Epiktetos (sekitar 55 -135 M) penulis dan pemandu hidup menurut filsafat Stoa, lahir sebagai budak dalam bahasa Yunani berarti diperoleh dan bekerja sebagai budak di dalam keluarga Epafroditus, yang juga mantan budak, seorang administrator di istana Nero di Roma ketika menyampaikan pikirannya mengenai kebebasan di depan khalayak, Epiktetos telah beberapa tahun menikmati anugerah kebebasannya, tetapi pengalaman perbudakan meninggalkan jejak pada seluruh pandangan filsafat pelajaran pertam adalam Encheiridon, buku panduannya untuk memahamai stoisisme, menegaskan bahwa segala yang merupakan tindakan sendiri pada dasarnya bebas, tak ada yang menghalamgi dan tak ada yang mengekang
Kebebasan, menurut gagasan ini, bukan suatu status legal atau kesempatan untuk bergerak dengan bebas. Kebebasan adalah orientasi batin mereka yang kalis terhadap kegagalan atau kekecewaan, karena hasrat dan keputusan mereka tergantng pada mereka sendiri dan tidak melibatkan apa pun yang tidak bisa mereka berikan untuk diri mereka
Kaisar Marcus Aurelius (bertakhta pada 161 – 180 M) mengambil sari pati pemikiran, merenungkan dan menuangkan pemikirannya tentang Stoa dalam Meditations, dan novelis Tom Wolfe mengikuti jejak Marcus Aurelius ketika dalam novelnya terbit pada 1998, A man in Full dia membayngkan pahlawannya yang masih muda lolos dari penjara baik harfiah maupun metaforis setelah membaca dan mencerna Discourses karya Epiktetos
Penghalang utama kebebasan pribadi pada masa Yunani kuno dan Romawi adalah yang di alami Epiktetos secara langsung, yaitu praktik sosial dan perbudakan yang tidak bermanfaat. Perbudakan inilah yang menjadikan seseorang benar sebagai milik dan tunduk pada perintah orang lainyang menjadikan kebebasan pada masa itu memiliki nilai dan muatan emosi yang sangat positif, gerak – gerik tubuh budak ketika terjaga dibatasi secara ketat oleh keinginan majikan dan pekerjaan kasar mereka. Tetapi budak sama seperti semua orang lain, punya pikiran, sedangkan pikiran dan juga tubuh tunduk pada kebebasan dan batasan, bisa bebas secara lahiriah dan secara batiniah adalah budak yang dikendalikan oleh tuan psikologis dalam melumpuhkan. Sebaliknya mungkin tampaknya sedang menghadapi halangan atau bahkan berada di bawah perbudakan dalam arti sesungguhnya, tetapi secara batin bebas dari rasa kecewa dan kalut, sedemikian bebas sehingga mendapat diri bertanggung jawab atas kesejahteraan sendiri, tidak kekurangna atau hanya sedikit kekurangan sesuatu yang tidak bisa disediakan untuk diri sendiri. Yang terakhir inilah, pada dasarnya kebebasan yang menjadi tema utama ajaran Epiktetos, filsuf Stoa klasik
Eptiktos pada masa dan tempatnya
Pada tahun awal abad ke 2, mantan budak ini mendirikan sekolah untuk orang muda di Yunani barat laut, di kota Nicopolis, yang telah menjadi pusat metropolitan modern. Salah seorang muridnya adalah pemuda cerdas bernama Arrian, Lucius Flavianus Arrianus,nama lengkapnya, terkesan oleh pesan gurunya, sehingga menghasilkan 8 Discourses yang ditulis dalam bentuk yang hampir verbatim dari beberapa ceramah Stoisisme Epiktetos, dia juga menyusun ringkasan ke 8 buku itu yang dikenal sebagai Encheiridion atau buku panduan. Karya yang saat ini dibaca, Bagaimana menjadi Bebas, berisi terjemahan atas Encheiridon dan 9 cuplikan buku Discourses yang terselamatkan. Arrian memiliki karier cemerlang dalam pemerintahan Romawi, dan dia menerbitkan buku lain termasuk Aleksander Agung, ditulis dalam koine bahasa Yunani sehari yang juga digunakan dalam Injil Perjanjian Baru jelas merupakan suara gurunya dan buku hanya adaptasi dari Arrian atas cara filsuf itu berbicara. Sebagai panduan hidup menurut filsafat Stoa, Epiktetos, terutama dalam format Encheiridon telah populer semenjak teks pertama kali disunting dan dicetak pada abad ke 16. Di terjemahkan ulang ke dalam berbagai bahasa, kata Epiktetos tepat sasaran karena fokusnya tajam dan mudah diingat mengenai situasi lazim dihadapi banyak orang di segala waktu dan tempat. Emosi yang dia usulkan untuk disembuhkan ketakutan, kecemasan, kedengkian, kemarahan, kebencian, kesedihan adalah pengalaman di setiap orang, tak peduli tinggal di wilayah Kekaisaran Romawi atau di masa Amerika modern, sampai Epiktetos tidak memerlukan pengantar, akan tetapi walaupu banyak skenario yang digambarkan mencerminkan pengalaman, skenario juga menyertakan lingkungan khas dan adat istiadat dari zamannya yang lampau. Arrian sedang berada di ambang karier sebagai tentara atau pejabat kekaisaran
Kekaisaran Romawi pada masa hidup Epiktetos bersifat autokrasi mutlak, dipimpin oleh maharaja atau kaisar, Epiktetos jarang menyentuh persoalan politik, hanya menyebut kaisar sekali dalam materi buku Discourses 3 dan meniadakan semua alusi pada peristiwa sejarah, dalam Discourses 1 dan 2 Epiktetos memang terkadang mengacu pada tokoh bersejarah yang menolak tuntutan kaisar, dia tetap diam seribu bahasa menyangkut kaisar yang berkuasa pada masa pengajarannnya di Yunnai, meski kebebasan merupakan gagasan Stipa penting sejak awal, arti pentingnya yang khas tak bisa dilepaskan dari peran Epiktetos, bukan hanya karena kehidupan mula Eptikteots sebagai budak, tetapi juga karena khalayak yang ditujunya tidak memiliki kemungkinan untuk menikmati otonomi politik
Stoisisme dan kebebasan
Filsafat Stoa berasal dari Yunani pada akhir abad ke 4 SM, pendirinya adalah imigran Mediterania timur di Anthena yang bukan lagi kota demokrasi semarak seperti pada masa Sokrates, tetapi negara di bawah kerajaan Makedonia, hilangnya otonomi politik tercermin dalam perkembangan filsafat di Athena yang melihat ke dalam diri sendiri dengan fokus pada soal etika. Baik Stoisme maupun Epikurisme, filsafat Helenstik terkemuka lain, tidak banyak membicarakan teori politik, seperti yang dilakukan pendahulu mereka, Platon dan Aristoteles, persoalan kemasyarakatan yang menjadi perhatian utama pada filsuf lebih muda bukan politik dan perundanganm tetapi kesejahteraan dan pengembangan diri pribadi. Melihat ke dalam diri sendiri diilustrasikan dengan sangat jelas melalui cara pikir Stoa yang sejak awal memperlakukan kebebasan dari perbudakan alih sebagai penanda status sosial. Menurut Zeno, pemimpin pertama mazhab Stoa, kebebasan adalah prerogatif para bijak, sedangkan mereka tak punya keutamaan yang meliputi kebanyakan orang bukan hanya bodoh tetapi juga budak
Reaksi pertama atas pernyataan ini rasa terkejut atas elitisme intelektual dan ketidaksensitifannnya terhadap derita mereka yang kurang beruntung yang diperbudak dalam arti sebenarnya, tetapi pertimbangkan berapa radikan pernyataan Zeno melawan suatu pandangan dalam perekonomian berbasis budak yang menilai orang berdasarkan dikotomi konvensional budak/bebas. Jika keutamaan merupakan kriteria sejati kebebasan, beban utama perbudakan bergeser dari luar ke dalam, dari lahir ke batin dan filsafat bukan pemberian status bebas menjadi sumber kebebasan. Diperbudak menurut doktrin yang tak mengenal kompromi, jika mengarahkan hati pada segala yang cenderung akan mendapat halangan, karena tubuh mengecewakan, atau gairah dan emosi memperbudak atau melekatkan kesejahteraan pada hal yang tergantung pada hal lain, orang, harta, popularitas, atau keberuntungan
Dalam esainya yang terkenal, Two Concepts of Liberty, Isaiah Berlin membedakan antara makana kebebasan negatif dari paksaan (tidak diganggu oleh orang lain) dan makna kebebasan positif yaitu menjadi dan hidup sesuai pilihan sendiri (penguasaan diri atau determinasi diri), Bagi Epiktetos kedua makna ini sangat erat bertaut sehingga tak terpisahkan, sebagaimana bisa dilihat dalam kutipan:
Tuan kita adalah siapapun yang punya kuasa untuk mewujudkan atau mencegah hal yang diinginkan atau tidak diinginkan oleh karena itu siapapun yang ingin menjadi bebas semestinya tidak mengharapkan atau menghindari apa pun tergantung pada orang lain. Jika tidak seseorang pasti akan menjadi budak (Encheiridion 14)
Kita bisa menulis ulang kalimat kedua sebagai berikut: Siapapun ingin bebas dari pemaksaan harus membatasi keinginan dan keenggannnya pada hal yang bisa ia kendalikan sepenuhnya
Jawaban atas pertanyaan membawa kembali pada keutamaan Zeno sebagai esensi kebebasan. Kata dalam bahasa Yunani yang ia gunakan, sophia, dalam pemakaian sehari bisa mencakup segala jenis keahlian mulai dari keterampilan praktis seperti pertukangan hingga pengetahuan abstrak seperti geometri. Secara umum, sophia menandakan penerapan berhasil atas suatu keahlian, dan keahlian yang dimaksud Zeno dna filsuf Stoa selanjutnya adalah seni menjalani kehidupan. Mengetahui cara hidup dalam keselarasan dengan kodrat sebagai manusia dan lingkungan fisik serta sosial. Mencapai atau mencoba mencapai pemahaman adalah tugas nalar, sedangkan nalar, menurtu Stoisisme adalah sesuatu yang membedakan manusia dari hewan (Discourses 7,8)
Epiktetos sebagai guru Stoa
Epiktetos tidak menarik garis batas yang tepat antara moral dan tata krama. Semua yang dianjurkan untuk dilakukan dan pikirkan berhubungan erat dengan pertanyaannya yang utamaL apakah ini semua dalam kendaliku untuk memutuskan dan memulai atau harus menerima dengan tenang dan dingin sebagai situasi yang muncul dari hal yang diluar kendaliku? Perenungan sejak akan memperlihatkan bahwa pertanyaan atau mencakup hampir semua situasi yang bisa dibayangkan. Seseorang bersikap kasar itu terjadi diluar kendali, tetapi punya kebebasan penuh dalam cara menanggapi. Memperlakukan situasi sebagai kesempatna untuk melaksanakan keperlakuan dan penilaian sendiri alih menempatkan diri sebagai korban kekuatan di luar diri, atau sebagai yang diperlkukan buruk atau sebagai yang sangat malang
Pesan Epiktetos tentang kebebasan, ketika dinyatakan dalam istilah modern, mungkin cocok dengan sadarlah, bersikap dewasa, tunjukkan seperti apa dirimu, biarkan saja, pikirkan saja urusanmu sendiri, tidak lepas dari pemikiran dan pendidikan Barat sejak masa ketika pemikiran Epiktetos, Seneca, dan Marcus Aurelius untuk pertama kali diserap ke dalam kebudayaan Eropa dan Amerika. Penulis inilah yang membangun pengertian modern filsafat dan filosifis sebagai suatu sikap damai, tenang, atau penuh penerimaan ketika menghadapi kesulitan. Sikap ini tidak cocok dengan gaya saat ini yang menekankan otentisitas, ekspektasi, ungkapan perasaan, dan penegasan diri, Stoik modern, sikap ini relevan sepanjang masa, dan terutama bisa diterapkan pada dunia hiruk pikuk media sosial yang penuh dengan sound bites, gila pengakuan, amarah, cari perhatian, dan kecemasan yang dibuat sendiri
Seperti yang digunakan oleh Epiktetos, kata sadarlah adalah nasihat agar orang bisa mengelola hidup menurut pemahaman Stoa tentang alam, psikologi, dan nilai kemanusiaan, walaupun suara Epiktetos terdengar akrab dan informal, dia bukan seorang corong slogan. Epiktetos seorang pembicara yang mempopulerkan sistem filsafat yang cermat, yang mengandalkan argumen kokoh, koherensi internal, dan justifikasi empiris, sama seperti filsafat tulen yang lain
Salah satu kata kunci Epiktetos adalah alam (Plusis, bahasa Yunani) istilah ini mencakup 3 ranah yang saling berhubungan: struktur dan muatan dunia materi, dengan sesuai cakupan kata fisik, kodrat manusia sehubungan dengan keutamaan mental, bakat, dan potensi, nilai baik yang sesuai maupun tidak dengan keutamaan manusia dan hidup berkelimpahan
Hidup selaras dengan alam
1. kodrat fisik (External Nature): sejalan dengan para pendiri Stoa, Epiktetos memandang dunia fisik sebagai struktur sebab dan akibat yang sangat menentukan. Tidka ada yang terjadi murni karena kebetulan atau tanpa alasan, maka absurd bagi penganut Stoa untuk mengeluhkan peristiwa alam yang pasti akan terjadi, semua fenomena secara kodrat disebabkan oleh agen rasional (keilahian Stoa) yang inheren dalam segalanya, baik bernyawa atau tidak bernyawa, hukum ilahi yang mengatur semua peristiwa. Peristiwa mengikuti hukum ilaihi bahkan ketika dari perspektif yang murni manusia, segalanya mungkin tampak acak atau mengacaukan gagasan konvensional manfaat dan mudarat. Epiktetos mengemukakan pemisahan ketat peristiwa yang disebabkan oleh alam dalam pengertian eksternal dengan kehendak atau agensi manusia, bagian internal alam adalah bagian yang seperti dikatakan pengikut Stoa, telah digariskan oleh Dewa untuk sebagai kesempatan dan tanggung jawab dan tak satu pun yang disebabkan oleh kodrat eksternal buruk atau bisa berbeda dari yang terjadi. Sebagai manusia, bisa mencoba memahami kodrat dunia fisik dan menyesuaikan sikap serta tindakan dengannya secara cerdas atau bisa melawannya dan terpaksa menghadapi berbagai situasi yang mustahil ditolak karena kodratnya, pilihan tidak rasional, menyebabkan frustasi dan sia, semua yang ingin dihindari oleh pengikut Stoa
2. Kodrat manusia: di bagian pertama Encheiridium, Epiktetos memaparkan sumber daya psikologis yang memungkinkan orang dewasa untuk hidup bebas di alam, Epiktetos menggunakan bahasa kebebasan untuk membatasi pikiran dari segala hal lain yang biasanya dianggap sebagai bagian dasar, termasuk juga tubuh dan identitas atau kedudukan yang didapatkan di dunia. Penjelasan yang disederhanakan ini bagi Epiktetos berfungsi sebagai sarana untuk memperlakukan pikiran sebagai satunya domain, tempat orang bisa jika menempatkan dirinya menjadi bebas, berkuasa, dan tak terkendala secara mutlak dan tanpa syarat, pikiran, dengan menganggap pikiran termasuk penilain, motivasi, dan kehendak sepenuhnya tergantung pada kita berfokus pada kekuatan determinasi diri dan tidak membiarkan hal yang dsajikan dunia mengendalikan hasrat dan keengganan
