Rabu, 10 Februari 2021

Buku Reinventing Your Life: Solusi Untuk Mengubah Tindakan Negatif Dan Merasa Lebih Baik




 Lifetrap menentukan bagaimana berpikir, bertindak, dan berhubungan dengan orang lain


Pendekatan lifetrap selalu melakukan konfrontasi dengan diri sendiri

Jenis lifetrap : pengontrolan,  berhak melakukan apa saja, kegagalan, standar sangat tinggi, dan tersisih

Lifetrap membuat memandang jenis situasi tertentu sebagai tindakan yang tidak tepat

Jenis lifetrap:

A. Abondement life trap (ditinggalkan)= percaya bahwa orang yang dicintai akan meninggalkan, dan akan berakhir dengan keterasingan secara emosi selamanya

B. Mistrust and Abuse (percaya dan pelecehan) =  dugaan bahwa orang akan menyakiti/memanfaatkan dengan cara tertentu seperti berbohong, memanipulasi, menghina, menyakiti secara fisik, atau mengambil keuntungan

C. Dependence (ketergantungan) = merasa tidak dapat menangani hidup sehari2 dengan kompeten tanpa bantuan orang lain

D. Vulnerability  = hidup dalam ketakutan akan bencana seperti bencana alam, medis/ keuangan

E. Emotional Deprivation  = keyakinan bahwa kebutuhan akan cinta tidak akan  terpenuhi secara cukup oleh orang lain

F. Social exclusion (tersisih) = kedekatan emosi dengan teman/ kelompok

G. Defectiviness (merasa tidak berharga) = merasa cacat dan tidak berharga

H. Failure (kegagalan) = keyakinan bahwa tidak cukup mampu dalam area pencapaian seperti sekolah, tempat kerja, olahraga

I. Subjugation (pengontrolan) = mengorbankan kebutuhan dan keinginan demi menyenangkan orang lain/ memenuhi kebutuhan mereka

J. Unrelenting standards (standar sangat tinggi) = berjuang tanpa henti untuk memenuhi pengharapan yang sangat tinggi untuk diri sendiri

K. Entitlement ( berhak melakukan apa saja) = kemampuan untuk menerima batasan realitas dalam hidup

Mengenali lifetrap:
1. Pola/ tema seumur hidup
2. Merusak diri/ self  destruktif
3. Berusaha keras untuk bertahan hidup


Lifetrap berkembang karena temparamen dan lingkungan

Pemalu - periang
Pasif - agresif
Datar secara emosi - intens secara emosi
Khawatir - tak kenal takut
Sensitif - kuat

lifetrap berkembang ketika lingkungan masih kecil yang dini bersifat destruktif, contoh:

1.   Salah satu orang tua abusive, dan satunya lagi pasif dan tak berdaya

 

2.   Orangtua jauh secaa emosi dan mengharapkan pencapaian yang tinggi

 

3.   Orangtua bertengkar sepanjang waktu. Anda terjepit ditengah


4.   Salah satu orangtua sakit/depresi dan orangtua yang satu lagi tidak ada. Anda menjadi pengurus

 

5.   Anda menjadi pengganti orangtua. Diharapkan bertindak sebagai pengganti salah satu orangtua

 

6.   Salah satu orangtua fobia dan terlalu melindungi. Orangtua ini takut sendirian dan menempel

 

7.   Orangtua pengkritik. Tak ada yang cukup baik

 

8.   Orangtua terlalu menuruti kemauan, mereka tidak memberi batasan

 

9.   Ditolak teman – teman, atau merasa berbeda

 

Temperamen merespons perlakuan. Seorang anak punya otonomi, harga diri, ekspresi diri, dan batasan realistis . jika hal itu terpenuhi, anak akan berkembang secara psikologis.  Kegagalan akan membuat lifetrap

Hal yang dibutukan untuk berkembang: rasa aman, hubungan/kedekatan dengan orang lain, otonomi, harga diri, ekspresi diri, batasan realistis

Ada 2 bentuk koneksi dengan orang lain: komitmen dan perasaan memiliki/ menjadi bagian dari sesuatu, menyesuaikan diri dengan dunia yang lebih besar

 

Ada 3 jenis kekosongan dimasa kecil: pengasuhan, empat, dan bimbingan

 

Emotional Deprivation Lifetrap : mempunyai problem kedekatan emosi, maka kesepian adalah masalah

 

Social Exclusion Trap: merasa terasing dari dunia, bahwa tidak diterima dimanapun

 

Otonomi adalah kemampuan untuk terpisah dari orangtua dan bersikap mandiri, bila dibandingkan dengan orang sesuai kita dan punya jati diri

 

Lifetrap Vulnerability: kemampuan otonomi didunia terganggu karena terlalu takut untuk masuk ke dalam dunia dan melakukan ini dan itu

Lifetrap dependece: kompeten mengenai kemampuan untuk berfungsi didunia

 

Harga diri adalah perasaan bahwa kita berharga dalam kehidupan pribadi, sosialm dan perkerjaan

 

Dua life trapnya: Defectiveness dan Failure. Lifetrap antara lain merasa tidak mampu didalam pencapaian dan perkerjaan, oerasan bahwa tidak sukses, bertalenta, atau pintar diantara teman. Lifetrap defectiveness antara lain membuat anda merasa bahwa pada dasarnya memang tidak berharga bila semakin seseorang mengenal, semakin tak dicintai.  Lifetrap ini bisa menyertai lifetrap lain

 

Ekspresi diri adalah kebebasan untuk mengekspresikan diri/ kebutuhan, perasaan (termasuk kemarahan), dan sifat alami, bertindak spontan tanpa larangan.

 

Ada 3 tanda bahwa ekspresi diri dibatasi: sangat menyenangkan orang lain, terlalu segan dan dikontrol, banyak memendam kemarahan

 

Lifetrap sibjugation: Merasa harus melakukan kemauan orang lain

 

Lifetrap unrelenting: hidup dengan standar yang sangat tinggi

 

Dalam problem batasan yaitu terlalu peduli dengan kebutuhan sendiri sehingga mengabaikan orang lai, sangat impulsif/ emosional sehingga sulit memenuhi tujuan jangka panjang         

 

Memiliki batasan realistis artinya menerima batas internal dan eksternal yang realistis atas perilaku sendiri. Kapasitas untuk mengerti dan memperhitungkan kepentingan orang lain dalam tindakan menyeimbangkan kebutuhan dengan kebutuhan orang lain

 

Lifetrap Entitlement : tidak diajar displin diri dan kontrol diri, tidak mempertimbangkan perasaan orang lain

 

Deprivation: Perasaan kosong                   

 

Devaluation: Tidak dihargai

 

Orang dengan problem batasan cenderung menyalahkan.

 

Sebelas life traps:

A.  Rasa aman: Abandonment, Mistrust & Abuse

 

B.   Koneksi dengan orang lain: Emotional Deprivation, Social Exlusion


C.  Otonomi: Dependence, Vulnerability

 

D.   Harga diri: Defectuveness, Failure

 

3 sikap menghadapi lifetrap: menyerah, melarikan diri, dan melawan         

 

E.     Ekspresi diri: Subjugation, Unrelenting Standards

 

F.      Batas –batas realistis: Entitlement                                                                                                             Lifetrap sebagai pola jangka panjang. Tertanam dalam dan seperti candu/ kebiasaan meski sulit diubah. Perubahan menuntut disiplin. Mengamati secara sistematis dan mengubah perilaku setiap hari. Perubahan tak bisa dilakukan dengan kadang ya dan tidak. Butuh latihan yang konstan, terus menerus


Obsesif adalah ciri life abondement, langkah:
1. Beri label/ nama, kenali lifetrap

2. Memahami asal mula lifetrap di masa kecil, rasakan anak kecil yang terluka dalam diri

3. Membangun sebuah kasus melawan lifetrap, menyangkal validitas secara rasional

Orang punya hak untuk mempunyai ruang sendiri, saya harus memberikan orang memiliki ruang sendiri

4. Tulis surat kepada orang tua, saudara kandung, atau teman yang turut menjadi penyebab lifetrap

5. Amati pola lifetrap secara detail

6. Memutuskan pola

7. Terus berusaha

8. Ampuni orang tua

Rintangan untuk berubah:
1. Melawan (counterattacking) bukan mempelajari dan mengambil tanggung jawab atas lifetrap: lakukan eksperimen, perlahan

2. Melarikan diri/ tidak mau mengalami lifetrap: membiasakan diri memikirkan seluruh problem dan merasakan rasa sakit waktu kecil sebelun berubah, buat daftar keuntungan dan kerugian karena menghindari perasaan, berhenti melarikan diri ke alkohol, makan berlebihan, memakai narkoba, gila kerja,dll

3. Belum menentang lifetrap dan masih menerimanya secara rasional: membuktikan bahwa lifetrap tidak benar, lihat dengan teliti sikap yang menantang lifetrap, tulis kartu pengingat dan baca beberapa kali sehari


4. Mulai dengan lifetrap/ tugas yang terlalu sulit: pecahakan rencana menjadi langkah yang lebih kecil, mulai dengan langkah yang lebih mudah. Perlahan bangun penguasaan dan melangkah ke yang lebih sulit

5. Secara rasional secara sadar lifetrap salah, tetapi secara emosi masih merasakan kebenaran: ingatkan diri bahwa pemahaman datang dengan cepat tapi terjadi perubahan dengan lambat sisi sehat akan semakin kuat dan sisi lifetrap akan melemah, mempercepat kemajuan dengan melakukan lebih banyak latihan pengalaman tulis dialog antara yang sehat dan lifetrap, mengubah perilaku yang mendorong lifetrap jika mengubah pola lama akan melihat bukti baru yang kontradiksi dengan lifetrap, minta bantuan dari teman membantu melihat bahwa lifetrap tidak benar

6. Tidak sistematis dan disiplin untuk berubah: pastikan menyelesaikan latihan lifetrap, apakah melakukan latihan membayangkan? Apakah menuliskan bukti pro dan kontra? Apakah menuliskan kartu pengingat? Menulis surat kepada orang tua? Membuat rencana perubahan perilaku? Mengerjakan semua latihan secara tertulis, bukan hanya dalam kepala. Beberapa menit menilai kemajuan, baca kembali kartu pengingat, apakah lifetrap teraktivasi hari ini? Apakah melakukan sesuatu untuk menyerah kepada pola? Dorong untuk berpikir, merasa atau bertindak setiap hari

7. Rencana akan kehilangan 1 unsur penting: minta seorang anak percaya untuk mereview lifetrap dan bersama merencanakan, review daftar pelaku yang tipikal dari lifetrap dengan lebih teliti. Apakah melewatkan bagian pola yang justru menguasai?

