan, atau hutan pohon aras yang tak terkena sinar matahari bahkan pada siang hari, ada seekor tonggeret higurashi yang hidup di sekitar kafe. Saat matahari terbenam terdengar suara Kana dari suatu tempat. Suara pendek dan sayup, sesekali suara terdengar di dalam kafe, tapi kafe berada di bawah tanah, telinga harus ditajamkan dan suara itu samar terdengar,sesamar suara tersebut

 

Fumiko ingin sekali mencoba untuk kembali ke masa depan dan bertemu dengan Goro

 

Kei terlahir dengan kondisi jantung sangat lemah, dokter melarangnya melakukan aktivitas fisik yang berat, dan ia tak pernah melakukan aktivitas yang sama dengan murid lainnya saat pelajaran dan festival olahraga dari SD – SMA. Kei ramah, riang, dan penuh rasa ingin tau selalu tau bagaimana menikmati hidup. Kei tak bisa mengikuti olahraga dan sering diejek temannya 

 

Pria mumi dirawat karena kecelakaan lalu lintas, ia sedang berjalan di persimpangan saat truk menabrak mobil yang melintas tepat di hadapannya, ia berhasil menghindari tabrakan langsung tapi tubuhnya tersangkut di sisi truk dan terseret badan kendaraan sejauh 20 m dan terpental ke jendela sebuah toko, tabrakannya sendiri tak terlalu keras dan seluruh penumpang mobil itu selamat, tapi truknya menabrak trotoar dan terguling, selain itu tak ada orang lain di sekitar situ yang terluka, kejadian bisa saja menyebabkan seseorang tewas di tempat tapi pria bertubuh besar itu mampu bangkit sendiri seolah tak terjadi apapun, bukan berati baik saja, tubuhnya berlumur darah, meski berjalan menghampiri truk yang menyeretnya untuk memeriksa keadaan si pengemudi. Kei meminta pria mumi itu menjadikan dia sebagai istrinya dan Kei harus bekerja di kafe, setelah berpacaran selama 3 tahun, keduanya mendaftarkan pernikahan mereka saat usia kei 20  dan Nagare 23 tahun, keduanya resmi menjadi suami istri, Nagare adalah suami Kei

 

Jantung Kei tidak kuat untuk persalinan, dia akan mulai mual saat kandungannya 6 minggu dan jika parah harus opname, jika memutuskan untuk melahirkan bayi kemungkinan Kei dan bayinya selamat sangat kecil dan kematian akan dekat untuk Kei

 

Kei ingin berkelana menuju masa depan di 27 Agustus 10 tahun kemudian di jam 15.00 untuk menemui anaknya

 

Ayak Kei (Michinori Matsuzawa) memiliki kelainan jantung, Kei kelas 3 SD, ayahnya dilarikan ke rumah sakit setelah pingsan di tempat kerja, ayahnya keluar masuk rumah sakit hingga meninggal setahun kemudian, usia Kei 9 tahun saat itu, ia gadis ramah dan polos tapi sensitif dan emosional, kepergian ayah menyisakan luka batin di dalam hatinya, itu pertama kalinya ia mengalami kematian dalam keluarga dan kematian adalah kota kegelapan, reaksi ibu Kei, Tomako terhadap kematian ayah sangat berlawanan, ia melewati hari dengan penuh senyum karena dia tidak ingin jika suaminya melihat keluarganya menangis

 

Di masa depan Kei bertemu dengan pria dengan luka yang memanjang dari alis kanan sampai telinga membuatnya ketakutan. Saat sampai disana Kei mengetahui jika Nagare dan Kazu ada di Hokaido. Tapi Nagare kemudian menelevon jika di kafe itu ada gadis SMU yang merupakan putrinya, kedatangan Kei lebih awal ke 15 tahun ke depan. Ada terbalik antara pukul 15.00 dan pukul 10.00 15 tahun kemudian. Anaknya bernama Miki, Miki juga lama menunggu memon dimana ibunya bisa bertemu dia, karena saat setelah melahirkan Kei meninggal. Kei merasa bahagia karena bisa bertemu dengan Miki, begitu juga sebaliknya