Epiktetos memiliki berbagai cara memberikan kehidupan yang berkeutamaan seorang manusia bebas. Satu di antaranya adalah rumusan menjaga kehendak agar selaras dengan alam. Kehendak dalam bahasa Yunani bisa diterjemahkan sebagai keputusan atau piliha, istilah Yunani mencakup watak umum seseorang dan juga penerapan pilihan dan keputusan tertentu, penganut Stoa awal menyebut sebagai keutamaan psikologis untuk menyetujui, bisa hidup bebas dan selaras alam dengan memusatkan pikiran atau kehendak atau persetujuan pada hal yang bisa dikendalikan (keinginan, penilaian, motivasi) dan menyesuaikan diri dengan hal lain dengan bantuan nalar dan pemahaman tentang kodrat dengan hal fisik
Rumusan lain mengau pada konsep Stoa tentang kesan atau penampilan (phantasiai dalam bahasa Yunani), yang dimaksud dengan kesan atau penampilan bukan Cuma serba pikiran yang lahir dari imajinasi, sebagaimana dinyatakan oleh kata fantasi, tetapi semua yang muncul dalam pikiran sepanjag waktu, tak peduli mengalami peristiwa yang menimpa lewat indra, atau melalui pikiran yang secara sengaja dibangkitkan atau gagasan yang muncul begitu saja berbagai jenis peristiwa yang menantang otonomi dan ketenteraman karena diwarnai perasaan kuat yang bisa menyesatkan, semua orang terkadang dipengaruhi oleh kesan semacam itu dan pengalaman itu secara tersendiri, seringkali spontan dan diluar kendali langsung, fantasi seksual, serangan panik, kekhawatiran mengenai kesehatan atau keluarga, kecemasan mengenai situasi dunia, dan seterusnya, yang ditekankan Epiktetos untuk dilakukan, agar bisa hidup seefektif mungkin adalah menghadapi kesan membiasakan diri untuk mengatasinya, menafsirkan, memahami terjadinya, dan karenanya menempatkan kesan, atau setidaknya respon terhadap kesan, dibawah kendali kehendak dan kemampuan menyetujui
3. Nilai: yang penting dalam gagagan mengenai kodrat eksternal dan kodrat manusia adalah klasifikasi nilai secara radikal mengenai Stoa, untuk memahami cara filsafat Stoa
- Baik: pada dasarnya bermanfaat, tergantung, kebajikan, kebahagiaan, tergantung pada pikiran, selaras dengan kodrat
- Buruk: pada dasarnya bermudarat, tergantung, kesalahan, ketololan, ketidakbahagiaan, tidak selaras dengan kodrat
- Netral: pada dasarnya tidak bermanfaat tetapi tidak bermudarat, tidak tergantungm misalnya kemiskinan, kekayaan, tidak tergantung pada pikiran
Kunci klasifikasi nilai adalah gagasan bahwa kebaika dan keburukan sepenuhnya berasal dari pikiran, watak, dan tindakan manusia bukan berasal dari kodrat fisik atau peristiwa eksternal. Doktrin ini mmebatasi kebaikan dan keburuk pada manfaat atau mudarat yang didatangkan kepada diri sendiri dengan memilih dan memutuskan untuk bertindak dan bereaksi seperti yang dilakukan. Baik dan buruk mengandung pengertian dasarnya masing, yaitu bermanfaat dan bermudarat tetapi filsafat Stoa membatasi cakupan manfaat (kebaikan) dan mudarat (keburukan) menurut kriteria yang diringkas dalam tabel
Untuk bisa disebut baik atau buruk, satunya yang diperhitungkan secara tegas: pada dasarnya bermanfaat di satu sisi, pada dasarnya bermudarat di sisi lain, sesuatu yang baik, misalnya kebijakan, selalu dan sudah barang tentu bermanfaat untuk orang arif, manfaat adalah unsur pokok dalam kebijakan dan dengan alasan sama, ketololan pada dasarnya membawa mudarat, semua yang lain jatuh dalam kategori hal netral (adiaphora dalam bahasa Yunani) berarti hal yang pada dasarnya tidak baik/buruk bermudarat. Banyak hal tergolong netral karena akan tidak masuk akal untuk menilai mereka secara psitif atau negatif. Tetapi penganut Stoa memperluas kenetralan untuk banyak hal secara alami menjadi kepeduliaan orang, misal kesehatan dan kekayaan, dan mereka juga memperluas kenetralan untuk hal yang secara alami tidak disukai orang seperti penyakit atau kemiskinan
Pemikiran Stoa yang memisahkan kebaikan dan keburukan dari hal secara alami menjadi keinginan dan keengganan orang semacam itu memicu perdebatan sengit yang tak berujung, tetapi para Stoik itu tahu apa yang mereka lakukan, dan tidak ada filsuf Stoa yang dapat mengungkapkannya dengan lebih jelas selain Epiktetos. Reformasi linguistik dan konseptual mereka karena memang itu maksud meminta untuk menghadapi pertanyaan: apakah kebaikan konvensional seperti kesehatan dan kekayaan selalu, dan pada dasarnya bermanfaaat, apakah hal itu diperlukan untuk kebahagiaan,apakah hal itu dalam kendali, apakah hal itu dalam kendali pikiran dan, apakah hal itu selaras dengan kodrat yang rasional jika jawab atas pertanyaan serempak adalah tidak, seperti disimpulkan Stoa, kita tidak bisa yakin akan mencapai kebahagiaan jika menggantungkakan kebahagiaan pada keberhasilan mendapatkan hal semacam itu dan menghindari hal sebaliknya, selain dengan menjadikan kebahagiaan tergantung pada keadaan, menyerahkan kebebasan dan ketenangan, serta menempatkan diri pada risiko kegagalan dan kekecewaan, sebaliknya dengan membatasi kebaikan dan manfaat pada keutamaan dan kearifan yang tergantung pada pikiran, bisa mempertahankan kebahagiaan yang sesuai dengan sifat sebagai makhluk rasional, dan bisa menyesuaikan diri secara efektif dengan kodrat dan semua yang berada di luar kendali
Ketika di nyatakan dalam istilah yang lugas, kemungkinan besar doktrin Stoa akan dianggap tidak praktis dan tidak mengindahkan keinginan manusia normal oleh mereka yang pertama kali mendengarnya, tetapi masih begitu banyak yang belum dikemukakan, pertama penganut Stoa setuju bahwa tidak bisa menjalani kehidupan rasional dan harmonis jika mengabaikan semua kecenderungan dan ketidaksukaan almi., tetapi kesukaan dan ketidaksukaan alami harus dibedakan secara tegas dari hasrat dan keenganan yang menjadi tambatan kehendak dan gantungan harapan akan kebahagiaan ketika menginginkan sesuatu atau menolak sesuatu umumnya memperlakukan sesuatu itu sebagai masalah yang besar, maka, Epiktetos menyarankan agar tidak menghasrati pada perolehannyam tetapi menerima dengan penuh syukur ketika kesehatan itu datang
Maka inti permasalah beralih pada pertanyaan mengenai apa yang perlu dan cukup untuk mencapai kebahagiaan sebagaimana pandangan Stoik, berkembang dalam situasi sulit dan tidak sejahtera dalam situasi yang menguntungkan yang menjadikan hidup manusia berhasil, dalam pandangan adalah pemenuhan kodratnya sebagai hewan rasional yang merupakan hak sejak lahir dan tujuan seseorang dalam upaya itu yang penting bukan anugerah keberuntungan, memiliki hak istimewa bawaan, dan menghindari hal yang secara alami tidak disukai, tetapi menjadikan nalar sebagai prinsip yang menentukan segala hal tak peduli menghadapi kemalangan dan kemujuran
Penganut Stoa melakukan sesuatu dengan membedakan kategori manfaat dan mudarat mental (hal yang tergantung) sebagaimana Epiktetos menyebutnya dari nilai hal yang penyebabnya diluar kendali intensi dan tanggung jawab individu. Ketegasan pembedaan ini menggarisbawahi arti penting etnis untuk mengenali manfaat dan mudarat yang atasnya jika diminta untuk bertanggung jawab oleh intensi dan respons emosional. Tetapi yang segera menjadi persoalan adalah anggapan bahwa peristiwa eksternal bisa diisolasi dari syarat untuk mencapai kebahagiaan dan diletakkan langsung di bawah kendali berkehendak dan hasrat. Bukan alami dan manusiawi untuk berpikir kebahgiaan sangat tergantung pada situasi eksternal, apakah cara hidup Stoik bisa diterapkan oleh orang biasa rentan melakukan kesalahan seperti sebagian besar?
Epiktetos mungkin terasa memaksa dan kemugkinan, namun maksudnya sebagai seorang guru adalah hendak menunjukkan kepada muridnya bagaimana membuat kemajuan ke arah tujuan Stoik dan tidak terhenti untuk hanya menjadi biasa. Dia sadar bertindak secara konsisten berdasarkan sistem nilai yang dijelaskan kiranya menjadi petuah ideal yang bahkan diluar kesanggupannya. Fokus Epiktetos bukan pada pencapian heroik, tetapi berusaha mendekati capaian itu, mengupayakannya dalam situasi tertentu yang meresahkan orang dan kinerja mereka dalam kehidupan sehari. Sikap Stpik mengakui keilahian sangat tepat dengan masa dan tempat sekarang, jika menafsirkan sebagai kesensitifan terhadap anugerah lingkungan
Kebebasan dan Etika
Teori penganut Stoa mengenai kebaikan dan keburukan meletakkan mereka dalam kelompok filsuf yang berpikir bahwa objek penilaian moral yang tepat adalah maksud dan kehendak seseorang, alih konsekuensi tindakannya. Namun tujuan utama teori seperti disajikan oleh Epiktetos dalam Encheiridiom, kebahagiaan dan ketenteraman agen sendiri alih orang lain. Keberpusatan pada diri sendiri semacam itu tampak sangat bertentangan dengan segala kepentingan orang lain dengan segala kepentingan orang lain. Pertanyaan ini ditanggapi oleh Epiktetos, sudah menjadi kodrat setiap makhluk untuk menghindari hal yang tampak membahayakan atau menimbulkan bahaya dan untuk mengagumi dan mengejar hal yang bermanfaat atau membawa manfaat dan dimana minat seseorang terletak, di situ pemujaan mereka. Etika menurut pandangan Stoa berangkat dari dan harus memperhatikan, minat dasar manusia terhadap manfaat atau kebaikan sendiir. Tidak mulai dari naluri altruisme untuk memberi ruang untuk kebaikan bagi orang lain, Epiktetos kemudian merasa perlu memperlihatkan bahwa ajarannya tentang kebebasan mental tidak hanya membawa manfaat yang solipsistik, melainkan menguntungkan secara sosial dan sejalan dengan hidup selaras dengan kodrat manusia dalam arti luas. Sebagai indivudi, sangat diuntungkan apabila tidak terganggu dengan emosi seperti dengki, cemburu, takut, dan marah dan apabila sekaligus memiliki keutamaan untuk bersabar dan mengendalikan diri. Ketenteraman jelas baik bagi orang yang tenteram, tetapi manfaatnya terhadap keluarga, teman, dan kenalan karena emosi negatif sering kali memicu perilaku agresif dan menyakiti, dalam kehidupan dewasa etika dalam konteks ketika norma perilaku dilanggar, baik dalam bisnis, perilaku seksual, atau gangguan terhadap perdamaian, ajaran kebebasan Epiktetos memenuhi perintah moral untuk tidak berbuat jahat
Para filsuf Stoa biasanya menyatakan insting sosial yang kuat, dimulai dari kehidupan keluarga dan meluas ke komunitas lokal dan seterusnya Epiktetos mengandaikan adanya minat untuk mendukung teman dan negara, asalkan seseorang mempertahankan watak terhormat dalam bertindak, dia mengatakan tentang permainan peran yang tepat dalam hubungan keluarga, dengan penekanan bahwa apa yang wajib, bagi diri sendiri adalah berbeda dari apa yang bisa diharapkan sebagai balasannya. Epiktetos kembali menekankan ajarannya tentang bebas dari emosi merusak, dengan mengangkat permusuhan sengit antara putra Ocdipus, yang bersaing untuk mendapatkan takhta, sebagai salah satu ilustrasi paling menohok
Peringatan memento mori Epiktetos mengenai istri dan anak tidak tampak mengesankan sampai merenungkan tingkat kematian bayi akibat kelahiran prematur pada zamannya. Alih menampilkan sikap tidak sensitif, peringatan itu memperlihatkan anjurannya yang paling kuat untuk menyanyangi orang tercinta selama diizinkan memiliki mereka. Kebebasan emosional menjadi inti pesannya punya nilai etis sangat besar dalam ruang yang disediakan dan apa yang bisa dilakukan. Seneca, yang menulis pada Nero, mengatakan hal ini secara mengesankan: kebebasan adalah hadiah yang harus dikejar: tidak menjadi budak atas segalanya atas dorongan tak tertahankan atau peristiwa tak terduga membuat keberuntungan menjumpai dalam persaingan adil
Kehendak bebas
Kehendak atas istilah kunci Epiktetos prohairesis, juga bisa diterjemahkan sebagai pilihan atau keputusan. Hal ini bebas secara kodra, karena tergantung maka langsung terlihat bahwa Epiktetos memiliki gagasan tertentu mengenai kehendak bebas. Terkadang hal itu dimaknai sebagai orang yang sama dalam situasi yang sama boleh jadi bisa memilih untuk bertindak berbeda dari yang telah diputuskan seandainya diberi pilihan yang sesungguhnya atas berbagai alternatif masa depan., kebebasan indeterminis. Anjurannya yang berkobar terhadap otonomi memberi kesan bahwa lingkup mental kebebasan tidak terbatas, tetapi kesan semacam ini terlalu melebihkan, seperti pemikir Stoa pendahulunya. Epiktetos menerima takdir yang berarti bahwa tidak ada yang terjadi, termasuk tindakan sendiri, tanpa penyebab yang telah ditentukan sebelumnya, dari persepektif kacamata dewa, kisah kehidupan setiap orang sudah ditentukan dan ditetapkan, termasuk semua pilihan dan keputusan tertentu yang akan dibuat, yang menarik bagi Epiktetos bukan riwayat dan peluang yang tersedia dalam membuat keputusan tetapi apa yang dituju dengan keptusan yang diambil atas pilihan dan harapan dan bagaimana menggunakan daya untuk menyetujui, siapapun yang ingin bebas tidak seharusnya mengharapkan atau menghindari apapun yang tergantung pada orang lain
Menurut Epiktetos, orang terus menampik kehendak bebas yang merupakan potensi kodrati dan terbaik mereka, kebebasan, kehendak, dalam pemahaman tidak mengharapkan apapun yang tidak tergantung pada diri sendiri bukan keadaan manusia pada umumnya, melainkan suatu pencapian filosifis yang sulit, kebebasan ini melibatkan pikiran dan karakter yang bebas dari rasa frustasi dan kecewa, dan beabs melakukan apapun yang ingin dilakukan karena tidak mengharapkan apapun yang diluar kendalinya
Encheiridion bukan ciptaan Arrian, kata Yunnai cheir berarti tangan, dan encheiridion secara harfiah adalah benda keciluntuk ditenteng, kata itu digunakan sebelumnya oleh seorang filsuf Epikuran untuk menjelaskan koleksi praktis pokok bahasan. Dalam memilih kata encheiridion untuk ringkasan Epiktetos, yang dimaksudkan Arrian mungkin buku panduan atau manual, kata encheiridion mengacu pada pisau kecil atau belati. Arrrian berharap menimbulkan konontansi demi mempertahankan dan melindungi karya. Hal itu cocok dengan pesan yang ditulis pada awal dan akhir nan teks untuk terus mengedarkan (pocheiron) pesan Epiktetos dari tangan ke tangan. Dalam tiruan, Erasmus pada 1501 menerbitkan karya dalam bahasa Latin berjudul Enchiridion militis Christiani (Manual Laskar Kristen)