8. Problem terlalu dalam untuk koreksi sendiri: cari bantuan profesional dari terapis/kelompok

Abondement biasanya terjadi ketika tahun pertama hidup, sebelum anak mengenal bahasa yang merupakan lifetrap preverbal

Ada 2 tipe Abondement: berasal dari lingkungan yang terlalu nyaman dan terlalu terlindungi (life trap Abondement & Dependence), dan lingkungan yang secara emosi tak stabil (ketidakstabilan/ kehilangan)   


          3 tahap pemisahan menurut Bowlby :
Anxiety - gelisah, depair - putus asa -  detachment - melepaskan

Asal mula life trap Abondement:
1. Kecenderungan biologis untuk gelisah terhadap perpisahan - sulit untuk sendirian

2. Salah satu orangtua meninggal/meninggalkan rumah ketika kecil

3. Ibu berada dirumah sakit/ terpisah untuk beberapa lama ketika masih kecil

4. Dibesarkan pengasuh/ tempat penitipian oleh pengganti figur, dikirim ke sekolah yang jauh pada usia sangat muda


5. Ibu tidak stabil, menjadi depresi, marah, mabuk, dengan cara lain secara berkala

6. Orangtua bercerai ketika masih muda/ banyak bertengkar sehingga khawatir keluarga akan berantakan

7. Kehilangan perhatian dari salah satu orangtua secara drastis. Misal adik lahir/ orangtua menikah lagi

8. Keluarga sangat dekat dan terlalu dilindungi. Tak pernah belajar menghadapi masalah hidup ketika kecil


Emotional deprivation = orang tua selalu ada, tapi kualitas hubungan emosi secara konsisten tidak memadai, orang tidak tahu bagaimana mencintai, mengasuh, berempati dengan cukup baik, koneksi dengan orangtua stabil tapi tidak cukup dekat

Abondenment = kedekatan emosi pernah ada dan kemudan hilang, orangtua datang dan pergi secara tak terduga. Orangtua secara emosi tak cukup dan tak terduga

Tanda bahaya dalam diri partner:
1. Partner tidak ingin membuat komitmen jangkah panjang karena sudah menikah/ punya hubungan lain

2. Partner tidak konsisten ada untuk bersama (banyak berpergian, tinggal jauh, gila kerja)

3. Emosi tak stabil (peminum, memakai narkoba, depresi, tidak punya perkerjaan tetap) dan tidak ada secara emosi dan konsisten

4. Peterpan,yang ingin bebas datang dan pergi sesuka hati, tidak ingin menetap, ingin bebas punya banyak kekasih

5. Membingungkan. Menginginkan tetap menarik diri secara emosi/ disuatu saat bersikap jatuh cinta dan disaat berikutnya bersikap seolah tak ada


Lifetrap Abondment dalam suatu hubungan:
1. Menghindari hubungan cinta  bahkan dengan partner yang baik karena takut kehilangan/ menjadi terlalu dekat kemudian disakiti

2. Khawatir berlebihan dengan kemungkinan partner akan mati/ hilang, dan apa yang harus diperbuat

3. Bereaksi berlebihan terhadap hal kecil yang dikatakan/ dilakukan partner, mengartikan tanda akan meninggalkan

4. Cemburu dan posesif

5. Menempel kepada partner. Seluruh hidup terobsesi untuk menjaga

6. Tak tahan jauh dari partner, meski untuk beberapa hari

7. Tak pernah sepenuhnya yakin bahwa partner akan tinggal bersama

8. Marah dan menuduh partner tidak setia

9. Terkadang menjauh, pergi, menarik diri untuk menghukum karena telah meninggalkan sendirian

Abuse adalah perasaan yang rumit sakit, takut, marah, dan sedih, perasaan itu berpendar dekat permukaan

Dissociated = merasa berada ditempat lain

Mistrust dan abuse menghasilkan hiper waspada

Asal mula lifetrap Mistrust dan Abuse: pelecehan/ kekerasan, manipulasi, dipermalukan, dikhianati

1. Seseorang dikeluarga melakukan kekerasan fisik pada semasa kecil

2. Seseorang dikeluarga melecehkan secara seksual di masa kecil, atau menyentuh secara provokatif

3. Seseorang dikeluarga berungkali mempermalukan, mempermainkan, atau merendahkan (verbal abuse)

4. Orang dikeluarga tak bisa dipercaya (mereka mengkhianati kepercayaan, mengeksploitasi kelemahan demi keuntungan, memanipulasi, membuat janji tanpa bermaksud menepati atau bohong)

5. Seseorang dikeluarga mendepat kesenangan melihat penderitaan

6. Disuruh melakukan sesuatu waktu kecil dengan diancam akan dihukum berat

7. Salah satu orang tua memperingatkan agar jangan percaya pada orang diluar keluarga

8. Orang dikeluarga memusuhi

9. Salah satu orang tua mengalihkan perasaan kasih sayang fisik dengan cara tak pantas/ membuat rasa tak nyaman

10. Orang yang menjuluki nama yang menyakitkan


Dalam situasi pelecehan bersifat ekstrem, pemisahan diri akan menjadi bentuk kepribadian ganda

Tanda bahaya dari partner abusive:
1. Punya ledakan emosi yang menakutkan

2. Kehilangan kontrol bila minum terlalu banyak

3. Mengecawakan didepan teman dan keluarga

4. Berungkali merendahkan, mengkritik, dan membuat merasa tak berharga

5. Tak punya respek terhadap kebutuhan

6. Akan melakukan apa saja. Bohong atau manipulasi untuk mendapatkan keinginan

7. Seorang artis penipu dalam hubungan bisnis

8. Sadis/ kejam seperti mendapat kesenangan bila orang menderita

9. Memukul/ mengancam bila tidak melakukan kehendaknya

10. Memaksa berhubungan seks, meski tidak mau

11. Memanfaatkan kelemahan demi keutuntungan

12. Menipu ( selingkuh dibelakang aja)

13. Sangat tak bisa diandalkan, dan mengambil keutungan dari kemurahan hati

Freud repetition compulsion: merusak diri berulang kali    

             

        Lifetrap dalam hubungan:

 

1.    Sering merasa orang mengambil keuntungan, meski tak ada bukti konkret

 

2.    Membiarkan orang lain memperlakukan dengan kasar karena takut pada mereka/ karena merasa itu salah anda

 

3.    Cepat menyerang orang karena menduga merwka akan menyakiti/ menghina

 

4.    Sulit sekali menikmati seks rasanya seperti kewajiban atau tak bisa mendapat kesenangan

 

5.    Segan memberikan informasi pribadi karena menduga orang akan menggunakannya untuk melawan

 

6.    Segan menunjukkan kelemahan karena menduga orang akan mengambil keuntungan dari sana

 

7.    Merasa gugup didekat orang karena khawatir akan mempermalukan

 

8.    Terlalu mudah menyerah kepada orang lain karena takut pada mereka

 

9.    Merasa orang lain tampaknya menikmati penderitaan anda

 

10.    Punya sisi tradisi/ kekejaman, meskipun mungkin tidak memperlihatkan

 

11.    Membiarkan orang lain mengambil keuntungan karena ini lebih baik daripada sendirian

 

12.    Merasa pria/ wanita tak bisa dipercaya

 

13.    Tidak ingat tentang sebagian besar masa kecil

 

14.    Bila takut pada seseorang mengalihkan diri, seolah bagian diri tidak benar ada disana

 

15.    Sering merasa orang punya motivasi tersembunyi/ niat buruk, meski hanya punya sedikit bukti

 

16.    Sering berfantasi sado masochis

 

17.    Menghindari dekat dengan pria/ wanita karena tak bisa mempercayai

 

18.    Merasa takut didekat wanita/ pria dan tidak mengerti kenapa

 

19.    Kadang bersikap abusive/ kejam pada orang lain, khususnya pada orang terdekat

 

20.    Sering merasa putus asa dalam berhubungan dengan orang lain

 

 

Cara mengubah lifetrap Mistrust dan Abuse:

1.      Jika mungkin, temui terapis untuk menolong mengatasi lifetrap ini, khususnya jika pernah mendapat pelecehan seksual/ kekerasan fisik

 

2.      Cari sahabat yang dipercayai/ terapis. Lakukan imaginery/ latihan membayangkan. Coba ingat kenangan tentang pelecehan, hidupkan kembali setiap kejadian secara detail

 

3.      Sambil melakukan imagery, keluarkan kemarahan kepada pelaku, jangan merasa tak berdaya dalam bayangan

 

 

4.      Berhenti menyalahkan diri sendiri, tidak pantas mendapatkan pelecehan

 

5.      Pertimbangkan untuk mengurangi/ berhenti berhubungan dengan pelaku pelecehan

 

6.      Jika mungkin, bila sipa, konfrontasi dengan pelaku pelecehan secara 4 mata, atau kirim surat

 

7.      Berhenti mentoleransi pelecehan dalam hubungan sekarang

 

8.      Berusaha percaya dan dekat dengan orang yang pantas dipercaya

 

9.      Berusaha terlibat dengan partner yang menghormati

 

10.  Hak, dan yang tidak ingin menyakiti. Jangan lakukan pelecehan pada orang didekat

 

Emotional deprivation lebih tentang perasaan bahwa akan kesepian selamanya, bahwa hal tertentu tidak bisa terpenuhi, bahwa takkan pernah didengar/ di mengerti, sesuatu yang kosong/ hilang, seperti anak yang diabaikan, perasaan kesepian dan seseorang tidak ada , perasaan kurang terus – menerus, merasa kecewa kronik terhadap orang lain

 

Asal mula:

1.      Ibu bersikap dingin dan tidak penih kasih sayang. Tidak cukup banyak menggendong dan menimang si anak

 

2.      Tidak punya perasaan dicintai dan dihargai menjadi seseorang yang berharga dan spesial

 

3.      Ibu tidak memberi anak cukup waktu dan perhatian

 

4.      Ibu tidak memahami kebutuhan, sulit empati dengan dunia si anak, tidak benar dekat secara emosi dengan anak

5.      Ibu tidak cukup banyak membujuk untuk menenangkan anak. Anak kemudian, mungkin tidak belajar untuk menenangkan dirinya sendiri/ menerima bujukan dari orang lain

 

6.      Orang tua tidak cukup banyak membimbing anak/ memberi pengarahan. Tak ada tempat yang solid bagi si anak untuk bersandar

 

Orangtua melakukan sesuatu yang aktif merugikan anak, emotional deprivation dihasilkan dari tidak adanya perilaku keibuan tertentu, perilaku orangtua yang kritikal membentuk lifetrap Defectiveness/ dpminasi yang membentuk Subjugation

 

Hubungan cintanya biasa singkat

 

Tanda bahaya ditahap awal kencan:

1.      Tidak mendengarkan

 

2.      Mendominasi percakapan

 

3.      Tidak nyaman ketika menyentuh/mencium

 

4.      Hanya memberikan waktu secara kadang

 

5.      Ingin menjaga jarak

 

6.      Lebih tertarik untuk dekat dibandingkan dia

 

7.      Tidak ada untuk anda ketika merasa rapuh

 

8.      Semakin sulit dimiliki, semakin terobsesi olehnya

 

9.      Tidak mengerti perasaan

10.  Memberi lebih banyak daripada menerima

 

Lifetrap Emotional Deprivation di Dalam hubungan:

1.      Tidak mengatkan kebutuhan pada partner, merasa kecewa bila kebutuhan tak terpenuhi

 

2.      Tidak mengatakan perasaan pada partner, lalu merasa kecewa bila tidak mengerti

 

3.      Tidak membiarkan diri terlihat apa adanya, sehingga partner dapat melindungi/ membimbing

 

4.      Merasa diabaikan, tapi tidak mengatakan apapun, menyimpan kekesalan

 

5.      Menjadi marah dan penuntut

 

6.      Terus menuduh partner tidak peduli

 

7.      Menjaga jarak dan tak tersentuh

 

Sebagian orang dengan lifetrap ini bersikap melawan, mengkompensasikan perasaan diabaikan dengan sikap bermusuhan dan menuntut. Orang yang narcisist/ citra diri sendiri, mereka berlaku seolah mereka berhak untuk mendapatkan semua kebutuhan mereka dipenuhi, menuntut banyaj, dan sering mendapat banyak, dari orang yang menjadi kekasih. Sebagian orang menghidupkan kembali Emotional Deprivation dengan menjadi orang yang cinta diri sendiri karena gabungan lifetrap Emotional Deprivation dan lifetrap Entitlement. Meskipun ketika kecil kebutuhan emosi tak dipenuhi, orang yang cinta diri sendiri telah belajar untuk melawan perasan diabaikan dengan menjadi penuntut atas kebutuhan yang dangkal

 

Mengubah Emotional Deprivation:

1.      Memahami pengabaian di masa kecil, rasakan anak kecil didalam diri yang terabaikan

2.      Amati perasan kosong dalam hbuungan yang bina sekarang, pahami kebutuhan untuk diperhatikan, mendapat empat dan bimbingan

 

3.      Review hubungan masa lalu, dan perjelas pola yang muncul kembali, tuliskan daftar lubang perangkap yang harus dihindari mulai dari sekarang

 

4.      Hindari partner yang dingin yang menurunkan chemistry yang tinggi

 

5.      Bila menemukan partner yang penih kasih/ murah hati secara emosi, beri kesempatan agar hubungan itu berhasil. Mintalah apa yang diinginkan. Berbagi sisi rentan kepada partner

 

6.      Berhenti menyalhkan partner dan menuntut agar kebutuhan dipenuhi

 

3 jenis Emotional Deprivation:

1.      Deprivation of Nurturance (diabaikan dalam pengasuhan)

2.      Deprivation of Empathy (diabaikan dalam hal empati)

3.      Deprivation of Protection (diabaikan dalam hal perlindungan)

 

Perasaan yang utama dari Social Exlusion adalah kesepian. Merasa terpisah dari seluruh dunia karena merasa tak diinginkan/berbeda. Social Exlusion adalah tentang penampilan, kualitas luar. Defectiveness tentang kualitas dalam/ internal. Cenderung ke gejala psikosomatik. Asal mula lifetrap ini juga berkaitan dengan lifetrap Dependence dan Subjugation. Hampir semua orang memiliki Social Exlusion dalam tingkat tertentu

 

Asal mula Social Exlusion:

1.      Merasa minder terhadap anak lain, karena beberapa kualitas yang bisa diamati (misal, rupa, tinggi, gagap). Dipermainkan, ditolak, atau dipermalukan oleh anak lain

 

2.      Keluarga berbeda dengan para tetangga dan orang disekitar

 

 

3.      Merasa berbeda dengan anak lain, meskipun di dalam keluarga sendiri

 

4.      Pasif waktu kecil, melakukan apa yang diharapkan, tapi tak pernah menumbuhkan ketertarikan yang kuat/ pilihan hati sendiri, kini merasa tak punya apa – apa yang bisa dibanggakan dalam percakapan

 

Alasan seseorang dijauhi swaktu kecil dan ketika dewasa: fisik, mental, dan emosi

 

Lifetrap ditempat kerja dan dalam hubungan cinta:

1.      Merasa berbeda/ minder dengan orang disekitar, membesarkan perbedaan dan mengecilkan kesamaan. Merasa kesepian bahkan bila sedang bersama orang lain

 

2.      Di tempat kerj berkerja sesuai batasan, mengerjakan bagian sendiri. Tidak mendapat promosi/ dilibatkan dalam proyek karena tidak diterima

 

3.      Gugup dan mawas diri berada dekat kelompok orang. Tak bisa santai dan menjadi diri sendiri. Khawatir akan melakukan/ mengatakan hal yang salah, berusaha merencanakan  apa yang akan dikatakan berikutnya, sangat tidak nyaman bicara dengan orang asing. Merasa tak punya apapun yang unik yang bisa dibanggakan kepada orang lain

 

4.      Secara sosial, menghindari bergabung dengan kelompok/ menjadi anggota komunitas, hanya meluangkan waktu dengan keluarga/ dengan satu/ 2 teman dekat

 

5.      Merasa malu jika orang bertemu keluarga/ tahu banyak tentang mereka. Menyimpan rahasia keluarga dari orang lain

 

6.      Pura seperti orang lain agar diterima. Tidak membiarkan orang melihat bagian yang tak biasa dari diri. Punya kehidupan rahasia/ perasaan yang dipercaya akan membuat orang menghina/ menolak

7.      Terlalu banyak berusaha mengatasi kekurangan keluarga untuk mendapat status, punya ahrta materi, terkesan berpendidikan tinggi, berbeda etnik, dll

 

8.      Tak pernah menerima bagian tertentu dari sifat alami karena percaya orang akan merendahkan oleh karenanya (misal, pemalu, pintar, emosional, terlalu feminin, lemah, tidak mandiri)

 

9.      Sangat mawas diri dengan penampilan fisik. Merasa kurang menarik daripada yang orang katakan. Mungkin berkerja keras agar menarik secara fisik, dan sangat sensitif dengan kekurangan fisik (misal, berat tubuh, fisik, figur, tinggi, warna kulit, wajah)

 

10.  Menghindari situasi dimana tampak bodoh, lamban/ canggung (misal masuk kuliah, bicara didepan umum)

 

11.  Membandingkan diri dengan orang lain yang punya segudang popularitas dibanding kekurangan (misal: rupa, uang, kemampuan atlentik,kesuksesan, pakaian)

 

12.  Terlalu banyak berusaha mengkompensasasikan yang dirasakan adalah kekurangan bersosial: berusaha membuktikan kepopuleran/ kemampuan bersosial, mengesankan orang, menjadi anggota kelompok sosial, sukses dalam karir/ membesarkan anak yang populer

 

Orang yang berbeda akan membentuk kelompok : tipe eksentrik, kutu buku, punk, greasers

 

Mengubah Social Exlusion:

1.      Pahami social exlusion di masa kecil. Rasakan anak kecil di dalam diri yang merasa terisolasi/ minder

 

2.      Tuliskan setiap hari daftar situasi sosial dimaan merasa resah/ tak nyaman

 

 

3.      Tuliskan situasi kelompok yang dihindari

 

4.      Tuliskan cara dalam Counterattack/ mencari kompensasi, karena maerasa berbeda/ minder

 

5.      Dari langkah 1 -4, tulis daftar kualitas/ sifat dalam diri yang membuat merasa terasing, rapuh, atau minder

 

6.      Jika yakin bahwa cacat itu nyata, tuliskan langkah untuk bisa mengatasi, ikuti langkah itu satu persatu disertai rencana perubahan

 

7.      Evaluasi kembali pentingnya kekurangan/ cacat yang tak bisa dirubah

 

8.      Buat kartu pengingat untuk setiap cacat

 

9.      Buat hirarki/ tangga sosial dan kelompok kerja yang pernah dihindari, satu per satu naik tangga hirarki

 

10.  Bila berada dalam kelompok, usahakan untuk memulai percakapan

 

11.  Jadilah diri sendiri didalam kelompok

           

12.  Berhenti berusaha keras untuk mengkompensasikan area keminderan

 

 

Agoraphobic: mendapat serangan panik dan mengindari banyak situasi menakutkan yang akan menyerangnya

 