Kelima puluh tiga bagian Encheiridion panjangnya beragam dari esai yang terdiri dari beberapa ratus kata dan daftar panjang do dan don’t hingga beberapa kalimat saja, setiap bagian berdiri sendiri, tetapi secara kesluruhan koleksi punya struktur yang jelas, bagian pertama, yang merinci hal tergantung atau tidak tergantungm jelas merupakan bukan pengantar dan penjelasan, butir 53 dengan kutipan peringatannya, menyimpulkan seluruh buku mendekati pertengahan, pada bagian 22 Epiktetos mengalihkan fokus dari nasihat umum untuk meraih kebebasan dan ketenteraman menjadi nasihat khusus untuk calon filsuf, dia tidak menyapa khalayak sebagai penganut Stoa, mungkin karena perhatian utama bukan afiliasi dengna mazhab filsafat, tetapi dengan gaya hidup yang harus dipatuhi oleh siapapun yang layak disebut filsuf cara hidup yang keras dan penuh tuntutan, tetapi bersahaja dan tidak pamer. Namun beberapa bagian menyinggung doktrin dan terninologi Stoa, seperti yang dijelaskan dalam glosarium
Dalam Discourses, Epiktetos sering menulis dalam gaya percakapanm bagian 24 Encheiridion ditulis dengan gaya itu, dan bagian 29 mengulangi Discourses 3,1,5 kurang lebih kata per kata. Namun, secara umum Encheiridion lebih tegas daripada Discourses dan tidak bertele, walaupun ketika bagiannya dibaca secara berurutan, muncul filsafat kehidupan konsisten, yang didasarkan pada dalil awal menyangkut jenis kebebasan yang tersedia berdasarkan pandangan alam Stoik
Encheiridion
1. Beberapa hal di dunia tergantung pada kita, sementara yang lain tidak. Yang tergantung pada kita adalah kemampuan untuk membuat penilaian, motivasi, hasrat, dan keengganan. Apapun yang karena kita sendiri, yang tidak tergantung pada kita adalah tubuh dan harta, reputasi, dan jabatan resmi singkatnya, segala yang bukan karena kita sendiri. Selain itu, hal yang tergantung pada kita secara alami bebas, tak terkekang, dan tak ada yang menghalangi, sementara hal yang tidak tergantung pada kita tak punya kuasa dan bukan milik kita. Jika kau berpikir secara alami terbelenggu itu bebas, dan yang bukan milik kita kau anggap milik kita, kau akan merasa frustasi, tersakiti, dan gelisah, dan akan menyalahkan dewa dan manusia. Namun, jika kau berpikir bahwa kau hanya memiliki apa yang bukan milikmu, karena sesungguhnya kau tidak memilikinya,maka tak seorang pun akan menekanmu, tak seorang pun akan menghalangi, kau tidak akan mencela siapapun, kau tidak akan menyalahkan siapapun, kau tidak akan melakukan suatu hal pun dengan enggan, tak seorang pun akan menyakiti, kau tidak akan punya musuh karena tidak ada yang buruk akan menimpa
Maka, ingatlah bahwa kau harus memiliki motivasi sangat kuat jika ingin mencapai tujuan besar semacam itu. Kau harus benar melupakan beberapa hal, dan menunda yang lainnya untuk saat ini, tetapi jika kau menghendaki keduanya pada saat bersamaan, hal yang benar milikmu ditambahi ketenaran dan kekayaan maka kau mungkin tidak akan mendapatkan yang terakhir karena kau juga menginginkan yang pertama, dan jelas tidak akan mendapatkan yang pertama, yang adalah satunya cara untuk meraih kebebasan dan kebahagiaan
Maka saat ini biasakan dirimu mengatakan kepada setiap pikiran atau kesan yang mengganggu. Kau hanya penampakan dan sama sekali bukan hal yang nyata. Selanjutnya selidiki dan uji pikiran atau kesan dengan kaidah yang kau miliki ini. Yang pertama dan terutama: apakah itu melibatkan sesuatu yang tergantung pada kita, atau yang tidak tergantung pada kit? Dan jika itu melibatkan sesuatu yang tidak tergantung pada kita, maka siapkan tanggapan bukan urusanku
2. Ingatlah hasrat merupakan keinginanmu untuk mendapatkan yang kau inginkan dan keengganan merupakan keinginanmu untuk menghindari apa yang tidak kau inginkan dan tidak mendapatkan apa yang kita inginkan membuat kita merasa tidak beruntung, sedangkan menghadapi apa yang tidak kita inginkan membuat kita menderita. Jadi jika, diantara hal yang bertentangan dengan alam, kau membatasi ketidaksukaanmu pada hal yang tergantung padamu, kau tidak bakal mengalami satu yang tidak diinginkan, tetapi jika menghindari sakit, kematian, atau kemiskinan, akan menderita. Jadi singkirkan ketidaksukaanmu dari segala hal yang tidak tergantung pada kita dan alihkan pada hal yang bertentangan dengan alam yang tergantung pada kita. Sedangkan mengenai hasrat, buangkanlah itu sama sekali untuk sementara waktu jika tidak jika kau menghasrati sesuatu yang tidak tergantung pada kita, kau pasti akan kecewa, sedangkan tak satu pun di antara yang tergantung pada kita yang tak masalah jika dihasrati, akan tersedia untukmu. Batasi saja dirimu pada motivasi dan ketidakinginan dan lakukanlah itu dengan ringan dengan kesangsian dan tanpa paksaan
3. Dalam hal segala yang memikat atau ada gunanya atau kau sukai, ingat untuk mengatakan kepada diri sendiri seperti apa rasanya, dimulai dari hal paling remeh
4. Setiap kali hendak memulai sebuah kegiatan, ingatkan diri seperti apa kegiatan itu
5. bukan hal itu sendiri yang meresahkan orang tetapi pendapat mereka mengenai hal itu, kematian, misal bukan sesuatu yang mengerikan (jika tidak, Sokrates akan menganggapnya mengerikan), tetapi yang mengerikan adalah pendapat bahwa kematian mengerikan. Jadi setiap kali merasa frustasi, atau gelisah atau tersakiti, jangan pernah menuduh siapapun yang bertanggung jawab selain diri sendiri. Orang yang tak berpendidikan akan menyalahkan orang lain jika mereka bertindak tidak baik, mereka yang sedang belajar akan menyalahkan diri mereka sendiri. Tetapi orang yang sudah sepenuhnya berpendidikan tidak akan menyalahkan siapapun, baik dirinya sendiri maupun orang lain
6. Jangan memegahkan dirimu dengan keunggulan yang bukan milimu. Jadi setiap kali selaras dengan alam dengan melakukan pengelolaan. Maka itulah saatnya membanggakan diri, karena ketika itulah akan punya keunggulan yang menjadi milik sendiri untuk dibanggakan
7. Ketika sedang berlayar kapal kemudian berlabuh, jika turun untuk mengambil air, sepanjang perjalanan mungkin akan memungut dedaunan dan kerang mungil, tetapi harus tetap ingat pada kapal itu dan selalu menoleh ke belakang kalau kaptennya memanggil dan jika dia sudah memanggil, kau harus meninggalkan semua itu agar kau tidak diikat dan dijejalkan ke atas kapal layaknya domba. Begitu juga dalam kehidupan
8. Jangan meminta agar sesuatu terjadi seperti yang diinginkan, tetap berharaplah agar terjadi sebagaimana hal itu sungguh terjadi, kau akan baik saja
9. Penyakit merupakan halangan bagi tubuh, tetapi bukan bagi kehendak, kecuali jika kehendak itu ingin di halangi, jika selalu mengatakan seperti ini dalam setiap kejadian, akan mendapati bahwa hambatan adalah untuk yang lain bukan untuk dirimu sendiri
10. Dalam segala situasi, ingat untuk berpaling kepada dirimu sendiri dan bertanya sumber daya apa yang kau miliki, untuk menghadapi hal ini, jika melihat seorang lelaki atau perempuan berparas rupawan, akan mendapati bahwa pengendalian diri adalah kemampuan yang tepat, jika rasa sakit menimpa, akan menemukan daya tahan, jika sikap kasar, akan menemukan kesabaran, dengan mengembangkan kebiasaan, tidak akan terhanyut oleh kesan pertama
11. Jangan pernah mengatakan tentang sesuatu, aku telah kehilangannya, tetapi katakan, aku telah mengembalikannya
12. Jika ingin membuat kemajuan, buanglah cara berpikir seperti ini: jika mengabaikan bisnis, aku tidak akan punya apa – apa untuk hidup atau jika tidak menghukum budak, dia tidak akan bersikap baik. Lebih baik mati kelaparan dalam pikiran tenang dan percaya diri daripada hidup gelisah di tengah kelimpahan. Dan + juga + lebih baik jika budak tidak baik daripada tidak baik, jadi, mulailah dengan hal kecil, katakan inilah harga yang harus dibayar untuk tidak gelisah, harga untuk ketenteraman, tidak ada yang gratis. Ketika memanggil budak, ingat bahwa dia tidak menanggapi atau kalau menanggapi mungkin tidak melakukan apapun yang kau inginkan. Yang manapun, dia tidak terlalu penting untuk menjadi andalan ketenteraman
13. Jika ingin maju, jangna takut untuk tampak tolol dan konyol sepanjang menyangkut yang lahiriah, dan jangan ingin tampak seperti ahli, seandainya pun sebagian orang mengira bahwa kau adalah orang penting,sangsikanlah diri sendiri, tidak mudah, yakinlah untuk menjaga agar kehendak selaras dengan alam dan juga mempertahankan hal lahiriah, jika peduli pada salah satu, pasti akan mengabaikan yang satu lagi
14. Jika ingin istri dan anak dan teman bertahan hidup + apapun yang terjadi, maka akan konyol, karena menginginkan sesuatu itu tergantung padamu padahal tidak dan menginginkan sesuatu menjadi milikmu padahal bukan, kau juga tolol jika menginginkan budak tidak membuat kesalahan karena kau menginginkan inferioritas sebagai sesuatu yang lain alih sebuah kelemahan. Tetapi jika yang diharapkan adalah tidak merasa frustasi dengan hasrat, maka itu ada dalam kendali, maka latihlah dirimu, dalam kendali yang memang kau miliki. Tuan adalah siapapun yang memiliki kendali untuk mendatangkan atau mencegah sesuatu yang diinginkan atau tidak diinginkan. Oleh karena itu, siapa pun yang ingin menjadi bebas tidak boleh mengharapkan atau harus menghindari apa pun yang tergantung pada orang lain, jika tidak seseorang pasti akan menjadi budak
15. Ingatlah bahwa harus selalu menjaga tindak tanduk sebagaimana layaknya kau lakukan dalam suatu perjamuan. Sesuatu mendatangi, ulurkan tangan dan dengan sopan ambillah seporsi. Hidangan itu berlalu, jangan coba menghentikannya. Jika belum datang, jangan kau umbar nafsu, tetapi tunggulah hingga hidangan itu sampai kepadamu jika kau berperilaku seperti ini terhadap istri, anak, kedudukan, dan kekayaan, suatu hari nanti akan layak bersantap dengan dewa, dan jika tidak mengambil, pun ketika sesuatu itu diletakkan di hadapan, tetapi melewatkannya saja, bukan hanya akan bersantap dengan dewa tetapi juga berbagi kekuasaan dengan mereka. Sikap Herakles dan orang lain seperti mereka layak akan ilahi dan pantas disebut demikian
16. Setiap kali melihat seseorang berduka karena kematian anak atau kehilangan hartanya, berhatilah untuk tidak terhanyut oleh kesan bahwa mereka sedang dalam kemalangan dunia, tetapi segera berpikir: yang menghancurkan orang ini bukanlah peristiwanya (karena ada orang lain yang tidak hancur oleh peristiwa) tetapi pendapat mereka mengenainya. Namun jangan ragu untuk bersimpati terhadap mereka lewat kata dan bahkan mungkin ikut mengesah bersama mereka,tetapi berhatilah untuk tidak mengeluh dalam batin
17. Ingatlah bahwa kau adalah aktor dalam suatu pertunjukkan yang berlangsung persis sesuai keinginan *strudara. Pertunjukkan itu singkat, jika keinginannya atau panjang. Jika dia menginginkan panjang. Jika dia ingin kau berperan sebagai pengemis, pastikan memerankannya dengan piawai, begitu juga jika peranmu adalah orang pincang, atau pejabat, atau orang biasa. Tugasmu adalah menyuguhkan penampilan yang luar biasa dengan peran yang diberikan kepadamu, tetapi memilih peran merupakan tugas orang lain
18. Setiap kali seekor gagak mengaok seram, jangan biarkan kesan itu menghayutkan, tetapi segera nyatakan kepada dirimu, dan katakan: Semua ini bukan peringatan bagiku: ini hanya menyangkut tubuhku yang lemah atau tanahku yang sempit atau reputasiku yang remeh atau istriku anakku. Tetapi bagiku sendiri, semua ramalan adalah baik jika aku berharap begitu, karena tergantung padaku untuk menarik manfaat dari hasilnya, seperti apapun itu
19. Kau bisa selalu menang jika kau hanya mengikuti kompetisi yang kemenangannya tergantung padamu. Ketika kau melihat seseorang dihormati lebih daripadamu atau dengan kata lain memiliki kekuasaan lebih besar atau sangat terpandang. Berhatilah untuk tidak pernah terhanyut oleh kesan itu dan menilai orang itu berbahagia. Karena, jika hakikat kebaikan adalah hal yang tergantung pada kita, maka tidak ada ruang untuk iri dan dengki dan sendiri tidak akan mau menjadi praetor atau senator atau konsul, tetapi ingin bebas., satunya cara untuk mencapai ini adalah dengan tidak menganggap penting sesuatu yang tidak tergantung pada kita
20. Camkan dibenakmu bahwa yang menyakiti bukan orang kasar atau agresif, tetapi pendapat mereka menyakiti. Jadi, setiap kali seseorang menghasut, sadari bahwa hasutan itu berasal dari penilaian sendiri, maka, mulailah dengan berusaha untuk tidak terhanyut oleh kesan, begitu mengambil jeda dan memberi waktu kepada diri sendiri, kau akan lebih mudah mengendalikan diri
21. Setiap hari, di depan mata,bayangkan kematian dan pengasikan dan segala hal lain yang tampak mengerikan, terutama kematian, maka tidak akan pernah memiliki pikiran jahat atau terlalu tertarik pada sesuatu
22. Jika tertarik dengan filsafat, bersiaplah sedari awal untuk ditolok dan dicemooh banyak orang dengan kata seperti Yang benar saja, dia pulang sebagai seorang filsuf, dan darimana dia dapat tampang hebat itu? Maka jangan hiraukan tetapi berteguhlah pada pandangan mengenai apa yang terbaik, sebagai orang yang telah ditunjuk ke tempat ini oleh Dewa. Dan ingat bahwa jiuka berteguh pada pandangan yang sama, orang yang dulu gemar menertawakanmu kelak akan mengagumimu, tetapi jika melenceng dari pandangan itu, kau akan menjadi bahan olokan untuk kedua kali
23. Jika pernah mendapati diri mencari persetujuan dari luar agar bisa mengumpak, bisa dipastikan kau telah tersesat. Maka, berpuaslah dengan hanya menjadi filsuf dan jika ingin orang juga menganggapmu seperti itu, tampillah seperti itu dan itu sudah cukup
24. Jangan biarkan diri khawatir karena berpikir, Hidupku tidak akan terhormat, dan aku bukan siapa di mana saja, jika tidak terhormat merupakan sesuatu yang buruk seperti yang terjadi tak seorang pun kecuali diri bisa bertanggung jawab, demikian juga tak ada yang bisa menempatkanmu dalam posisi memalukan, tidak benar berpikir bahwa mendapat jabatan, atau di undang ke sebuah perjamuan, tugasmu kan? Tentu saja tidak, maka bagaimana mungkin hal itu masih disebut kurang terhormat? Dan bagaimana kau akan menjadi bukan siapa dimana saja, karena kau perlu tergantung padamu dan dalam hal itu kau bisa menjadi yang terkemuka?
Tetapi teman tidak akan mendapat dukungan? Apa maksudmu dengan tidak mendapat dukungan? Mereka tidak akan mendapat uang darimu dan kau tidak akan menjadikan mereka warga negara Romawi, tetapi siap yang mengatakan kepadamu bahwa hal itu adalah bergantung pada kita dan bukan urusan orang lain? Siapa yang bisa memberi sesuatu yang tidak dimilikinya kepada orang lain?
Maka carilah uang, kata seseorang, agar bisa mendapatkannya juga, jika aku bisa mendapatkan uang dan tetap mempertahankan kehormatan, integritas, dan prinsip moral, tunjukkan jalannya kepadaku, maka akan berusaha mendapatkannya. Tetapi jika kau memintaku untuk kehilangna hal baik milliku, hanya agar bisa mendapatkan hal yang tidak baik, bisa melihat betapa tidak adil dirimu dan betapa egoisnya, kau lebih memilih apa uang atau teman terpercaya dan terhormat? Leboh baik bantu untuk mempertahankan watak ini dan jangan meminta melakukan hal yang akan membuat kehilangan
Tetapi negaraku, kata seseorang tidak akan mendapat dukungan yang seharusnya bisa kuberikan, kuulangi pertanyaan mengenai dukungan apa yang ada dalam pikiranmu, negaramu tidak akan punya deretan pilar atau permandian umum karenamu, tetapi apa artinya itu? Negaramu tidak punya sepatu gara pandai besi tidak punya senjata gara tukang sepatu? Cukup jika setiap orang melakukan pekerjaan masing – masing. Dan jika menyediakan bagi negara satu lagi warga negara terpercaya dan terhormat, bukan memberikan manfaat kepadanya, Ya benar, jadi dirimu sendiri bukannya tidak memberikan manfaat bagi komunitas
Kalau begitu, kedudukan apa yang bisa kuperankan? Kedudukan apapun yang bisa dimiliki, dan masih mempertahankan watak terpercaya dan terhormat, tetai jika kau kehilangan watak karena ingin bermanfaat bagi negara, dan kau berakhir sebagai orang yang tidak terhormat, dan tidak terpercaya, manfaat apa yang bisa diberikan?
25. Jika seorang didahulukan daripadamu dalam suatu perjamuan atau antrean resepsi atau ditunjuk sebagai konsultan, harus merasa senang bahwa orang itu mendapatkan hal itu, jika mereka bagus, tetapi jika mereka buruk, jangan marah karena tidak mendapatkan semua itu, ingat bahwa kau tidak bisa berharap mendapat bagian yang sama dari hal yang tidak tergantung pada kita, tanpa melakukan hal yang sama seperti yang telah dilakukan orang lain. Kalau tidka nongkrong dirumah atau berjalan bersamanya atau menyanjugnya, bagaimana mungkin bisa mendapat penghormatan hal itu? Kalau tidak membayar harga yang ditetapkan, dan ingin mendapatkan mereka secara gratis, maka tidak adil dan serakah
Berapa harga seikat selada? Satu obol, mungkin kalau seseorang membyar satu obol dan mendapatkan selada, jangan berpikir milikmu lebih sedikit daripada miliknya, sementara, dia punya selada, kau punya obol yang tidak kau belanjakan, ini sama persis dalam kasus yang sedang dibahas. Kau tidak diundang ke pesta makan malam seseorang. Itu karena kau tidak membayar harga makan malam kepada tuan rumah. Dia menjualnya untuk mendapatkan sanjungan, untuk mendapatkan perhatian, maka bayarlah harganya, jika menurutmu itu layak, tetapi kalau ingin mendapatkannya tanpa membayar maka serakah dan bodoh
Apakah kau tidak punya apa – apa selain makan malam itu? Tentu saja kau punya, kau tidak perlu menyanjung orang yang tidak ingin kau sanjung atau berususan dengan kerumunan orang dirumahnya
26. Tujuan alam bisa dipelajari dari situasi yang semua setujui. Ketika, budak orang lain memecahkan cangkir milik majikan, seseorang segera bersiap untuk mengatakan, itu hanya kecelakaan jadi ketika cangkir sendiri pecah, terima bahwa harus bersikap persis seperti yang dilakukan ketika terjadi pada cangkir orang lain, kini terapkan aturan pada hal yang lebih serius, ketika anak atau istri seseorang meninggal,lumrah untuk mengatakan itulah hidup tetapi setiap kali salah seorang anggota keluarga sendiri, meninggal, reaksi yang langsung keluar adalah Aduh dan Malangnya diriku! Kita harus ingat bagaimana perasaan ketika mendengar ini terjadi pada orang lain
27. Tidak ada target yang ditetapkan hanya untuk dilewatkan, sama halnya segala yang terjadi didunia tidak ada yang buruk dalam sifatnya sendiri
28. Jika seseorang di jalanan diberi kepercayaan untuk mengurus tubuhmu, kau akan marah tetapi mempercayakan pikiran kepada siapapun yang kebetulan menghina, dan membiarkan pikiran gelisah dan bingung. Tidakkah itu membuatmu malu?
29. Dalam setiap tindakan, periksa semua anteseden dan konsekuensinya, dan baru setelahnya lanjutkan dengan tindakan itu sendiri. Jika tidak kau lakukan, kau akan mulai bertindak dengan antusias karena belum memikirkan tahap berikutnya: lalu ketika kesulitan muncul, kau akan menyerah dan merasa malu. Apakah kau ingin menang dalam Olimpiade? Tentu saja, aku juga ingin karena itu luar biasa. Tetapi, periksalah rencana itu dari awal sampai akhir, dan jalanlan setelah itu, kau harus berlatih, berdiet ketat, menghindari aneka kue, melakukan serangkaian latihan secara teratur setiap hari pada musim panas atau musim dingin, tidak minum air dingin dan tidak ada anggur kecuali pada saat yang tepat: dengan kata lain, kau harus menyerahkan diri pada pelatih, sama seperti menyerahkan diri pada dokter. Lalu dalam pertandingan yang sesungguhnya, harus menggali bersama semua kontestan lain, dan mungkin tanganmu patah atau pergelangan kaki terkilir, kau menelan banyak pasir, dicambuk, tetapi tetap saja kalah
Jika sudah memikirkan ini, pergilah untuk bertanding jika masih ingin, tetapi kalau tidak memikirkannya terlebih dahulu akan bertingkah seperti anak kecil yang sebentar bermain gulat, lalu sebentar menjadi gladiator, lalu peniup terompet, lalu pemain panggung, kau akan seperti itu juga sekarang seorang atlet, kemduian gladiator, lalu orator, dan lalu filsuf tetapi tak ada yang dirimu seutuhnya. Kau seperti monyet yang menirukan apapun yang dilihat, karena satu demi satu semua itu menarik minat. Kau belum mengejar apapun berdasarkan pertimbangan atau setelah ulasan menyeluruh: kau mengacau dan tidak melakukan hal sepenuh hati
Ini sama seperti beberapa orang yang ingin belajar filsafat setelah melihat seorang filsuf dan mendengarnya bicara seperti Euphrates (walaupun tak seorang pun bisa benar bicara sepertinya), Sobatku tersayang, pikirkan dulu seperti apa itu, lalu pelajari sifat sendiri untuk melihat apakah kau siap melakukannya. Apakah benar ingin bertanding dalam pancalomba atau gulat? Jika demikian sebaiknya mengamati lengan, paha, pinggul, orang berbeda dalam apa yang secara alami cocok bagi mereka, apakah menurutmu kau bisa belajar filsafat, makan, dan minum seperti yang kini kau lakukan atau menjadi marah dan jengekl dengan cara yang sama? Kau harus tidak tidur, bekerja keras, menyingkir dari teman dan keluarga, tidak dihargai oleh budak muda, dicemooh, oleh orang di jalanan, dan semakin buruk dalam hal jabatan atau dimata hukum, dimana saja. Pikirakan semua ini lalu liat, apakah kau ingin menukarnya dengan ketenangan, kebebasan dan ketenteraman. Jiak tidak, jangan mendekati filsafat jangan seperti anak kecil yang mula bermain sebagai seorang filsuf, lalu pengumpul pajak, lalu orator, lalu pejabat kekaisaran. Profesi ini tidak sesuai, kau harus menjadi seorang pribadi, entah baik atau jahat. Kau harus selalu mengasah daya komando atau sesuatu yang material. Baik yang di dalam maupun diluar harus menjadi fokus upaya, yang berarti memainkan peran sebagai filsuf atau sebagai orang biasa
30. Tindakan yang layak dilakukan sebagian besar ditentukan oleh hubungan sosial. Jangan pikirkan mengapa dia berperilaku seperti itu, tetapi pikirkan apa yang harus kau lakukan untuk menjaga agar kehendak selaras dengan alam. Sesungguhnya tak seorangpun akan menyakiti tanpa persetujuan, hanya akan tersakiti jika berpikir disakiti, jadi biasakan untuk mempelajari hubungan sosial dengan tetangga, sesama warga negara, atau perwira militer maka akan menemukan hal yang tepat untuk dilakukan
31. Esensi penghormatan terhadap dewa, yang pertama, adalah memiliki keyakinan yang benar menyangkut keberadaan dan pengaturan mereka yang baik dan adil terhadap alam semesta dan kedua menempatkan diri untuk mematuhi emreka dan menerima apapun yang terjadi, menurutinya secara sukareal, dengan pemahaman bahwa apa yang terjadi telah ditakdirkan berdasarkan keputusna terbaik mereka. Dengan cara ini, tidak akan pernah menemukan kesalahan dewa, dan tidak akan menganggap mereka lalai. Tetapi penghormatan semacam itu tidak dimungkinkan kecuali jika menghilangkan kebaikan dan keburukan dari hal yang tidak tergantung pada kita dan menerapkan kedua hanya pada hal yang tergantung pada kita, karena jika menilai salah satu hal yang tidak tergantung pada kita sebagai baik atau buruk, maka setiap kali gagal mendapatkan apa yang tidak diinginkan, kau pasti akan menyalahkan dewa dan membenci mereka karena bertanggung jawab
Kau mengerti, sudah menjadi kodrat setiap makhluk untuk menghindari hal yang tampak membahayakan hal yang tampak membahayakan atau menimbulkan bahaya, dan untuk mengagumi dan mengejar hal yang bermanfaat atau membawa manfaat. Jika kau mengira diri tersakiti, kau tidak akan lagi bisa menikmati apa yang tampaknya menyakiti sama seperti tidak bisa menikmati sakit itu sendiri. Ayah difitnah oleh putranya, ketika dia tidak memberikan hal yang mereka pikir baik: dan inilah keyakinan bahwa memegang kekuasan eksklusif bagus yang memicu permusuhan antara Eteokles dan Polyneikes, dengan alasan sama, petani memfitnah dewa, dan pelaut melakukan hal sama juga pedagang dan orang yang kehilangan istri dan anak, dimanapun letak minat seseorang, disitu pula pemujaan mereka, maka jika berhati dengan memfokuskan keinginan dan keenggananmu di tempat seharunsya, juga akan sama hatinya menyangkut penghormatan. Bagaimanapun, sudah selayaknya setiap orang melakukan ritual keagamaan dan memberikan persembahan sebagaimana lazimnya, selama mereka bertindak dengan hati yang murni, bukan secara mekanis atau ceroboh, dan tidak secara buruk atau berlebihan
32. Setiap kali hartamu diambil, ingatlah bahwa kau tidak tahu secara persis apa yang akan terjadi (itulah sebabnya kau pergi berkonsultasi dengan peramal), tetapi jika kau benar seorang filsuf, kau tidak tahu hal macam apa itu, karena, jika iktu salah satu hal yang tidak tergantung pada kita, maka itu pasti secara mutlak tidak baik atau tidak buruk, jadi, jangan memproyeksikan keinginan atau keenggananmu pada peramal itu jika tidak kau akan datang kepadanya dalam keadaan sangat cemas, tetapi pergi dengan pemahaman bahwa setiap hasil selalu netral tidak ada yang membebani kecuali sebuah kesemptan, seperti apapun itu, untuk digunaakn sebaik mungkin dan tak seorang pun menghalangi
Maka, temuilah dewa sebagai penasihatmu dan pergilah dengan penuh keyakinan. Dan selanjutnya, ketika telah mendapat nasihat tertentu, ingat siapa yang kau anggap sebagai penasihat dan siapa yang akan kau abaikan jika tidak mematuhinya, pergilah menemui peramal dengan cara seperti Sokrates, yang dinilai benar karena menangani situasi di mana seluruh maksud pertanyaannya adalah untuk mengetahui apa yang akan terjadi, dan ketika nalar atau semua prosedur lain tidak bisa memberitahu apa yang sedang dihadapi. Maka, ketika harus menempouh risiko demi seorang teman atau negara, itu bukan topik untuk dikonsultasikan dengan peramal. Karena, seandainya pun peramal mengatakan bahwa semua pertandanya tidak menguntungkna, yang diramalkannya dengan jelas hanya kematian atau cedera tubuh atau pengasingan, tetapi, nalar mensyaratkan bahwa bahkan dalam keadaan ini, kau harus mendukung teman dan menempuh risiko demi negara. Jadi perhatikanlah peramal hebat Psythian Apollo. Dia mengusir dari kuil orang yang tidak menolong temannya yang dibunuh