Orang Dependence sering membiarkan dirinya dilecehkan (abused), dikontrol (Subjugation), atau diabaikan (deprivation), untuk mempertahankan ketergantungan, akan melakukan apapun demi seseorang tetap mendampingi. Dependence menuntut harga pengorbanan yang tinggi dari kebebasan dan ekspreksi diri. Sebagian orang dengan dependence mengekspresikan kemarahan secara lebih terbuka, inilah orang yang memiliki dpendent entitlement. Sebagian orang yang bergantung merasa berhak agar kebutuhan dependence dipenuhi, agorafibis memmpunyai lifetrap Vulnerability

 

Counterdependence adalah kecenderungan untuk pergi ke arah ekstrem yang lain berlaku seolah tidak butuh siapapun untuk apapun dan indikasi kuat adanya lifetrap Dependence, orang Counterdependence menolak untuk minta bantuan siapapun, meskipun ada alasan untuk minta tolong, mereka menolak meminta nasihat, bantuan, atau bimbingan. Tak bisa membiarkan diri mendapat bantuan yang normal dari orang lain karena membuat mereka merasa terlalu rapuh. Lifetrap ini berasal dari orang yang tua yang overprotective (membuat anak bergantung dan mengecilkan sikap mandiri anak, dan tidak memberi kebebasan pada anak/ mendukung untuk belajar mengurus diri sendiri, dan  underprotective (tidak mengurus anak, dari usia sangat kecil anak dibiarkan sendirian didunia dan harus berfungsi pada level melebihi usia, memberi ilusi sebagai anak yang otonomi tapi sebenarnya memiliki kebutuhan bergantung yang kuat)

 

Langkah menuju kemandirian:

1.      Membangun dasar yang aman

 

2.      Bergerak dari dasar untuk menjadi otonomi

 

Asal mula Dependence karena terlalu dilindungi:

1.      Orangtua telah melindungi dan memperlakukan seolah lebih muda dari usia yang sebenarnya

 

2.      Orangtua yang mengambil keputusan untuk anda

3.      Orangtua mengurus segala detail hidup sehingga tak pernah belajar bagaimana mengurus dirinya

 

4.      Orangtua mengerjakan peer

 

5.      Diberi sedikit tanggung jawab/ tidak ada sama sekali

 

6.      Jarang terpisah dari orangtua dan hanya sedikit memiliki jati diri ketika sedang sendirian

 

7.      Orantua mengkritik pendapat dan kompetensi dalam tugas sehari

 

8.      Bila mengambul tanggung jawab baru, orangtua campur tangan dengan memberikan nasihat dan instruksi yang berlebihan

 

9.      Orangtua membuat merasa sangat aman sehingga tak pernah mengalami penolakan/ kegagalan serius sampai mengalami penolakan/kegagalan meninggalkan rumah

 

10.  Orangtua punya banyak ketakutan dan selalu memperingatkan pada bahaya

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         

Seringkali lifetrap Dependence dan Subjugation berjalan seiring, Subjugation adalah cara efektif untuk membuat orang tetap bergantung. Enmeshment sering menyertai overprotectiveness Enmneshment dan fusi merujuk pada perasaan bahwa orang telah menyatu

 

Asal mula dari kurang dilungi berasal dari orang yang terlalu mandiri (Counterdependence)

1.      Tidak mendapatkan cukup bimbingan/ arahan dari orangtua

 

2.      Harus membuat keputusan sendiri melebihi/usia

 

3.      Harus menjadi orang dewasa dalam keluarga, padahal masih merasa seperti anak kecil

4.      Diharapkan melakukan dan mengetahui hal yang melebihi pemikiran

 

Tanda bahaya dari Partner Potensial:

1.      Partner seperti figur ayah/ibu, yang kelihatannya kuat dan melindungi

 

2.      Tampak menikmati mengurus dan memperlakukan seperti anak kecil

 

3.      Lebih mempercayai penilaiannya daripada penilaian sendiri, ia yang membuat sebagian besar keputusan

 

4.      Kehilangan jati diri berada didekatnya dan hidup tetahan bila dia tak ada

 

5.      Ia yang membayar hampir semuanya, dan mengurus pencatatan keuangan

6.      Mengkritik pendapat, cita rasa, dan kemampuan dalam tugas sehari – hari

 

7.      Bila punya tugas baru yang harus diselesaikan hampir selalu meminta nasihatnya, bahkan jika tak punya keahlian khusus dalam

 

Subjugation dan Dependence terkadang berjalan beriringan, subjugation adalah cara untuk membuat orang tetap bergantung

 

Cara mempertahankan lifetrap Dependence:

1.      Selalu mencari orang yang lebih bijaksana/ lebih kuat untuk meminta nasihat dan bimbingan

 

2.      Mengecilkan keberhasilan dan membesarkan kekurangan

 

3.      Menghindari tantangan baru

 

4.      Tidak membuat keputusan sendiri

 

5.      Tidak mengurus catatan/ keputusan keuangan

 

6.      Hidup melalui orangtua/partner

 

7.      Terlalu banyak bergantung pada orangtua, dibanding orang seusia

 

8.      Menghindari berada sendirian/ berpergian sendirian

 

9.      Punya ketakutan dan fobia yang tidak konfrontir

 

10.  Sangat tak peduli bila menyangkut banyak area fungsional yang praktikal dan kemampuan untuk kehidupan sehari – hari

 

11.  Tidak hidup sendirian untuk periode waktu yang cukup lama

 

Tanda hidup terlalu Mandiri:

1.      Tak pernah mencari seseorang untuk minta bimbingan/ melihat, harus melakukan segalanya sendiri

2.      Selalu mengambil tantangan baru dan menghadapi ketakutan, tapi merasakan tekanan yang terus – menerus ketika melakukannya

3.      Partner sangat bergantung, dan akhirnya anda yang melakukan segalanya dan membuat semua keputusan

 

Langkah Mengubah Dependence:

1.      Memahami ketergantungan masa kecil, rasakan anak kecil didalam diri yang tak kompeten/ bergantung

 

2.      Tuliskan daftar situasi setiap hari, tugas, tanggung jawab dan keputusan dimana bergantung kepada orang lain

 

3.      Tulislan tantangan, perubahan, atau fobia yang dihindari karena takut

 

4.      Secara sistematis paksa diri untuk menangani tugas dan keputusan sehari tanpa minta bantuan, ambil tantangan/buat perubahan yang pernah dihindari. Mulai dengan tugas yang mudah lebih dulu

 

5.      Bila berhasil mengerjakan 1 tugas sendiri, hargai diri. Jangan kecilkan, bila gagal, jangan menyerah, terus mencoba sampai menguasai tugas

 

6.      Review hubungan masa lalu dan perjelas pola ketergantungan yang muncul kembali. Tuliskan daftar lifetrap yang harus dihindari

 

7.      Hindari partner yang kuat dan terlalu melindungi yang menurunkan chemistry yang tinggi

8.      Bila menemukan partner yang memperlakukan sejajar, beri kesempatan agar hubungan itu berjalan, ambil tanggung jawab yang sama dan buat keputusan bersama

 

9.      Jangan mengeluh bila partner/bos menolak membantu, jangan terus – menerus datang kepadanya kepadanya untuk minta nasihat/ diyakinkan

 

10.  Ambil tantangan baru dan tanggung jawab di tempat kerja, tapi kerjakan satu persatu

 

11.  Jika terlalu mandiri, kenali kebutuhan untuk dibimbing, minta tolong kepada orang lain. Jangan mengambil banyak tantangan melebihi yang bisa ditangani. Gunakan tingkat kegelisahan sebagai ukuran seberapa nyaman bisa mengerjakannya

 

Perasaan utama yang dihubungkan dengan lifetrap Vulnerability adalah kegelisahan. Lifetrap ini mempunyai 2 sisi: membesarkan risiko bahaya dan mengecilkan kapasitas untuk mengatasinya. 4 tipe: kesehatan dan penyakit (Hypochondriac), bahaya, kemiskinan, kehilangan kontrol. Memikirkan bencana dan menghindari situasi adalah ciri dari lifetrap ini

 

Asal mula:

1.      Mempelajari perasaan rentan dari mengamati dan hidup dengan orangtua yang mempunyai lifetrap yang sama. Orang tua fobia/ ketakutan dengan area vulerability tertentu

 

2.      Orangtua terlalu melindungi, khususnya dengan isu bahaya/ penyakit. Orang tua terus – menerus mengingatkan pada bahaya tertentu , dibuat merasa bahwa juga rentan/ tidak kompeten menangani masalah sehari ini (biasanya dikombinasikan dengan Dependence)

 

3.      Orangtua tidak cukup melindungi. Lingkungan masa kecil tidak aman secara fisik, emosi, atau keuangan (biasanya dikombinasikan dengan Emotional Deprivation/ Mistrust and Abuse)

 

 

4.      Sakit waktu kecil/ mengalami kejadian serius yang traumatis (misak kecelakaan mobil) yang membuat merasa rentan

 

5.      Salah satu orangtua mengalami kejadian serius yang traumatis dan mungkin meninggal. Memandang dunia sebagai tempat berbahaya

 

Tanda bahaya dalam hubungan:

1.      Cenderung memilih partner yang mau dan rela, melindungi dari bahaya/penyakit. Partner kuat dan anda lemah dan membutuhkan

 

2.      Kepeduliaan ialah partner tak kenal takut, fisiknya kuat, keuangan sangat sukses, seorang dokter, atau punya sesuatu untuk melindungi dari ketakutan

 

3.      Mencari orang yang mau mendengarkan ketakutan dan menyakinkan keamanan

 

Lifetrap Vulnerability:

1.      Merasa sering gelisah menjalani hidup sehari karena ketakutan yang berlebihan. Kegelisahan mencakup semua hal

 

2.      Sangat khawatir dengan kesehatan dan kemungkinan sakit sehingga: memeriksakan diri ke dokter tanpa perlu, menjadi beban untuk keluarga dengan kebutuhan untuk terus diyakinkan, tak dapat menikmati aspek hidup yang lain

 

3.      Mengalami serangan panik akibat terlalu sibuk mengamati sensasi tubuh dan kemungkinan sakit

 