33. Tetapkanlah sekarang karakter dan indetitas yang jelas untuk dirimu sendiri, yang hendak kau pertahankan, tak peduli sedang sendirian atau bersama orang lain
Sebiasa mungkin, tetap diam atau juga percakapan seperlunya saja, tetapi pada kesempatan langka ketika situasi memerlukan, terlihatlah dalam percakapan, tetapi bukan mengenai topik remeh seperti gladiator atau pacuan kuda atau atlet atau makanan atau minumkan hal yang selalu muncul dalam percakapan: dan terutam jangan mengkritik atau menyanjung atau menilai orang. Lewat percakapan sendiri, jika bisa tuntun percakapan teman ke arah yang pas, jika kau mendapati diri sendirian di antara orang asing, tetap diam, jangan terlalu banyak atau sering tertawa, dan tetap terkendali, tolaklah untuk bersumpah atau jika mustahil, tolak sebisamu
Izinkanlah dirimu untuk tidak menghadiri jamuan makan maalm yang diselenggarakan oleh orang di luar lingkaran, tetapi kalau kau harus hadir, sangat berhati agar tidak tergelincir mengikuti cara mereka. Kekasaran seorang teman pasti menulari orang yang sedang bersamanya, tak peduli betapa santunnya orang itu. Dalam hal yang berkaitan dengan tubuh makanan, minuman, pakaian, rumah dan pelayan ambil yang kau perlukan saja, dan tinggalkan semua yang hanya untuk pamer dan kemewahan
Sedangkan menyangkut seks, sebisa mungkin pantanglah sebelum menikah dan jika tetap melakukannya jangan lakukan yang tidak bisa diterima masyarakat. Tetapi, jangan mencampuri kehidupan seks orang lain atau mengkritik mereka dan jangan mengumumkan pertarakanmu
Jika diberitahu bahwa seseorang berbicara buruk mengenaimu, tak perlu membela diri terhadap cerita, tetapi jawab saja: jelaslah dia tidak tahu kesalahanku yang lain, atau bisa jadi dia bakal menyebutkannya saja. Kau tidak perlu tampil berlebihan dalam pertandingan umum, tetapi jika itu diperlukan, jangan biarkan orang melihat mendukung salah satu pihak, kecuali pihak sendiri, maksudku kau ahrus menginginkan hasilnya persis seperti apa yang terjadi pemenangnya adalah si pemenang. Dengan cara ini, kau tidak akan kecewa. Tahan dirimu sepenuhnya untuk tidak meneriaki atau menertawakan siapa saja untuk menjadi sangat terlibat. Setelah pergi, batasi ceritamu mengenai peristiwa itu pada pengalaman yang menyangkut perkenbangan diri sendiri, jika tidak orang akan mengira bahwa kau terkesan oleh pertunjukan itu
Jangan datang dengan sambil lalu atau dengan kepala kosong ke ceramah umum, tetapi ketika kau memang menghadirinya, berperilakulah dengan santun, serius, dan tidak membuat onar. Setiap kali kau pergi menemui seseorang, terutama orang yang dianggap penting, tanya diri sendiri apa yang akan dilakukan Sokrates atau Zeno dalam keadaan ini, kau tidak akan mengalami kesulitan dalam menangani situasi itu secara tepat. Dan ketika kau menghadap seorang pejabat tinggi, bayangkan kau tidak mendapati dia dirumahnya, bahwa kau tidak dibukakan pintu, bahwa pintu itu dibanting menutup di hadapanmu, dan bahwa dia mengabaikanmu, tetapi kendali semua itu kau tetap harus pergi, terima saja itu dan pergi tanpa membatin, ini sama sekali tidak pantas dilakukan. Itulah yang dilakukan orang biasa, yang marah hanya karena keadaan
Jika sedang bersama orang lain, jangan bicara panjang lebar mengenai yang kau lakukan atas petualanganmu sendiri. Mungkin menyenangkan bagimu untuk menceritakannya kembali, tetapi orang lain kurang antusias mendengar apa yang terjadi padamu, dan jangan mencoba untuk melucu, itu bisa dengan mudah terjerumus ke dalam ketidaksoapnan dan juga bisa membuat tetangga berpikir kurang baik mengenaimu, berhatilah juga untuk tidak memancing pembicaraan cabul. Jika dan ketika hal semacam itu terjadi, tegurlah orang yang memulainya. Jika kau bisa menemukan momen yang tepat, dan jika tidak tunjukkan ketidaksukanmu terhadap pembicaraan tetap diam, tersipu, dan mengernyit
34. Setiap kali kesan kenikmatan tertentu bebersit di benakmu, jagalah diri agar tidak terhanyut olehnya, sebagaimana yang harus kau lakukan terhadap semua kesan secara umum. Biarkan kesan itu menunggu sebenatar, dan beri diri jeda. Lalu pikirkan dua saat berikut ini yang pertama adalah ketika kau hendak meneguk kenikmatan itu, lalu yang kedua hendak meneguk kenikmatan, lalu yang kedua adalah saat setelahnya, ketika kau menyesal dan marah terhadap driimu sendiri. Kini bandingkan dua momen itu dengan suka cita dan rasa puas diri dapat jika kau bisa menghindarinya akan tetapi seandainya kau merasa itu adalah momen tepat untuk merasakannya, berhatilah agar kau tidak dikuasai oleh pesona, kemanisan, dan daya pikat, pikirkan betapa akan terasa jauh lebih baik menyadari bahwa kau telah meraih kemenangan ini
35. Setiap kali melakukan sesuatu yang telah diputuskan harus dilakukan, janga pernah berusaha menghindar untuk tidak terlihat melakukannya, pun jika kebanyakan orang mungkin tidak menyetujuinya, tentu saja jika itu tindakan yang keliru, jangan dilakukan, tetapi jika itu benar, mengapa takut terhadap orang yang kritiknya meleset dari sasaran?
36. Kau bisa menyusun pernyataan disjungtif yang valid dari proposisi terpisah ini siang dan ini malam secara terpisah, entah ini siang atau maalm, tetapi pernyataan konjungtifnya ini siang dan ini malam, benar tidak valid. Sama halnya di sebuah pesta makan malam, memilih porsi yang lebih besar mungkin baik untuk tubuh tetapi itu buruk untuk menjaga sikap keramahan yang diperlukan dalam kesempaan itu, jadi ketika bersantap malam dengan seseorang, ingat untuk tidak memperhatikan manfaat hidangan itu untuk tubuh, tetapi juga menunjukkan penghormatan kepada tuan rumah
37. Jika mengambil peran melebihi kapasits, kau telah merendahkan diri sendiri di dalamnya dan juga melewatkan peran yang dibawakan secara terhormat
38. berhati ketika berjalan agar tidak menginjak paku atau terkilir, jadi kau harus berhati untuk tidak membahayakan kecakapanmu yang utama, jika aturan ini kita terapakan dalam setiap tindakan, kita bakal melakukan apapun dengan lebih aman
39. Tubuh adalah ukuran yang tepat untuk kerakusan setiap orang, sama seperti kaki adalah ukuran untuk sepatu. Jika kau ikuti aturan ini, kau akan melanggarnya, bisa dibilang pada akhirnya kau pasti akan jatuh ke jurang, begitulah singkatnya. Ini sama seperti sepatu, jika melampui kaki, pertama muncul sepatu bersepuh emas, lalu sepatu berbordir ungu. Begitu kau melampui ukuran itu tidak ada lagi batasnya
40. begitu berusai empat belas, perempuan disebut nona oleh kaum lelaki, jadi, ketika mereka melihat bahwa kemungkinan yang mereka miliki hanya pergi tidur dengan kaum lelaki, mereka mulai merias diri dan menaruh harapan pada penampilan mereka. Mereka harus memahami, dasar sejati untuk dihormati adalah tampil sopan dan bersahaja
41. Suatu tanda kecenderungan watak yang kasar adalah menghabiskan sebagian besar waktu untuk fungsi jasmani seperti olahraga, makan, minum, buang air besar, dan bersetubuh. Semua kegiatan itu adalah hal yang dilakukan sambil lalu saja. Semua perhatian terus terarah pada pikiran
42. Setiap kali orang memperlakukan dengan buruk atau mengkritik, ingat bahwa mereka hanya melakukan dan mengatakan apa yang mereka pikir tepat untuk mereka, mereka tidak bisa mengikuti pendapatmu, melainkan hanya pendapat mereka sendiri, jadi pendapat mereka tidak benar, merekalah yang mengalami bahaya karena mereka keliru. Ketika seseorang menganggap keliru pernyataan konjungtif menghadapi keliru pernyataan konjungtif yang benar, yang mengalami bahaya bukan pernyataan, tetapi hanya orang yang membuat kesalahan, jika kau mulai dari posisi, akan bermurah hati terhadap para pengkritik, dan selalu mengatakan diri sendiri, itulah yang mereka pikiran
43. Setiap situasi bisa dibilang punya dua kendali, yang satu menjadikannya mempertahankan dan yang satunya tak tertahankan, jika saudara lelakimu memperlakukanmu dengan buruk, jangan memsuatkan perhatian pada perlakuan buruk itu kendali situasi yang membuatnya tak tertahankan tetapi fokus pada kendali yang satu lagi bahwa dia adalah saudara lakimu, bocah yang dibesarkan bersamamu lalu kau akan fokus pada situasi itu dengan cara yang membuatnya tertahankan
44. Simpulan ini tidak valid, Aku lebih kaya daripadamu, karenanya aku lebih baik daripadamu, dan aku lebih fasih daripadamu, karenanya aku lebih baik daripapdamu, akan tetapi simpulan berikut ini lebih menyakinkan: Aku lebih kaya daripadamu, karenanya propertiku lebih baik daripada propertimu, atau Aku lebih fasih daripadamu, karenanya diksiku lebih baik daripada diksimu, tetapi kau sendiri bukan properti atau diksi
45. Jika orang mandi secara tergesa jangan mengkritik mereka karena cara mandi, tetapi katakan bahwa mereka melakukannya dengan tergesa. Jika mereka minum banyak anggur, jangan mengkritik mereka karena cara minum mereka, tetapi katakan bahwa mereka minum banyak, sebelum kau tahu alasan mereka, bagaimana kau bisa tahu apakah mereka bertindak secara keliru. Dengan cara ini kau tidak menggabungkan kesan yang pasti sebuah situasi dengan pengesahan terhadap sesuatu yang lain yang tidak memiliki kepastian
46. Jangan pernah menggambarkan diri sebagai filsuf atau bicara banyak diantara orang biasa mengenai prinsip filosofis, lakukan apa yang ditentukan oleh prinsip itu. Dalam jamuan makan malam, misalnya jangan membahas tata krama meja makan, tetapi makan saja dengan baik. Ingat bahwa Sokrates begitu bersahaja sehingga orang datang kepadanya ketika ingin diperkenalkan dengan para filsuf, dan dia membawa mereka dia sangat tidak keberatan tidak dianggap sebagai filsuf, jika percakapan beralih pada masalah filosofis, sebisa mungkin tetap diam, karena ada risiko besar bahwa akan langsung memuntahkan apa yang belum diserap sepenuhnya, ketika keheningan dianggap ketidaktahuan dan tidak keheninganmu dianggap ketidaktahuan dan tidak bereaksi, maka percaya, telah membuat awal yang nyata dalam urusan filosofis, domba tidak menunjukkan seberapa banyak mereka makan dengan membawa makanan mereka kepada penggembala, hewan itu mencernanya di dalam tubuhm dan dari tubuh keluar wol dan susu. Maka dalam kasus, jangan memamerkan prinsip filosofis kepada orang biasa, tetapi tunjukkan tindakan yang berasal dari sana, begitu prinsip telah diserap
47. Ketika telah membiasakan tubuh dengan diet ketat, jangan menyombongkannya dan jika hanya minum air, jangan menyebarkan fakta sepanjang waktu, dan jika ingin mengikuti latihan ketahanan, lakukan itu untuk diri sendiri dan bukan untuk dilihat dunia. Jangan terlihat diluar *memeluk patung. Jika sangat haus, kau bisa menyesap air dingin dan meludahkannya tetapi tanpa memberitahu tahu siapapun
48. Sikap dan ciri khas orang biasa adalah tak pernah mencari bantuan atau bahaya dari diri mereka sendiri, tetapi hanya dari hal yang ada diluar, sikap dan ciri khas filsuf adalah hanya mencari bantuan dan bahaya dari diri mereka sendiri. Tanda orang yang membuat kemajuan adalah: tidak mengkritik siapapun, tidak memuduh siapapun dan tidak mengucapkan apapun mengenai diri sendiri untuk menunjukkan bahwa dia adalah orang penting atau mengetahui sesuatu, setiap kali orang semacam itu merasa frustasi atau mengalami kendala. Dia menuduh dirinya sendiri, jika dipuji, dia menertawakan dirinya sendiri di hadapan orang yang memujinya dan dikritik, dia tidak mempertahankan diri, dia pergi berkeliling seperti seorang pasien, berhati untuk tidak mencenderai salah satu tungkai itu menjadi kuat sepenuhnya. Dia mengusir semua keinginan dan dia memindhakan keenganannnya pada hal secara alami tidak menyenangkan dan tergantung pada kita. Dia santai dalam semua motivasi, dia tidak peduli apakah dirinya tampak tolol atau tidak tahu. Dengan kata lain, dia mengawasi dirinya sendiri seakan dia adalah musuh dirinya sendiri yang sedang merencanakan serangan