4.      Secara tidak realistis khawatir akan bangkrut, ini membuat ketat dengan uang dan tak mau membuat perubahan finansial/ karir, sibuk menjaga apa yang dimiliki dengan mengorbankan investasi/ proyek baru. Tak dapat mengambil risiko

 

 

5.      Berusaha keras menghindari bahaya kejahatan, misal menghindari pergi malam hari, mengunjungi kota besar, pergi dengan transportasi umum, karena hidup sangat terbatas

 

6.      Menghindari situasi sehari – hari yang mengandung bahkan sedikit saja resiko, menghindari elevator, atau tinggal dikota dimana bisa terjadi gempa bumi

 

7.      Membiarkan partner melindungi dari ketakutan. Selalu butuh diuakinkan partner akan membantu menghindari situasi yang menakutkan. Menjadi terlalu bergantung pada partner, bahkan mungkin kesal dengan ketergantungan

 

8.      Kegelisahan kronis mungkin malah membuat lebih cenderung ke penyakit psikosomatik (misal eczema, asma, radang usus besar, bisul, dan flu)

 

9.      Membatasi kehidupan sosial akibat dari ketakutan, tak bisa melakukan banyak hal seperti orang lain

 

10.  Membatasi hidup partner dan keluarga, yang harus menyesuaikan diri dengan ketakutan

 

11.  Sepertinya menurunkan ketakutan kepada anak

 

12.  Menggunakan berbagai mekanisme gaya mengatasi masalah sampai berlebihan waspada kepada bahaya, mungkin memiliki gejala obsesif kompulsif/ berpikir takhayul

 

13.  Bergantung kepada kelebihan pada obat, alkohol, makanan, dll untuk mengurangi kegelisahan kronis

 

Langkah mengubah Lifetrap Vulnerability:

1.      Berusaha memahami asal mula lifetrap

 

2.      Buat daftar ketakutan spesifik

 

 

3.      Buat anak tangga situasi yang menakutkan

 

4.      Temui orang yang disayangi, pasangan, kekasij, keluarga, teman, dan tuliskan dukungan mereka dalam membantu menghadapi ketakutan

 

5.      Teliti kemungkinan munculnya kejadian yang menakutkan

 

6.      Tuliskan kartu pengingat untuk setiap ketakutan

 

7.      Bicara dengan anak kecil dalam diri, jadilah orangtua yang kuat dan berani kepada anak tersebut

 

8.      Berlatih teknik relaksasi

 

9.      Mulai menangani setiap ketakutan melalui membayangkan

 

10.  Tangani setiap ketakutan dalam hubungan nyata

 

11.  Hargai diri untuk setiap langkah yang telah diambil

 

 

Gunakan kartu peningat, meditasi pernafasan, dan teknik orangtua untuk mengatasi lifetrap ini. Upaya sebenarnya telah mengtasi lifetrap Vulnerability ialah meluasnya kehidupan. Banyak hal yang dilewatkan karena ketakutan. Perjalanan keluar dari lifetrap ini adalah perjalanan kembali kepada hidup

 

Emosi paling konek dengan lifetrap Defectiveness adalah perasaan malu dan keadaan di dalam diri seseorang, tidak begitu jelas karena ketidaksempurnaan yang dibayangkan bersifat internal. Ada yang kurang percaya diri dan minder, ada yang terlihat normal, dan terlihat sangat baik sehingga tak percaya memiliki lifetrap ini. Seorang narcisis adalah seseorang kurang empati, menyalahkan orang lain bila ada masalah, dan memiliki perasaan berhak (entitlement) yang kuat, depresi tingkat rendah mengintai

 

Asal mula Defectiveness:

1.      Seseorang dalam keluarga sangat kritikal, merendahkan, atau menghukum. Berulang kali dikritik/ dihukum atas penampilan, perilaku, atau perkataan

 

2.      Dibuat merasa mengecewakan orangtua

 

3.      Ditolak/tidak cintai oleh salah satu/ kedua orangtua

 

4.      Mendapat kekerasan/ pelecehan seksual, fisik, atau emosi oleh seorang anggota keluarga

 

5.      Selalu disalahkan untuk segala masalah dalam keluarga

 

6.      Orangtua berulangkali mengatakan bahwa nakal, tak berguna, tak berharga

 

7.      Berulangkali dibandingkan tak ada apa – apanya dengan kakak/adik, atau mereka diperlakukan lebih baik daripada anda

 

8.      Salah satu orangtua meninggalkan rumah, dan menyalahkan diri sendiri

 

 

Lifetrap ini berasal dari perasaan tak dicintai/ tidak dihargai semasa kecil, berulangkali ditolak/ dikritik oleh salah orangtua/kedua orangtua, ketika di masa kecil sering menyalahkan diri karena tidak sempurna, cacat, dan kurang.defectiveness/ abuse sering kali beriringan, bagi si anak yang dilecehkan akan merasakan ketidakadilan dan marah tanpa berharga, merasa bertanggung jawab, anak merasa bersalah dan malu, banyak anak mencari jalan untuk menutupi perasaan tidak berharga  dan lifetrap ini bercampur dengan Entitlement dan Unrelenting Standards. Defectiveness sering dibentuk melalui pembandingan dengan saudara kandung, jati diri tak dapat disembuhkan dan berhenti hidup dari ilusi dengan mengawali hal dengan nyata

 

Tanda bahaya dalam kencan:

1.      Menghindari kencan sama sekali

 

2.      Cenderung memiliki hubungan intens yang singkat/ beberapa hubungan sekaligus

 

3.      Tertarik pada partner yang kritikal dan selalu meremehkan

 

4.      Tertarik pada partner yang abusive secara fisik/emosi

 

5.      Paling tertarik pada partner yang tidak tetarik pada anda, berharap bisa memenangkan cintanya

 

6.      Hanya tertarik pada partner yang paling menarik dan mengagumkan, padahal jelas takkan bisa mendapatkannya

 

7.      Paling nyaman dengan partner yang tidak ingin mengenal dengan dalam

 

8.      Hanya kencan dengan orang yang dirasa berada dibawah, yang tidak benar dicintai

 

9.      Tertarik pada partner yang tak bisa berkomitmen kepad anda/ memberikan  waktunya untuk secara teratur, mereka mungkin telah menikah, sedang kencan juga dengan orang lain, berpergian secara teratur/ tinggal dikota lain

 

10.  Memasuki hubungan dimana dikecewakan, dilecehkan, atau diabaikan oleh partner

 

 

Berhati – hati dengan chemistry yang kuat

Lifetrap Defectiveness:

1.      Sangat kritikal pada partner setelah merasa diterima, dan perasaan romantis lenyap kemudian bertindak meremehkan dan kritikal

 

2.      Menyembunyikan diri yang sebenarnya sehingga partner tak pernah pernah benar mengenal anda

 

3.      Cemburu dan posesif pada partner

 

4.      Terus membandingkan diri dengan orang lain dan merasa iri dan tak sempurna

 

5.      Terus butuh dan menuntut diyakinan bahwa partner masih menghargai

 

6.      Merendahkan diri sendiri di dekat partner

 

7.      Membiarkan partner mengkritik , merendahkan, atau mempermalukan dengan buruk

 

8.      Sulit menerima kritik yang benar, membela diri/ memusuhi

 

9.      Sangat kritikal pada anak

 

10.  Merasa seperti penipu ulung bila sukses. Sangat cemas tak bisa mempertahankan kesuksesan

 

11.  Menjadi sangat sedih/ depresi dengan kemunduran karir/ penolakan dalam hubungan

 

12.  Sangat gugup bila berbicara didepan umum

 

Mengubah lifetrap Defectiveness:

1.      Memahami perasaan tak berharga dan malu di masa kecil. Rasakan anak kecil yang terluka didalam diri

2.      Tuliskan tanda menghadapi Defectiveness dengan Escape/ Counterattack (yaitu menghindari/mencari kompensasi)

 

3.      Berusaha menghentikan perilaku Escape/ Counterattack

 

4.      Monitor perasaan tak berharga dan malu

 

5.      Tuliskan pria/wanita yang paling menarik dan yang paling tidak menarik

 

6.      Tuliskan daftar kekurngan dan kelebihan waktu kecil dan remaja. Lalu tuliskan daftar kekurangan dan kelebihan sekarang ini

 

7.      Evaluasi keseriusan kekurangan yang sekarang

 

8.      Mulai program untuk mengubah cacat yang bisa diubah

 

9.      Tulis kartu pengingat untuk sendiri

 

10.  Berusaha lebih tulus dalam hubungan dekat

 

11.  Tulis surat kepada orantua yang kritikal

 

12.  Terima cinta dari orang yang dekat

 

13.  Jangan lagi membiarkan orang memperlakukan dengan buruk

 

14.  Jika sedang berhubungan, dan anda adalah partner yang kritikal, hentikan sikap merendahkan partner, lakukan hal yang sama dengan hubungan dekat lainnya

 

Seberapa cepat bisa mengubah lifetrap ini tergantung sebagian pada seberapa suka menghukumnya orangtua. Semakin suka menghukum dan semakin dramatis penolakan, semakin banyak kebencian dan kekerasan oleh karenanya, ma semakin sulit untuk berubah, mungkin butuh bantuan dari terapis

 

Perasaan gagal berasal dari masa kecil

 

Asal mula:

1.      Punya orangtua (seringkali ayah) yang sangat kritikal pada performa di sekolah, olahraga,dll. Ia sering menyebut bodoh, dungu, pecundang, dll. Abusive (lifetrap bisa dihubungkan dengan Defectiveness/ Abuse)

 

2.      Salah satu/kedua orangtua sangat sukses, dan percaya takkan pernah memenuhi standar tinggi mereka. Jadi berhenti berusaha (lifetrap bisa dihubungkan dengan Unrelenting Standards)

 

3.      Merasa salah satu/kedua orang tua tidak peduli apakah anda sukses/ lebih buruk merasa terancam bila berhasil. Orangtua mungkin bersaing dengan anda/ takut kehilangan rekanan dengan anda bila terlalu sukses didunia (lifetrap bisa dihubungkan dengan Emotional Deprivation/ Dependence)