49. Setiap kali orang membanggakan kemampuan mereka memahami dan menjelaskan buku Chrysippus, katakan kepada diri sendiri: seandainya Chrysippus tidak menulis secara membingungkan, mereka tidak punya sesuatupun untuk dibanggakan, lalu apa yang kuinginkan untuk diriku sendiri? Aku ingin memahami aalm dan mengikuti petunjuknya, jadi aku mencari seseorang agar menafsirkan alam untukku dan ketika mendengar bahwa Chrysippus bisa melakukan itu, aku pergi menemuinya, namun aku tidak memahami tulisannya jadi aku mencari penafsir tulisan, sejauh ini tidak ada yang bisa dibanggakan dari diriku. Setelah menemukan penafsir, aku masih harus mempraktikkan aturan itulah satunya hal yang bisa dibanggakan. Namun, jika apa yang mengesankanku hanya tindakan menafsirkan itu sendiri, aku akan berakhir sebagai cendekiawan sastra dan bukan filsuf, hanya saja aku menafsirkan Chrysippus alih Homer, oleh karena itu alih menunjukkan kebahagiaan ketika diminta menguraikan Chrysippus aku tersipu oleh ketidakmampuanku menunjukkan jenis tindakan yang sesuai dengan pernyataannya
50. Dalam semua rencana, patuhi mereka sebagai aturan yang benar keliru untuk dilanggar, sedangkan menyangkut apa saja yang mungkin dikatakan orang mengenaimu, abaikan saja hal itu karena itu bukan milikmu
51. Berapa lama kau akan menunda berpikir bahwa dirimu layak mendapat yang terbaik dan menjadikan nalar sebagai prinsip kita yang menentukan dalam segala hal? Kau telah menerima prinsip yang harus di dukung, dan kau telah mendukungnya, maka guru macam apa yang masih kau tunggu, agar kau bisa membebankan perbaikan dirimu kepadanya? Kau bukan bocah lagi, tetapi sudah menjadi manusia dewasa seutuhnya, jika kini kau ceroboh, malas, dan selalu menunda serta menetapkan esok lusa dan hari berikutnya sebagai saat kau akan menangani dirimu sendiri, kau tidak akan bisa melihat bahwa kau tidak membuat kemajuan tetapi mengbabiskan seluruh hidup sebagai orang biasa hingga kau mati. Maka, saat ini anggapalah dirimu layak untuk hidup sebagai orang dewasa yang membuat kemajuan dan gunakan pandangan mengenai yang terbaik untuk menjadi aturan yang tak pernah kau langgar, dan apapun yang dihadapi, yang menyakitkan atau menyenangkna, populer atau tidak populer. Ingat bahwa sekarang pertandingannya dan saat inilah pertandingan Olimpiade, dan bahwa penundaan bukan lagi pilihan, dan bahwa kemajuan akan selamat atau hancur oleh satu hari atau satu tindakan. Dengan cara seperti itu Sokrates menyempurnakan dirinya sendiri, dengan tidak menghadirkan apapun kecuali nalar dalam segala yang dihadapinya. Kau sendiri juga walaupun kau belum menjadi Sokrates harus hidup seperti seseorang yang ingin menjadi Sokrates
52. Area filsafat yang pertama dan terpenting adalah penerapan prinsip misalnya jangan berbohong. Area kedua menangani pembuktian mereka, misalnya dasar untuk prinsip bahwa seseorang tidak boleh berbohong. Yang ketiga adalah bidang yang menegaskan dan menganalsisi pembuktian, misalnya menyelidiki apa yang menjadikan ini sebagai bukti, bukti macam apakah ini, dan apa validitas, kontradiksi, kebenaran, dan kekeliruannya, oleh karena itu area ketiga diperlukan karena area pertama tetapi yang pertama yang terpenting dan harus dipatuhi, walaupun sesungguhnya kita melakukan kebalikannya, kita menghabiskan waktu untuk area ketiga, memusatkan segenap keantusiasan kita padanya, dan mengabaikan area pertama seluruhnya. Hasilnya, adalah kita mengucapkan kebohongan pada saat kita siap untuk mengemukakan bukti bahwa kita tidak boleh berbohong
53. Dalam setiap kesempatan, kita harus memegang kutipan:
Bimbing aku, O Zeus, dan engkau O, Takdir
Kemanapun engkau mengutusku
Aku akan mengikutiku tanpa goyah
Tapi jika, aku menjadi lemah
Ingin menghindar, aku tetap akan mengikuti
Siapapun yang mematuhi dengan mulia dan setia
Kita anggap bijak dan mengetahui segala yang ilahi
Ah, Crition jika kematianku
Menyenangkan dewa maka terjadilah
Anytus dan Meletus (orang Athena penuntut Sokrates) bisa membunuhku
Tetapi mereka tidak bisa menyakitiku
Dari Discourses
1. Belajar menghormati segala sesuatu sebagaimana adanya
Orang yang sedang menempuh pendidikan seharusnya melalui protes dengan tujuan:
Bagaimana aku bisa mengikuti dewa dalam segalanya, bagaimana aku bisa puas dengan pengarahan ilahi, dan bagaiman aku bisa menjadi bebas?
Oh kau bebas jika yang terjadi tak satu pun bertentangan dengan kehendak dan jika tak seorang pun bisa menghalangi
Apa artinya itu? Apakah kau hendak mengatakan bahwa kebebasan adalah kegilaan?
Tentu saja tidak. Kebebasan dan kegilaan tidak bisa berjalan bersama
Tapi aku ingin setiap keinginnaku terkabul, sesinting apapun itu tampaknya
Kau benar gila, kau meracau. Tidaklah kau tahu bahwa, kebebasan adalah sesuatu yang baik dan menganggumkan? Sebegitu semaunya dengan keinginan hasrat terpenuhi sama saja dengan kebalikan dari baik, benar memalukan malah. Coba renungkan bagaimana menata huruf, apakah aku ingin menulis nama dengan cara yang kusuka? Tidak aku diajarkan untuk menyukai bagaimana nama itu seharusnya. Bagaimana dengan musik? Sama persis, dan begitu juga umumnya setiap kali menyangkut keterampilan atau keahlian. Jika tidak, jika pengetahuan disesuaikan dengan keinginna tiap orang maka tidak akan ada gunanya mempelajari siapapun, kalau begitu, apakah hanya disini, di dalam sesuatu yang terbesar dan terpenting yaitu kebebasan, aku diperbolehkan punya keinginan sesukaku? Sama sekali tidak! Persis karena pendidikan adalah belajar menginginkan agar segala sesuatu terjadi sebagaimana itu terjadi dan bagaimana itu terjadi? Menurut pengaturan dia yang telah mengaturnya. Dia telah mengatur ada musim panas dan musim dingin, kelimpahan dan packelik, kebajikan dan kejahatan dan semua yang berlawanan demi keselarasan alam semesta, dan dia telah memberi masing sebuah tubuh, bagian tubuh, dan harta serta sesama manusia
Sesudah menyadari pengaturan ini, harus kembali kepada pendidikan, bukan untuk mengubah keadaan karena hal itu tidak dianugerahkan kepada kita dan juga tidak akan lebih baik tetapi agar dengan segala yang ada disekitar kita sebagaimana adanya dan sebagaimana kodrat mereka, kita bisa menata pikiran kita tetap selaras dengan apa yang terjadi
Kalau begitu, katakan kepadaku. Mungkinkan untuk menghindari orang?
Bagaimana mungkin itu terjadi?
Tapi mungkinka mengubah mereka dengan menjadi bagian dari mereka?
Siapa yang memberi pilihan itu?
Apa lagi yang ada disana kalian begitu dan sumber daya apa yang bisa didapatkan untuk berurusan dengan mereka?
Sumber daya dengannya mereka akan melakukan apa yang tampak baik untuk mereka, tetapi tentu juga harus selaras dengna alam, meski demikian tidak bahagia dan merasa kurang puas, kalau sendirian, kau menyebutnya pengucilan, tetapi kalau sedang bersama, kau memanggil orang itu penipu dan perampok, kau bahkan mencari kesalahan orang tua, anak, saudara, dan tetangga. Tetapi ketika sendiri, kau harus menyebutnya kedamaian dan kebebasan dan menyamakan dirimu dengan dewa. Dan ketika sedang dalam kelompok, jangan kau menyebutnya kerumunan, gerombolan, dan ketidaknyaman, tetapi sebuah pesta dan festival, dan dengan demikian menerima segalanya dengan riang
Kalau begitu, apa hukuman bagi merek ayang tidak mau menerima
Menjadi perisi seperti mereka
Orang tidak suka sendirian
Biarkan dia terkucil
Dia tidak menyukai orangtuanya
Biarlah dia menjadi anak yang tidak baik dan suka mengeluh
Dia tidak menyukai anakanya
Biarlah dia menjadi ayah buruk
Jebloskan dia ke penjara?
Penjara apa? Maksudmu tempatnya yang sekarang, karena dia disana itu bertentangan dengan kehendaknya dan di manapun seseorang berada selama itu bertentangan dengan kehendaknya, maka dia berada dalam penjara. Begitulah Sokrates tidak berada di penjara karena dia disana secara sukarela
2. Kebebasan dari tekanan emosiona
Apakah buah dari doktrin Stoik ini?
Sesuatu yang harus terbaik dan hasil paling tepat untuk orang yang memperoleh pendidikan sejati ketenteraman, keberanian, dan kebebasan. Karena, untuk perkara ini tidak boleh mempercayai banyak orang yang mengatakan bahwa pendidikan hanya tersedia bagi orang bebas, tetapi mempercayai para filsuf yang mengatakan bahwa hanya orang berpendidikan bebas
Apa maksudnya itu?
Yah, tanyalah pada diri sendiri tentang kebebasdan pada masa kita ini, bukan kebebasan jelas terkandung dalam daya untuk hidup sesuai keinginan kita?
Benar sekali
Kalau begitu, katakan, apakah kalian ingin hidup dalam kesesatan?
Kami tidak ingin
Itu benar, tak seorang pun bebas jika hidup dalam kesesatan. Apakah kalian ingin hidup dalam ketakutan, penderitaan dan kekacauan?
Jelas tidak
Jadi tak seorangpun bebas jika berada dalam ketakutan atau penderitaan atau kekacauan, tetapi orang yang dibebaskan dari penderitaan, ketakutan, dan kekacauan juga dibebaskan dari perbudakan lewat proses yang sama persis
3. Kebebasan dari perbudakan
Apakah menurutmu kebebasan adalah sesaut yang mulia dan berharga?
Tentu saja
Mungkinkah kau tunduk jika mendapat hal yang agung, berharga, dan mulia semacam itu?
Tidak
Jadi, setiap kali melihat seseorang merendahkan atau menyanjung orang lain dengan tidak tulus, kau bisa dengan yakin mengatakan bahwa orang ini juga tidak bebas, dan bukan hanya jika dia melakukan itu demi mendapatkan sedikit makanan tetapi bahkan jika dia melalukan itu demi mendapatkan sedikit maknan, tetapi bahkan jika berharap mendaaptkan jabatan gubernur atau konsul. Sebutlah orang yang bertindak sebagai budak kecil, dan sebut yang satu lagi, selayaknya mereka, sebagai budak dalam skala besar
Kau benar lagi
Apakah menurutmu kebebasan adalah sesuatu yang berada dalam kekuasaan orang itu sendiri dan ditentukan oleh orang itu sendiri?
Tentu saja
Maka, kau bisa dengan yakin mengataakn bahwa tak seorang pun bebas jika orang lain punya kekuasan untuk menghalangi dan memaksanya, dan jangan pertimbangkan silsilah keluarganya, atau memeriksa apakah dia pernah dibeli atau dijual, tetapi jika kau mendengarnya berkata, ya Pak, kepada diri sendiri dan dengan penuh perasaan, sebutlah dia budak walaupun dia diiringi oleh serombongan pengawal konsul. Dan jika mendengarnya berkata, Diriku yang malang,betapa banyak yang kuderita, sebutlah dia budak, singkatnya, jika kau melihatnya meratap, mengeluh, dan tidak bahagia, sebutlah dia budak dalam pakaian resmi. Namun jika dia tidak melakukan hal jangan sebut dia bebas berlebih dulu, tetapi selidiki penilaiannya untuk melihat apakah ada yang tunduk pada paksaan atau halangan atau ketidakbahagiaan dan jika kau mendapatinya sebagai orang semacam itu, sebut dia budak yang sedang berlibur di *Saturnalia, dan katakan bahwa majikannya sedang pergi, majikannya akan segera kembali, lalu kau akan tahu seperti apa penderitaan orang ini
Siapa yang akan kembali?
Semua orang yang punya wewenang atas apa saja yang diinginkan orang itu, baik untuk mendapatkannya untuk orang itu atau mengambilnya dari orang itu
Siapa yang akan kembali?
Semua orang yang punya wewenang atas apa saja yang diinginkan orang itu baik untuk mendapatkannya untuk orang itu atau mengambilnya dari orang itu
Kalau begitu apakah kita punya begitu banyak majikan?
Oh ya! Sebelum orang, kita punya majikan dalam bentuk keadaan dan ini ada banyak
Maka, karena itu, setiap orang yang punya wewenang atas salah satu keadaan kita pasti majikan. Kau tahu, Kaisar sendiri bukan apa yang ditkauti orang, mereka takut pada kematian, pengasingan, penyitaan harta, penjara, kehilangan kewarganegaraan, sama halnya tak seorang pun mencintai Kaisar, kecuali jika dia kebetulan adalah orang yang luar biasa, yang dicintai adalah kekayaan dan kedudukan tinggi dalam pemerintahan atau dinas militer. Setiap kali sesuatu itu adalah segala yang kita cintai dan benci dan takuti, sudah barang tentu siapapun yang memiliki wewenang atas semua itu adalah majikan
4. Kebebasan untuk menyetujui tanpa halangan
Mungkinkah seseorang yang menghasrati sesuatu yang tergantung pada orang lain tidak menghadapi halangan?