 

4.      Tidak sebaik anak lain di sekolah/ dibidang olahraga, dan merasa minder, mungkin mengalami ketidakmampuan, rentang perhatian yang buruk, atau sangat terkoordinasi, setelah berhentiu berusaha agar tidak dihina oleh mereka (bisa dihubungkan dengan Social Exlusion)

 

5.      Punya saudara yang sering dibandingkan lebih baik, percaya takkan pernah menyamainya, jadi berhenti berusaha

 

6.      Datang dari negara lain, orangtua imigran, atau keluarga lebih miskin/ kurang pendidikan dibanding teman sekolah/ kurang merasa minder dengan teman sebaya dan tak pernah merasa bisa menyamai

7.      Orangtua tidak membuat batasan yang cukup, tidak belajar disiplin diri dan tanggung jawab. Maka gagal mengerjakan peer secara teratur/ belajar keahlian tertentu. Pada akhirnya ini mengarah kepada kegagalan (lifetrap ini bisa dihubungkan dengan Entitlement)

 

Lifetrap kegagalan:

1.      Tidak mengambil langkah yang diperlukan untuk mengembangkan keahlian dalam karir (misal menyelesaikan sekolah, membaca perkembangan terkini, magang pada seorang ahli) berusah membodohi orang

 

2.      Memiliki karir dibawah potensi (misal menyelesaikan kuliah dan punya kemampuan matematika yang bagus, tapi sekarang mengemudikan taksi)

 

3.      Menghindari langkah yang diperlukan untuk mendapat promosi dalam karir pilihan, kemajuan terhenti tanpa perlu (misal gagal menerima promosi/ meminta promosi, tidak mempromosikan diri/ membuat kemampuan diketahui orang yang berwenang, tinggal dalam perkerjaan yang aman, yang mati)

 

4.      Tidak mau mentoleransi berkerja untuk orang lain/ berkerja dengan perkerjaan tingkat awal, jadi tetap pada tepian bidang, gagal menaiki tangga karir (berkaitan dengan Entitlement dan Subjugation)

 

5.      Mengambil perkerjaan tapi berulang kali dipecat karena terlambat, menunda, performa kerja buruk, sikap buruk, dll)

 

6.      Tak bisa komit pada suatu karir, jadi meloncat dari satu perkerjaan ke perkerjan lain, tak pernah mengembangkan keahlian pada suatu area, seorang rata – rata dalam dunia kerja yang mencari spesialis, karena itu tak pernah maju dalam satu karir pun

 

7.      Memilih karir yang sangat sulit sekali untuk sukses, dan tidak tahu kapan melepaskan (misal, akting. Olahraga, profesional, musik)

8.      Takut mengambil inisiatif/ membuat keputusan yang mandiri di tempat kerja, jadi tak pernah dipromosikan untuk jabatan dengan bertangung jawab lebih besar

 

9.      Merasa pada dasarnya bodoh/ tak bertalenta, dan karena itu merasa telah menipu, meskipun secara objektif sangat sukses

 

10.  Mengecilkan kemampuan dan pencapaian, dan membesarkan kelemahan dan kesalahan. Merasa senang seorang yang gagal, meskipun sama suksesnya dengan rekan

 

11.  Memiliki pria/ wanita sukses sebagai partner dalam hubungan. Menikmati hidup sukses melalui kesuksesan mereka padahal sendiri tidak banyak mengerjakan

 

12.  Berusaha mengkompensasikan kurangnya pencapaian kemampuan kerja dengan fokus pada aset lain (misal wajah, tampang, kemudaan, berkorban untuk orang lain). Tapi pada hakikatnya tetap merasa seorang yang gagal

 

Mengubah lifetrap kegagalan:

1.      Teliti apakah perasaan gagal merupakan kebenaran/distorsi

 

2.      Bersentuhan dengan anak kecil dalam diri yang merasa gagal, dan masih merasa gagal

 

3.      Bantu anak kecil dalam diri melihat bahwa diperlakukan tidak adil

 

4.      Sadari talenta, keahlian, kemampuan, dan pemenuhan dalam area pencapian

 

Jika pernah gagal dibanding teman sebaya:

5.      Coba lihat pola kegagalan

 

6.      Setelah melihat pola, buat rencana untuk mengubahnya

 

7.      Buat kartu pengingat untuk mengatasi pola kegagalan. Ikuti rencana selangkah demi selangkah

 

8.      Libatkan orang yang disayangi dalam proses ini

 

Lifetrap Kegagalan adalah salah satu lifetrap yang memberi kepuasan bila berhasil diatasi

Perasaan dari Subjugation adalah penindasan, merendahkan diri, tak ada jati diri yang kuat. 2 alasan Subjugation membiarkan orang lain mengontrol: tunduk karena perasaan bersalah/ karena mereka ingin menyembuhkan penderitaan orang lain (berkorban), mereka tunduk karena mereka mengantisipasi penolakan, pembalasan/ dkitinggalkan, lebih tegas bila terjadi akan merasa bersalah, lebih nyaman dengan sikap pasif. Pemberontak cenderung bertindak seolah hanya mereka yang penting dan hanya mereka yang punya kebutuhan. Mengatasi Subjugation dengan mengambil peran seseorang yang agresif, menyimpang, dan memikirkan diri sendiri

 

Asal mula Lifetrap Subjugation:

1.      Orangtua berusaha mendominasi mengontrol hampir setiap aspek hidup

 

2.      Orangtua menghukum, mengancam, atau marah bila tidak melakukan hal sesuai cara mereka

 

3.      Orangtua menarik diri secara emosi/memutuskan kontrak jika tidak setuju dengan mereka tentang cara melakukan sesuatu hal

 

4.      Orangtua tidak mengizinkan membuat pilihan sendiri waktu kecil

 

5.      Karena ibu/ayah jarang ada, atau tidak cukup mampu, anda yang akhirnya mengurus seluruh keluarga

 

6.      Orangtua selalu membicarakan problem pribadi, sehingga selalu berperan mendengarkan

 

7.      Orangtua membuat merasa bersalah/egois jika tidak mau melakukan keinginan mereka

 

8.      Orangtua seperti martir/ orang suci mereka selalu mengurus kepentingan orang lain dan menyangkal kebutuhan mereka sendiri

 

9.      Tidak merasa bahwa hak, kepentingan, atau pendapat dihargai waktu kecil

10.  Harus sangat berhati dengan apa yang dikatakan/lakukan waktu kecil, karena khawatir nanti ibu/ayah menjadi khawatir/ tertekan

 

11.  Sering merasa marah pada orangtua karena tidak memberikan kebebasan seperti yang didapat anak lain

 

Tanda bahaya dalam partner yang berpotensi:

1.      Partner mendominasi dan mengharapkan segala hal menurut caranya

 

2.      Partner punya jati diri yang kuat dan tahu persis apa yang diinginkan dalam banyak situasi

 

3.      Partner menjadi kesal/marah bila tidak setuju/melakukan kebutuhan sendiri

 

4.      Partner tidak menghargai pendapat, kepentingan, atau hak

 

5.      Partner mencibir/menarik diri bila melakukan hal sesuai cara sendiri

 

6.      Partner mudah sakit hati/sedih, maka merasa harus menjaga perasaannya

 

7.      Harus hati – hati dengan perkataan/perbuatan karena partner banyak minum/ punya temperamen buruk

 

8.      Partner tidak kompeten/ teratur, maka akhirnya harus melakukan banyak tugas

 

9.      Partner tidak bertanggung jawab/tak bisa diandalkan, maka harus mengambil alih tanggung jawab dan bisa diandalkan

 

10.  Membiarkan partner membuat sebagian besar keputusan karena sering kali merasa tidak sejalan/ sebaliknya

 

11.  Partner membuat merasa bersalah/ menuduh egois bila meminta sesuatu dilakukan sesuai cara sendiri

 

12.  Partner menjadi sedih, khawatir, atau mudah tertekan, maka akhirnya lebih banyak mendengarkan

 

13.  Partner sangat membutuhkan bantuan dan bergantung

 

Satu pola umum pada orang yang tunduk ialah mencari hubungan dengan figur yang agresif dan dominan dengan pemimpin. Orang dengan lifetrap ini akan memilih partner yang narcisis/cinta diri sendiri, yang menuntut tapi memberi sedikit, tak peduli dengan perasaan orang lain, nyaman dengan peran seorang yang selalu memberi. Jika seorang yang pemberontak, memilih seseorang yang bahkan lebih mau dikontrol, supaya yang mengontrol

 

Lifetrap Subjugation:

1.      Hampir selalu membiarkan orang lain yang mengambil keputusan

 

2.      Terlalu ingin menyenangkan orang lain, akan melakukan apapun agar disukai/diterima

 

3.      Tidak suka secara terbuka untuk tidak setuju dengan pendapat orang lain

 

4.      Lebih nyaman bila orang lain dalam posisi mengontrol

 

5.      Akan melakukan apapun untuk menghindari konfrontasi/kemarahan, selalu menyesuaikan diri

 

6.      Tidak tahu apa yang diinginkan/sukai dalam banyak situasi

 

7.      Tidak jelas dengan keputusan karir

 

 

8.      Akhirnya yang selalu mempedulikan orang lain hampir tak seorangpun yang mendengarkan/peduli

 

9.      Pemberontak, otomatis mengatakan tidak bila orang lain memberi perintah

 

10.  Tidak sanggup mengatakan/ melakukan sesuatu yang menyakiti perasaan orang lain

 

11.  Sering berada dalam situasi dimaan merasa terperangkap/dimana kebutuhan tidak dipenuhi

 

12.  Tidak ingin orang lain melihat sebagai orang yang egois maka pergi ke ektstrem yang berlawanan

 

13.  Sering mengorbankan diri demi orang lain

 

14.  Sering mengambil tanggung jawab lebih di rumah/ditempat kerja

 

15.  Bila orang lain sedang ada masalah/menderita, berusaha keras untuk membantu mereka merasa lebih baik, bahkan dengan mengorbankan diri sendiri

 

16.  Seringkali merasa marah pada orang yang memberi perintah

 

17.  Sering merasa ditipu bahwa memberi lebih banyak daripada menerima balasannya

 

18.  Merasa bersalah bila mengajukan permintaan

 

19.  Tidak membela hak

 

20.  Menolak melakukan perintah orang lain secara tidak langsung, menunda, membuat kesalahan dan membuat alasan

 

21.  Tidak dapat bergaul dengan figur yang punya otoritas

 

22.  Tidak dapat meminta promosi/ kenaikan gaji ditempat kerja

 

23.  Merasa kurang integritas, terlalu banyak menyesuaikan diri

 

24.  Mengatakan tidak agresif/ cukup ambisius

 

25.  Mengecilkan pencapaian sendiri

 

26.  Sulit bersikap tegas dalam negoisasi

 

Orang  dengan lifetrap Subjugation akan berkerja dalam profesi pelayanan, khususnya bila mereka suka berkoban, mungkin menjadi dokter, perawat, ibu rumah tangga, guru, pendeta, terapis, atau peran penyembuh lain, akan mengabdikan diri pada karir yang melayani orang lain, sangat sensitif terhadap kebutuhan dan penderitaan orang lain, mengeksploitasi kemampuan untuk selalu ada buat orang lain, meskipun mungkin yang membuat orang lain mulia, mungkin menjadi tangan kanan seorang yang berkuasa tempat mengabdikan diri dan mereka mendapati bahwa sangat berguna, dalam banyak hal, tipe orang yang ingin diperkerjakan setiap bos, patuh, loyal, dan tidak begitu menuntut, jarang meminta kenaikan gaji, berusaha keras menyenangkan setiap orang, khususnya atasan dan sulit membuat batasan jumlah pengorbanan yang akan dibuat, merasa kurang punya opini kuat tentang hal yang berkaitan dengan perkerjaan. Bila diminta untuk emnomentari tentang masalah, merasa bingung apa pendapat mereka

 

Pemberontak memperlihat mendominasi dan mengontrol. , tunduk kepada beberapa orang ditempat kerja llau melampiaskannya kepada orang lain,

 

Langkah untuk mengubah lifetrap Subjugation:

1.      Memahami subjugation masa kecil, rasakan anak kecil didalam diri yang tertindas

2.      Tuliskan setiap hari situasi dirumah dan ditempat kerja dimana membiarkan diri dikontrol/mengorbankan kebutuhan sendiri demi orang lain

 

3.      Mulai bentuk pilihan dan pendapat sendiri dalam banyak aspek hidup, film, makanan, waktu luang, politik, masalah kontroversial terkini, penggunaan waktu,dll. Pelajari diri sendiri dan kebutuhan

 

4.      Buat daftar yang dilakukan/ berikan kepada orang lain, dan apa yang mereka lakukan dan berikan. Berapa sering mendengarkan orang lain dan berapa sering mereka mendengarkan

 

5.      Berhenti bersikap pasif agresif. Dorong diri secara sistematis untuk bersikap tegas ungkapkan apa yang dibutuhkan/diinginkan. Mulai dengan permintaan yang mudah lebih dulu

 

6.      Berlatih meminta perhatian orang. Mintalah bantuan. Dukungan problem, cobalah capai keseimbangan antata apa yang diberikan/dapatkan

 

7.      Mundur dari hubungan dengan orang lain yang terlalu egois untuk memperhitungkan kepentingan, hindari hubungan yang berat sebelah, ubah/keluar dari hubungan dimana merasa terperangkap

 

8.      Berlatih mengatakan terus terang daripada berusaha menyenangkan. Kemukakan kemarahan secara sopan, begitu merasakan, belajar merasa lebih nyaman bila seseorang kesal, sakit hati, atau marah

 

9.      Jangan merasionalkan kecenderungan untuk terlalu menyenangkan orang lain, berhenti mengatakan pada diri sendiri bahwa itu tidak apa – apa

 

10.  Review hubungan masa lalu dan perjelas pola dalam memilih partner yang mengontrol/ menuntut. Tuliskan daftar sinyal yang harus dihindari. Jika mungkin, hindari partner yang egois, tidak bertanggung jawab, atau bergantung yang menurunkan chemistry yang tinggi

11.  Bila menemukan partner yang peduli dengan kebutuhan, minta pendapat dan menghargainya, dan yang cukup kuat untuk melakukan 50% tugas, beri kesempatan pada kehilangan

 

12.  Lebih agresif ditempat kerja, hargai apa yang dikerjakan, jangan biarkan orang lain mengambil keuntungan, mintalah promosi/kenaikan gaji yang berhak didapatkan, delegasikan tanggung jawab kepada orang lain

 

13.  Untuk pemberontak berusalah menolak melakukan hal yang berlawanan dengna perintah orang, cari tahu apa yang diinginkan dan lakukan meskipun itu konsisten dengan yang diperintahkan oleh atasan

 

14.  Buat kartu pengingat, gunakan untuk membuat tetap di jalur yang semestinya

 

Unrelenting standards harus sempurna kreatif dan sempurna teratur,akan sukses dalam apapun yang dikerjakan, tapi kesuksesan dilihat dari sudut pandang orang lain. Mempunyai penyakit gejala stres fisik seperti penyakit usus besar, sakit kepala, tekanan darah tinggi, bisul, radang usus besar, insomnia, kelelahan, serangan panik, serangan jantung, obsesitas, sakit punggung, masalah kulit, arthritis, asma, atau sejumlah fisik lain

 

Unrelenting standars dapat menciptakan tangga emosi negative, terus menerus frustasi dan marah pada diri sendiri bila tidak memenuhi standar, merasa marah secara kronis, tingkat kegelisahan tinggi, terobsesi dengan hal berikutnya yang harus dilakukan dengan benar, fokus utama adalah waktu, banyak hal yang harus dikerjakan dan sangat sedikit waktu, merasa depresi pada kesuraman dan kekosongan hidup atas hal yang telah dicapai

 

Ada 3 tipe unrelenting: compulsivity (kesempurnaan), achievement orientation (orientasi pada pencapian, status orientation (orientasi pada status)

 

Kompulsif: orang yang menjaga segalanya dalam tatanan yang sempurna, tipe yang memperhatikan setiap detail sekecil apapun dan takut kaalu ada kesalahan sekecil apapun, merasa frustasi dan kesal bila semuanya tidak tepat, atau marah dengan diri sendiri, workaholik yang terkadang membawa ke perasaan gagal. Tipe A marah pada siapapun yang mengalahkan/menghalangi ambisi, jika halangan bersifat internal, mereka akan marah pada diri sendiri, tidak berusaha cukup keras, atau mengerjakan sesuatu dengan cukup baik, terus menerus kesal pada diri sendiri, tidak memiliki bentuk orientasi pada pencapian yang parah, keseimbangan antara kerja dan bermain agak berat sebelah, tak bisa benar rileks tapi setidaknya hidup tidak sepenuhnya terkonsumsi dengan perkerjaan dan mungkin workaholik dengan hal selain perkerjaan, misal berbelanja pakaian/barang, mendekorasi rumah, berbelanja pakaian/ barang sales, hobi/ olahraga

 

Orientasi pada status ialah menekankan berlebihan untuk mendapatkan penghargaan, status/kekayaan, kecantikan, kepalsuan diri, seringkali bentuk perlawanan untuk emncari kompensasi atas perasan Defectiveness/ Social Exclusion, tak pernah merasa cukup baik, tak peduli apapun yang dilakukan, cenderung menghukum diri, atau merasa malu, bila gagal memenuhi pengharapan tinggi, bergumul tanpa henti untuk mendapatkan semakin banyak kekuasaan, uang, atau prestis, namun tak pernah cukup membuat merasa baik akan diri sendiri. Orientasi ini bisa menutupi perasan Emotional Deprivation, berusaha mengisi kekosongan emosi dengan kekuasaan, nama kesukesan, uang, status pengganti untuk koenksi emosi yang sesungguhnya, namun status tak pernah cukup

 

Asal mula Unrelenting Standards:

1.      Kasih orangtua disertai syarat bahwa harus memenuhi standar tinggi

 

2.      Salah satu/kedua orangtua merupakan model standar yang tinggi dan tak seimbang

 

3.      Unrelenting Standards berkembang sebagai kompensasi untuk perasaan Defectiveness, Social Exclusion, Failure

 

4.      Salah satu/kedua orangtua menggunakan rasa malu/kritik bila gagal memenuhi standar tinggi

 

Dengan kasih bersyarat, masa kecil dihabiskan untuk berlomba memenangkan kasih orangtua, perlombaan itu tak ada habisnya, dengan beberapa titik keterpaksaan disepanjang jalannya, atau punya orangtua pengasih yang memberi cinta yang berlebihan/persetujuan jika memenuhi pengharapan tinggi, hal penting ialah memenuhi standar pencapaian disekolah, kecantikan, status, popularitas, atau olahraga menjadi cara paling efektif untuk memenangkan cinta, respek, bahkan pujian yang berlebihan dari orangtua, mereka berorientasi perfeksionis, teratur, berorientasi pada perilaku, sebagian berasal dari keinginan untuk bangkit dari lingkungan masa kecil, reaksi tehadap rasa malu karena Social Exclusion, lifetrap Unrelenting Standars bisa terikat dengan lifetrap lain seperti Deprivation, menyadari bahwa pujian atas pencapian bisa menutupi sesuatu karena terlalu sedikitnnya kasih yang diperoleh, keberhasilan bisa menjadi strategi untuk membuat koneksi dengan orang lain, biasanya menjadi pengganti perhatian dan pengertian sesungguhnya, yang mudah hilang, salah satu orangtua terus memaksa, kenangan masa kecil perasaan tidak sempurna, tersisih, atau kesepian, betapapun kerasnya berusaha, mereka jarang mendapat respek, pujian, perhatian, atau cinta yang diinginkan, jika orangtua menggunakan rasa malu/kritik apabila gagal memenuhi harapan mereka, hampir pasti juga memiliki Defectiveness

 