Tidak
Mungkinkah mereka tidak memiliki batasan?
Tidak
Maka, mereka juga tidak bisa bebas. Jadi, coba pikirkan: apakah kita tidak punya apapun yang hanya tergantung pada kita, atau apakah semua seperti itu atau sebagain tergantung pada kita dan sebagian lain tergantung pada orang lain?
Bagaimana maksudmu?
Ketika kau ingin tubuhmu benar sehat, apakah itu tergantung padamu atau tidak?
Itu tidak tergantung padaku
Dan, ketika kau menginginkan tubuhmu bugar?
Itu juga tidak tergantung padaku
Dan, ketika kau menginginkan agar tubuhmu bagus?
Juga tidak
Dan ketika kau menginginkannya hidup atau mati?
Itu juga tidak
Oleh karena itu, tubuhmu bukan harta milikmu sendiri. Tubuhmu bergantung pada semua yang lebih kuat daripada tubuh itu sendiri
Pasti
Dan apakah tergantung padamu untuk punya tanah kapanpun kau mau, untuk jangka waktu tertentu seperti yang kau mau, dengan kondisi juga kau mau?
tidak
Dan, apakah hal itu juga berlaku untuk budak, pakaian, rumah, dan kuda
Semua itu juga tidak bergantung padaku
Dan seandainya, melebihi segalaya, kau ingin istri atau anak atau saudara atau temanmu tetap hidup, apakah ini hanya tergantung padamu?
Tidak
Maka, apakah kau tidak punya apa – apa yang bisa kau tentukan sendiri yang hanya tergantung padamu, atau punyakah kau hal semacam itu?
Aku tidak tahu
Yah, coba lihatlah dengan cara seperti itu, lalu renungkan. Bisakah seseorang membuatmu, menyetujui sesautu yang tidak benar?
Tak seorang pun bisa
Maka, dalam hal persetujuan, kau tak punya kendala dan batasan
Pasti
Ayo kita lanjutkan: bisakah orang memaksa untuk memiliki dorongan terhadap sesuatu yang tidak diiinginkan?
Bisa: setiap kali mereka mengancamku dengan kematian atau dengan belenggu, mereka memaksa untuk memiliki dorongan semacam itu
Tapi seandainya kau tidak menganggap penting kematian dan belenggu: apakah kau masih akan memberikan perhatian kepada mereka?
Tidak
Maka, apakah menganggap tak penting kematian itu tindakanmu sendiri, atau apakah itu bukan milikmu?
Itu milikku
Jadi, terdorong akan sesuatu apakah juga adalah keputusanmu sendiri, atau bukan?
Pasti milikku
Dan penolakan terhadap sesuatu? Itu juga milikmu
Bagaimana jika aku terdorong untuk berjalan, tetapi orang lain menghalangiku
Bagian tanpa mana darimu yang akan mereka halangi? Pasti bukan persetujuanmu kan?
Tidak, tetapi tubuhku yang malang
Ya, sama seperti mereka menghalangi batu
Biarlah, begitu, tetapi faktanya, aku tidak melanjutkan jalanku
Dan siapa yang memberitahumu, aoakah berjalan tanpa halangan itu adalah keputusanmu? Aku hendak mengatakan kepadamu bahwa satunya hal yang tak terhalang adalah dorongan. Setiap kali ada kebutuhan bagi tubuh dan kerja sama tubuh, kau sudah lama mendenga bahwa semua itu bukanlah milikmu
Itu aku juga yakin
Bisakah seseorang memaksamu untuk menghasrati sesuatu yang tidak kau inginkan?
Tak seorang pun bisa
Bisakah orang menjatuhkan paksaan terhadap maksud dan tujuana tau jika bicara secara umu, bisakah orang memanipulasi caramu menangani kesan yang kau alami?
Tidak juga tetapi ketika aku benar menghasrati sesuatu, mereka akan menghentikanku agar tidak mendapatkan apa yang kuinginkan
Tetapi bagaimana mereka akan menghentikanmu jika kau menghasrati sesuatu yang merupakan milikmu sendiri dan tak ada yang menghalangi
Sama sekali tidak bisa
Jadi, siapa yang mengatakan kepadamu bahwa kau bisa bebas dari kendala jika kau menginginkan hal yang bukan milikmu?
Kalau begitu, aku tidak boleh menghasrati kesehatan?
Jelas tidak boleh, juga segala yang bukan milikmu, karena tidak ada yang menjadi milikmu jika tidak tergantung padamu untuk mendapatkan atau mempertahankannya kapanpun kau menginginkannya. Singkirkan tanganmu darinya, tetapi yang terutama dan terpenting jauhkan keinginanmu. Jika tidak, kau akan menyerahkan dirimu pada perbudakan dan menyorongkan leher pada kuk kalau kau mengagumi apa yang bukan milikmu dan sangat menginginkan apa yang tergantung pada orang lain dan fana
Bukankah tanganku milikku?
Itu bagian darimu, tetapi pada kodratnya itu lempung, tunduk pada halangan dan paksaan, budak dari semua yang lebih kuat. Dan mengapa kusebut tangamu di hadapanmu? Kau harus memperlakuakn seluruh tubuhmu seperti keledai kecil kelebihan beban, selama itu memungkinkan dan diperbolehkan untukmu. Tetapi, jika keledai itu dipaksa melayani umum dan seorang tentara merampasnya, biarkan saja dan jangan melawan atau menggerutu. Jika tidak, kau akan dipukul dan tetap saja kehilangan keledai karena sikap inilah yang harus kau miliki terhadap tubuhmu, coba pertimbangkan apa yang harus kau lakukan sehubungan dengan semua yang didaapt seseorang demi tubuh, karena tubuh adalah keledai kecil, maka semua hal lain adaalh tali kekang, pelana, sepatu, gandum barli, dan jerami untuk kedelai itu, relakan mereka juga. Singkirkan mereka lebih cepat dan lebih mudah daripada keledai itu sendiri
5. Tahu apa yang diinginkan
Segala sesuatu dimanapun adalah fana dan rapuh. Jika terikat dengan beberapa di antaranya, sekalipun sedikit, kau pasti akan gelisah dan berkecil hati, menjadi mangsa kecemasan dan tertekan. Kau akan memiliki hasrat yang tak terpenuhi dan keengganan yang justru terwujud sepenuhnya. Maka, tidakkah kita bersedia mempertahankan satunya keamanan yang diberikan kepada kita melupakan hal yang fana dan memperbudak, dan mengupayakan hal yang kekal dan pada dasarnya bebas? Tidakkah ingat bahwa tak seorang pun memberikat mudarat atau manfaat pada orang lain, tetapi bahwa penyebab kedua hal itu adalah penilaian. Penelitian itulah yang membahayakan dan menghancurkan, inilah yang disebut pertempuran, inilah yang disebut perjuangan, dan inilah yang disebut perang
Yang membuat *Eteokles dan Polyneikes menjadi musuh bebuyutan seperti itu hanyalah ini penilaian mereka menyangkut kerajaan dan penilaian mereka mengenai pengasingan. Mereka menilai yang kedua sebagai terburuk di antara yang buruk sementara yang pertama sebagai yang terbaik dari yang baik, ini sifat semua orang mengejar yang baik dan menghindari yang buruk, dan menganggap orang yang merampas kita dari yang pertama dan memberi kita yang kedua sebagai musuh dan penipu, walaupun dia seorang saudara, atau putra atau satu ayah, karena tidak ada yang lebih dekat hubungannya dengan kita selain yang baik
Jadi, jika apa – apa adalah baik dan buruk, maka tidak ada ayah yang dicintai oleh putranya dan tidak ada saudara yang dicintai oleh sesama saudaranya, tetapi semua dipenuhi musuh, penipu, dan mata – mata. Tetapi jika kehendak yang benar adalah satunya hal baik dan kehendak yang keliru aalah satunya hal buruk, tempat apa untuk penganiayaan? Tentang apa? Tentang sesuatu yang tidak berarti bagi kita? Melawan siapa? Melawan orang yang tidak tahu, melawan orang yang malang, melawan orang yang sudah ditipu tentang apa hal terpenting?
6. Kebebasan kehendak
Dengar sobatku, kau punya kehedak yang secara alami tak terkendala dan tak terkekang. Aku tak akan membuktikkannya kepadamu, pertama dalam ranah persetujuan. Bisakah orang yang mencegahmu untuk menyetujui sebuah kebenaran?
Tak seorang pun bisa
Bisakah orang memaksamu untuk menerima sebuah kekeliruan?
Tak seorang pun bisa
Apakah kau mengerti bahwa dalam ranah ini kau punya kehendak yang tak terkendala, tak terkekang, tak terhalang?
Nah, apakah ini berbeda dalam ranah keinginan dan motivasi? Apa yang bisa mengalahkan suatu dorongan kecuali dorongan lain? Apa yang bisa mengalahkan sebuah keinginna atau keengganan kecuali keinginana atau keengganan lain?
Tapi, jika orang mengancamku dengan ketakutan akan kematian, mereka sungguh memaksaku
Yang memaksamu bukan ancamannya tetapi keputusanmu bahwa lebih baik melakukan sesuatu yang lain daripada mati. Maka,sekali lagi, penilaianmu yang memaksamu dengan kata lain, kehendak memaksamu dengan kata lain, kehendak memaksa kehendak, karena jika Dewa dalam mengambil miliknya yang istimiewa yang telah dia anugerahkan kepada kita, telah merancangnya agar terkendala atau terkekang oleh dirinya sendiri atau oleh sesautu yang lain, maka dia bukan lagi Dewa atau tidak lagi memelihara kita seperti yang seharunsya, jika kau sungguh menghendakinya, maka kau bebas, jika kau sungguh menghendakinya, maka kau tidak akan menyalahkan siapa pun, menuduh siapapun, dan segalanya akan selaras dengan penilaianmu sendiri dan penilaian Dewa
7. Menggunakan kesan dengan benar
Kita dianugerahi banyak sifat yang secara unik diperlukan oleh makhluk rasional, tetapi seperti yang akan kau ketahui, kita juga memiliki banyak kecakapan yang sama dengan hewan yang tidak punya kemampuan bernalar
Apakah mereka juga memperhatikan, apa yang terjadi?
Jelas tidak, menggunakan da memperhatikan adalah dua hal yang sangat berbeda. Dewa memerlukan hewan lain sebagai makhluk yang menggunakan kesan mereka, dia memerlukan kita sebagai makhluk yang memperhatikan bagaimana kita menggunakan kesan. Maka cukuplah, bagi mereka untuk makan dan minum dan beristirahat dan bersetubuh, dan melakukan semua lainnya yang dilakukan oleh setiap jenis hewan. Sebaliknya, bagi kita yang oleh Dewa juga dianugerahi *daya untuk memperhatikan, kegiatan hewan ini tak lagi mencukupi, tetapi kalau tidak bertindak secara tepat, metodis, dan selaras dengan sifat dan pembawaan individual, tidak lagi mencapai tujuan sendiri
Makhluk yang punya pembawaan berbeda juga punya fungsi dan tujuan berbeda. Bagi mereka memiliki pembawaan yang dirancang untuk digunakan, maka penggunaan pembawaan itu sudah mencukupi. Tetapi, untuk yang punya daya tambahan untuk memperhatikan, mereka tidak akan pernah mencapai tujuan mereka kecuali jika menggunakan kemampuan ini dengan benar
Kalau begitu, apa konsekuensinya?
Dewa menciptakan masing hewan entah untuk dimakan atau membantu dalam pertanian, menghasilkan keju, atau manfaat lain yang setara. Untuk melakukan fungsi ini, untuk apa mereka memiliki kekuatan memperhatikan dan membedakan kesan? Namun, Dewa menciptakan manusia untuk menjadi murid dari dirinya dan menjadi karyanya, dan bukan hanya murid tetapi juga penafsir dari semua hal ini. Maka, keliru bagi kita untuk memulai dan mengakhiri di tempat hewan nonrasional melakukannya, kita harus memulai di tempat mereka melakukannya, tetapi mengakhiri di tempat alam berakhir dalam kasus. Alam berakhir dengan mempelajari dan memperhatikan hal dan cara hidup yang selaras dengan alam sendiri. Maka, agar kau tidak mati sebelum mempelajari hal ini
8. Kebebasan dan kodrat manusia
Semua makhluk lain di biarkan tidak memiliki daya untuk memperhatikan pemerintahan ilahiah atas dunia. Tetapi hewan rasional punya sumber daya untuk menalar semua ini dan untuk menyimpulkan bahwa mereka sendiri juga bagian dari dunia, bagian dari jenis tertentu, dan juga tidak apa – apa jika bagian itu mengambil bagian pada keseluruhan, selanjutnya karena sudah sifat mereka untuk menjadi mulia, berbudi luhur, dan bebas mereka melihat bahwa mereka ditempatkan di sebuah dunia tempat beberapa hal tidak terkendala dan bergantung pada mereka, sementara hal lain bisa terkendala dan tergantung pada yang lain. Hal jenis pertama menjadi milik lingkaran kehendak, sementara hal yang berada di luarnya bisa terkendala, maka jika hewan rasional membatasi kebaikan dan perhatian mereka sendiri pada jenis yang pertama saja, hal yang tak terkendala dan tergantung pada mereka sendiri mereka akan bebas, puas, bahagia, aman, berbudi luhur, hormat, bersyukur kepada Dewa untuk segala hal, tak pernah menyalahkan siapapun, jika sebaliknya mereka menghubungkan kebaikan dan perhatian mereka pada hal yang lahiriah dan di luar lingkaran kehendak, mereka pasti akan terkendala dan frustasi, tunduk kepada mereka yang punya kekuasaan atas hal yang mereka kagumi dan takuti, mereka juga pasti akan benar tidak hormat, karena mengira Dewa menaruh dendam pada mereka, dan tidak adil, karena mereka terlalu meraih lebih banyak untuk diri mereka sendiri dan mereka pasti tidak punya harga diri serta kemurahan hati
Jika kau memahami kebenaran ini, apa yang bisa menghentikanmu dari hidup dengan cara bebas dan mudah dengan tenang menerima segala yang bisa terjadi dan bisa mengerti apa yang telah terjadi? Kau ingin aku miskin? Silakan, maka kau akan belajar apakah kemiskinan, ketika seorang aktor yang memainkan peran, kau ingin aku memiliki jabatan? Silakan. Kau ingin kau meninggalkan jabatan? Silakan saja, kau ingin aku menahan rasa sakit? Silakan saja juga. Dan pengasingan? Ke mana pun aku pergi, aku akan baik saja, karena aku sudah baik saja disini bukan karena tempatnya tetapi sebagai akibat dari prinsip dan aku akan membawa prinsip itu bersamaku. Tak seorang pun bisa merampas prinsip itu dariku. Mereka adalah harta milikku satunya yang tidak bisa dipindahkan dan cukup bagiku dimanapun aku berada dan apapun yang kulakukan. Tetapi kini saatnya bagimu untuk mati. Mengapa kau mengatakan untuk mati? Jangan menjadikan itu sebagai urusan yang tragis. Katakan sebagaimana adanya kini tiba saatnya bagi materi yang menyusun tubuhmu untuk kembali ke sumber asal pertamanya. Apa yang mengerikan soal itu? Ada apa dengan dunia yang hendak kehilangan isinya, apa hal ganjil dan tak pernah terdengar yang akan terjadi? Terhadap inikah tiran membuat takut? Inikah sebabnya pedang penjaga tampak panjang dan tajam? Biarlah orang lain mengkhawatirkan itu. Biarlah orang lain mengkhawatirkan itu. Setelah mempelajari semua itu, aku mendaapti bahwa tak seorang pun punya kekuasaan atas diriku. Aku telah dibebaskan oleh Tuhan, aku telah mengetahui perintahNya, tak seorang pun kekuasaan lagi untuk memperbudakku aku punya jenis pembebas yang benar dan jenis hakim benar
9. Kebebasan dan Martabat
Pelajari, kekuatan yang kau miliki, lalu katakan: Silakan: O Zeus, keadaan apapun yang kau sukai: karena aku punya peralatan dan sumber daya, yang dianugerahkan kepadaku oleh dirimu sendiri untuk membedakan diriku melalui hal yang akan berlalu. Tidak! Kau duduk gemetar karena takut terhadap apa yang mungkin terjadi, menangis, meratap, dan merintih atas yang sedang terjadi, lalu kau menyalahkan dewa, karena, kelemahan yang ditunjukkan hanya berarti ketidaksopanan. Namun, Dewa bukan hanya memberi kita kekuatan ini sebagai sarana untuk menanggungkan segala yang terjadi tanpa merasa terhina dan hancur karenanya, dia juga seperti raja yang baik dan ayah sejati, memberikan kekuatan ini tanpa kendala atau kekangan atau hambatan. Dia telah menjadikan kekuatan itu benar tergantung pada kita, bahkan tanpa mencadangkannya untuk dirinya sendiri kekuatan apapun untuk menghalangi atau menghambat. Karena kau memiliki kekuatan ini secara bebas dan sepenuhnya milikmu, mengapa kau tidak menggunakannya dan menyadari hadiah apa yang telah kau terima dan dari penderma mana kau menerimanya, alih duduk diliputi duka dan merintih?
Glosarium
Afinitas alami : teknis (oikeiosis) untuk insting merawat diri dan insting sosial pada makhluk hidup yang berfungsi sebagai dasar naturalistik etika dalam Stoisisme
Auteseden dan konsekuensi: Epiktetos menggunakan terminologi yang digunakan oleh para ahli logika Stoa untuk mengungkapkan aturan inferensi yang disebut modus ponens, yang menyatakan, jika ini, maka itu
Baik: dalam Stoisisme, baik (Yunani: agathos) hanya berlaku untuk apa yang terhormat/elok (Yunani:kalon) yang berarti watak dan tindakan yang berkeutamaan
Buruk: Dalam Stoisisme, istilah buruk (kakos) hanya berlaku pada apa yang salah secara moral, artinya watak yang melenceng dan tindakan yang tidka terhormat. Dunia sebagaimana adanya, menurut kodratnya, tidak memuat sesuatupu yang buruk
Ceramah umum: pada zaman Epiktetos, adalah praktik umum bagi para penyair, filsuf, dan orator untuk menampilkan karya mereka dalam pembacaan di depan umum
Chrysippus: pemimpin ketiga mazhab Stoa di Athena (abad ke 3 SM) dan penulisnya yang paling berwibawa dan produktif
Daya komando: istilah teknis (Yunani: hegemonikon) untuk pikiran atau bagian utama jika manusia, terdapat dalam nalar, yang fungsinya memerintah diri dan mengesahkan perilakunya
Daya untuk menaruh perhatian: istilah teknis (parakolouthesis) untuk kemampuan khas manusia dalam memantau dan menafsirkan kesan
Dewa: digunakan dalam bentuk tunggal atau dengan nama Zeus, untuk menyebut pencipta rancangan/takdir dunia dan agen yang hadir dimana, setara dengan alam, nasib dan nalar kosmis (logos), mewujud dalam napas berapi (pneuma), dan hadir pada manusia dalam kemampuan rasional, digunakan dalam bentuk jamak sebagai pengakuan terhadap politeisme populer, dimana nama dewa mewakili segi alam misal matahari (Apollo) dan laut (Poseidon) atau pikiran (Athena) dan nalar (Hermes)
Diogenes (populer pada pertengahan abad ke 4 SM: pendiri filsafat Sinis dan salah seorang tokoh ikonik Epiktetos
Donor: metafora untuk rancangan ilahi/takdir menurut kaum Stoa
Eteokles dan Polyneikes: dua putra Oedipus yang dikutuk olehnya untuk saling membunuh dan dikemduian hari mempertengkarkan hak waris takhta ayah mereka
Euphrates (akhid abad ke 1 SM): seorang filsuf Stoa yang terkenal karena keahliannya berceramah. Dia disebut dua kali oleh Epiktetos dalam Discourses dan para penyunting pada umumnya memberikan namanya di sini sebagai perbaikan atas manuskrip yang mencantumkan nama yang telah lebih dikenal, Sokrates
Hal yang bertentangan dengan alam: frasa teknis (Yunani: ta para physin) untuk segala hal dalam Stoisisme yang bertentangan dengan ketenteraman optimal manusia, ungkapan ini sering mengacu pada kondisi seperti penyakit jasmani dan kemiskinan yang secara alamiah mendorong kita berupaya menghindarinya, karena keberhasilan menghindari hal semacam itu bukan seluruhnya tergantung pada kita, disini Epiktetos membatasi cakupan istilah itu pada keadaan mental yang menyimpang, dia menganggap keadaan ini misalnya emosi patologis dan motivasi yang tidak etis bertentangan dengan norma rasional kodrat manusia, yang sepenuhnya tergantung pada kita, dan karenanya bisa dihindari seluruhnya
Hasrat: istilah teknis (Yunani: orexis) untuk sikap tamak yang kuat terhadap apa yang tampak bagus
Herakles: lelaki kuat dan pembantai monster dalam mitos, dimanfaatkan sebagai gambaran panutan filosofis oleh kaum Sinis dan kaum Stoa. Saat ini manuskrip Epiktetos mencantumkan nama Herakleitos tetapi mengikuti Louis Andre Dorion yang berpendapat bahwa nama ini seharusnya diperbaiki menjadi Herakles
Kapten: metafora untuk rancangan ilahi/takdir menurut kaum Stoa
Kebebasan: Eleutheria, kata Yunani yang digunakan oleh Epiktetos, mencakup kebebasan secara cukup umum. Pengertian utama libertos, persamaan lainnya adalah status manusia bebas sebagaimana dibedakan dari status budak. Epiktetos terus – menerus memainkan ambiguitas ini, menganggap filsafat Stoa seakan sebagai pembebasan dari perbudakan nyata, dan kebebasan nyata, bagi mereka yang tidak berlatih dalam filsafat Stoa, sebagai perbudakan terhadap hasrat dan keyakinan palsu
Kesangsian: istilah teknik (hypexairesis) untuk cara agen rasional memeriksa ulang atau menahan dorongan dan rasa enggan untuk menyesuaikannya dengan ketidakpastian di masa mendatang
Keengganan: istilah teknis (Yunani: ekklisis) untuk sikap yang sangat negatif terhadap apa yang tampak buruk
Kehendak : istilah favorit dalam Epiktetos (prohairesis dalam bahasa Yunani) untuk kekuatan manusai dalam penentuan diri dan disposisi mental. Kata ini terkadang diterjemahkan sebagai pilihan, tujuan, kemauan atau keputusan, tetapi kehendak adalah ungkapan Inggris paling wajar untuk apa yang dimaksud oleh Epiktetos dengan kata itu
Kekembalian: Epiktetos menggunakan istilah teknis kaum Stoa untuk mengungkapkan akhir zaman berupa terserapnya semua elemen dunia, dan pembentukannya kembali serta perulangannya dalam siklus yang abadi dan identik
Kemajuan: istilah teknis (prokope) untuk orang yang telah berkomitmen terhadap Stoisme sebagai filsafat hidup mereka dan yang berupaya demikian untuk memajukan kemampuan
Kesan: istilah teknis (Yunani: phantasia) kadang diterjemahkannya sebagai penampakan untuk apa saja yang langsung muncul dalam piiran baik sebagai pengalaman indra maupun sebagai gagasan. Epiktetos gemar menjelaskan proyek Stoik sebagai pembelajaran tentang cara menggunakan dan menafisrkan kesan dengan tepat
Kesan yang pasti: frasa teknik (phantasiai kataleptikai) untuk pengalaman indra atau gagasan yang dengan sendirinya jelas merepresentasikan hal sebagaimana adanya
Keselarasan alam semesta: selaras (Yunani: symphonia) mengacu pada model musik yang suka digunakan oleh kaum Stoa untuk menggambarkan sebuah struktur kesatuan. Menyatunya hal bertentangan adalah gagasan yang mengingatkan pada filsuf Yunani awal. Pythagoras dan Herakleitos
Keselarasan dengan alam: istilah teknik untuk cita Stoik berperilaku sesuai dengan kodrat manusia sebagai hewan rasional dan sesuai dengna keadaan yang telah ditakdirkan dan dianugerahkan oleh dewa
Kententeraman: mentalitas Stoik idela, yang disini diungkapkan dengan 2 kata slogan dan filsafat Helenistik apatheia (Secara harfiah tidak terpengaruh) dan antaraxia (secara harfiah tidak terganggu)
Kutipan: ke 4 bagian yang dikutip adalah: 4 bait oleh filsuf Stoa Cleanthes, 2 bait dari sebuah naskah lakon yang hilang karya penulis cerita tragedi Euripides, dan 3-4 pernyataan Plato melalui tokoh Sokrates dalam Crito 43d dan Apology
Memeluk patung: Epiktetos mencela praktik kaum Sinis yang memeluk patung dalam keadaan telanjang dalam cuaca dingin sebagai cara untuk menunjukkan ketabahan
Menggali bersama: kegiatan atlentik yang digambarkan oleh kata ini (Yunani: parorusesthai) yang diambil nyaris secara verbatim dari Discourse 3.1.5 tidak jelas, berdasarkan detail selanjutnya, Epiktetos tampaknya membayangkan sebuah ronde pertandingan gulat dalam sebuah parit yang digali oleh para konstestannya
Motivasi/dorongan: istilah teknis sering diterjemahkan sebagai impuls (Yunani: horme) untuk kemampuan mental yang memicu dilakukannya tindakan, dan tergantung pada persetujuan terhadap kesan
Netral: istilah teknis (Yunani: adiaphoros) untuk hal yang tidak baik maupun buruk pada dirinya sendiri, tetapi rentan ditafsirkan sebagai buruk atau baik oleh orang yang mengalaminya
Obol: koin perak kecil
Orang diluar lingkaran: ungkapan Yunani mencakup orang biasa, sebagaimana dalam kutipan dalam Encheiridion tetapi Epiktetos juga menggunakannya untuk menggolongkan orang non filsuf
Pengesahan: lihat persetujuan
Peran: kata ini (Yunani: prosopon, pembagian peran atau tokoh dalam teater) adalah istilah favorit Epiktetos untuk mengungkapkan identitas individu atau karakter yang disingkapkan orang dalam cara mereka menjalankan posisinya dalam keluarga dan masyarakat
Pernyataan konjungstif dan disjungtif: aksioma logika Stoik. Dalam Epiktetos 36, Epiktetos menyebutnya untuk memainkan kata Yunani axia, yang berarti keabsahan logis sekaligus manusia
Persetujuan: istilah teknis (Yunani: synkatathesis) untuk kemampaun mental yang memuat kapasitas seseorang untuk menyetujui atau tidak menyetujui kebenaran dan nilai kesan serta memunculkan motivasi atau dorongan yang sesuai, dalam khazanah Stoa (misal karya Cicero, De fato) persetujuan disebut penyebab utama tindakan manusia dan tempat dimana kepelakuan serta otonomi terletak
Praetor: posisi tingkat tinggi dalam pamong praja dan pemerintahan provinsi Romawi
Pythian Apollo: Epiktetos mengacu pada dewa Apollo dalam fungsinya sebagai sumber orakel yang disampaikan di kuil Delphi, maksud anekdot ini adalah bahwa tidak membutuhkan orakel untuk memutuskan apakah akan menolong teman yang sedang dalam bahaya atau tidak
Saturnalia: nama festival tahunan setiap Desember, ketika budak Romawi diberi satu hari kebebasan total, dimana mereka dibolehkan menghina majikan mereka dan dilayani di meja
Sokrates (470 – 399 SM): filsuf Athena, dieksekusi atas tuduhan mengingkari para dewa dan merusak kaum muda, dan oleh Epiktetos dianggap sebagai manusia ideal. Dalam Encheiridion 32, Epiktetos menyinggung anekdot yang dilaporkan oleh Xenophon dalam karya Memoirs of Socrates 1,1,7 dan pada nomor 46 dia mengacu pada bagian awal karya dialog Plato Protagoras
Sutradara: metafora untuk rancangan ilahi/takdir menurut kaum Stoa
Tindakan yang tepat: istilah teknis (Yunani: kathekonta) untuk perilaku yang secara umum sesuai dengan kodrat spesifik makhluk hidup. Ini mencakup tindakan untuk kepentingan diri sendiri, misalnya menghindari bahaya terhadap diri sendiri dan perilaku yang terarah pada orang lain, misal mengurus anak dan komunitas
Tujuan alam: frasa ini menunjuk pada hal yang tak terelakkan akan terjadi, mengingat keadaannya dan tanpa memandang dampaknya pada individu yang terlibat
Zeno: mengacu pada orang Siprus pendiri mazhab Stoa di Athena pada sekitar 300 SM
Yang terbaik adalah seberapa baik kau hidup, bukan seberapa panjang, dan sering kali baik tidak berarti umur panjang