Lifetrap Unrelenting Standards:

1.      Jika kesehatan terganggu karena stres sehari – hari, seperti kerja lembur tidak hanya karena kejadian dalam hidup yang tak terhindarkan

 

2.      Keseimbangan antara kerja dan kesenangan terasa berat sebelah. Hidup terasa seperti tekanan dan kerja terus – menerus tanpa fun

 

3.      Seluruh hidup tampaknya berputar pada kesuksesan, status, dan hal materi tampaknya kehilangan sentuhan dengan diri sendiri dan tak tahu lagi apa yang benar membuat bahagia

 

4.      Terlalu banyak energi tercurah untuk membuat hidup teratur, menghabiskan waktu terlalu banyak untuk membuat daftar, mengatur hidup, merencanakan, membersihkan, dan memperbaiki diri, dan tidak cukup waktu untuk kreatif dan membiarkan

5.      Hubungan dengan orang lain terganggu karena begitu banyak waktu tercurah untuk memenuhi standar sendiri, berkerja menjadi sukses, dll

 

6.      Membuat orang lain merasa tidak layak atau gugup didekat karena merasa khawatir tak bisa memenuhi pengharapan tinggi untuk mereka

 

7.      Jarang berhenti dan menikmati kesuksesan, jarang puas dengan pencapaian, justru melanjutkan tugas selanjutnya yang menanti

 

8.      Merasa kewalahan karena berusaha mencapai terlalu banyak sepertinya tak pernah cukup waktu untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai

 

9.      Standar sangat tinggi sehingga memandang banyak kegiatan sebagai kewajiban/tugas untuk dijalankan, bukan menikmati prosesnya

 

10.  Banya menunda, karena standar membuat banyak tugas terasa beban, menghindarinya

 

11.  Sering merasa kesal/ frustasi karena hal dan orang disekitar tidak memenuhi standar tinggi

 

Problem dasar kehilangan sentuhan dengan diri yang sebenarnya, fokus pada keteraturan, pencapaian, status sehingga tidak memperhatikan kebutuhan dasar fisik, emosi, dan sosial, hal seperti keluarga, persahabatan, kreativitas, dan fun hal yang membuat hidup menjadi berharga tersingkirkan karena keinginan posesif terhadap kesempurnaan, berasal dari generasi ke generasi lain, orang yang suka menunda adalah orang dengan lifetrap ini, semakin banyak terinvestasi dalam satu proyek, semakin lama menunda, jarang merasa puas. Pengejaran standar menghancurkan kesempatan untuk merasakan perasaan positif seperti cinta, kedamaian, kebahagiaan, kebanggan, atau rileks, justru merasa kesal, frustasi, kecewa, dan tekanan

 

Langkah mengubah Unrelenting Standards:

1.      Tuliskan daftar area dimana standar mungkin tidak seimbang/ tak ada batasnya

 

2.      Tuliskan keuntungan diri berusaha memenuhi standards setiap hari

 

3.      Tuliskan kerugian dari berusaha terlalu keras dalam area

 

4.      Cobalah bayangkan akan seperti apa hidup tanpa tekanan

 

5.      Pahami asal mula lifetrap

 

6.      Perhatikan apa pengaruh jika menurunkan standards kira 25%

 

7.      Coba hitung waktu yang diberikan untuk membangun standar

 

8.      Coba tentukan standar apa yang masuk akal dengan mendapatkan persetujuan atau pendapat objektif dari orang yang tampak lebih seimbang

 

9.      Perlahan coba rubah jadwal/ rubah perilaku agar kebutuhan yang lebih dalam terpenuhi

 

3 tipe Entitlement:

1.      Spoiled Entitlement (dimanjakan)

 

2.      Dependent Entitlement (bergantung)

 

3.      Impulsivity (dorongan hati)

 

Punya sedikit saja empat/peduli dengan perasaan orang lain, merasa berbeda dengan pengharapan/aturan sosial yang normal, menganggap diri melebihi hukum, percaya meskipun orang lain harus dihukum bila melanggar norma sosial. Tidak boleh dihukum, tidak mengharapkan harus membayar konsekuensi normal untuk tindakan, mengambil apapun yang diinginkan tanpa merasa bersalah karena merasa berhak. Berharap bisa melarikan diri dari konsekuensi negatif yang dialami orang lain seandainya bertindak sama, akan lolos/ manipulasi situasi supaya tidak harus membayar konsekuensi

 

Jika tipe bergantung, merasa berhak bergantung pada orang lain, menempatkan diri di posisi lemah, tidak kompeten, dan mengharapkan orang lain bersikap kuat dan mengurus, membiarkan orang lain memikul tanggung jawab setiap hari dan akibat dari keputusan, lebih ke sifat pasif daripada aktif agresif, bila seseorang gagal mengurus merasa seperti korban, marah, tapi menahan diri, mengekspresikan kekesalan dengan cara lain cemburut, perilaku, pasif agresif, keluhan yang sangat sedih, merengek, dan kadang ngambek seperti anak kecil, berusaha sangat keras untuk menyenangkan orang lain dan menyesuaikan diri, namun merasa berhak untuk bergantung, Entitlement berasal dari fakta bahwa merasa lemah dan rapuh, butuh bantun, dan harus memberikannya

 

Dorongan hati, pola seumur hidup sulitnya mengontrol perilaku dan perasaan. Masalah dengan mengendalikan dorongan hati, bertindak keinginan dan perasaan tanpa memikirkan konsekuensi, sulit untuk mentoleransi frustasi untuk menyelesaikan tugas jangka panjang, khususnya tugas membosankan/ rutin. Kurang keteraturan dan struktur. Tidak disiplin, menimbulkan kecanduan kontrol diri dan disiplin diri. Sulit mengontrol emosi, khususnya kemarahan, meskipun depresi, kemarahan adalah emosi dominan, tidak dapat mengekspresikan kemarahan secara dewasa, tapi seperti anak kecil yang sedang marah, tidak sabar, kesal, marah. Entitlement adalah ekspreksi berlebihan dari kebutuhan, kurang bisa menahan diri secara normal. Ketika orang lain membatasi dan mendisplinkan diri sewajarnya, tidak merasa tertekan dengan pola dan memisahkan dari lifetrap lain

 

Asal mula Entitlement:

1.      Batasan yang lemah: orangtua gagal melatih cukup disiplin dan mengontrol anak mereka, orangtua seperti ini memanjakan dan menyenangkan anak mereka dengan berbagai cara:

A.    Spoiled Entitlement (Dimanjakan)

Anak diberikan apapun yang mereka minta, kapanpun mereka mau, ini bisa termasuk barang/ memaksakan cara mereka, mengontrol orangtua

B.     Impulsivity (dorongan hati): anak telah diajar untuk mentoleransi frustasi. Mereka tidak dipaksa untuk mengambil tanggung jawab dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Ini termasuk tugas rumah tangga/tugas sekolah. Orangtua membiarkan anak tidak bertanggung jawab dengan tidak memberikan konsekuensi karena tidak mau melakukan sebuah tugas. Mereka juga tidak diajar mengontrol dorongan hati. Orangtua membiarkan anak bertindak karena dorongan hati, seperti marah, tanpa memberikan konsekuensi negatif. Salah satu/kedua orangtua mungkin sulit mengontrol emosi/ dorongan hati mereka sendiri. Seseorang dengan batasan yang lemah biasanya tidak belajar arti timbal balik ketika kecil. Orangtua menjadi model kontrol diri dan displin diri. Orang yang bertindak diluar kontrol akan menghasilkan anak yang bertindak diluar kontrol

 

Asal mula 2: suka bergantung

Asal mula Dpendent Entitlement ialah orangtua yang terlalu murah hati pada anak mereka sehingga anak terlalu bergantung pada mereka. Orantua memikul tanggung jawab sehari – hari, keputusan dan tugas sulit untuk anak mereka. Lingkungan anak sangat maamn dan dilindungi dan tak memperkirakan bahwa anak kelak akan menuntut level perhatian seperti ini

 

Perbedaan antara lifetrap Dependence dan Dependent Entitlement adalah tingkatan, makin dibiarkan tidak mandiri/ bergantung, semakin terlalu dilindungi dan semua keinginan dituruti makin cenderung kepada Dependent Entitlement.

 

Asal mula 3 : Entitlement sebagai bentuk perlawanan (Counterattack) dari lifetrap lain

Untuk mayoritas Entitlement adalah bentuk Counterattack, atau kompensasi, dari lifetrap utama lain, biasanya Defectiveness, Emotional Deprivation, atau Social Exclusion

 

Jika mengembangkan Entitlement sebagai alat untuk mengatasi Emotional Deprivation waktu kecil, maka mungkin dibohongi/diabaikan waktu kecil dengan cara tertentu, mungkin orangtua dingin dan tidak mengasuh, maka merasa kosong secara emosi. Melawan dengan sikap berhak mendapatkan segalanya, atau mungkin tidak memiliki materi, ketika dewasa memastikan mendapatkan segalanya, mengatasi masalah ketika muda merupakan adaptasi dan sehat. Entitlement menawarkan jalan keluar dari kesepian, kurang kasih sayang, kepeduliaan, dan perhatian yang dialami waktu kecil, atau menawarkan jalan keluar dari kekosongan materi, ketika dewasa takut diabaikan/dibohongi sehingga menjadi penuntut, narcisis, dan mengontrol, mulai menjauhkan orang terdekat, memastikan kebutuhan dipenuhi, mulai membuat orang yang justru memenuhi menjauhi. Anak yang diabaikan mengembangkan Entitlement sebagai gaya untuk mengatasi pengabaian: tempareman anak, ada anak yang agresif, watak mereka mendorong mereka untuk merespon dengan cara aktif, bukan menyerah kepada perasaan kosong

 

Faktor lain ialah apakah keluarga membiarkan anak untuk bersikap menyerang. Orangtua yang mengabaikan emosi anak mungkin membiarkan anak yang menjadi penuntut dalam hal lain. Faktor ketiga ialah apakah berbakat, pintar, cantik, bertalenta, anak mengkompensasikan perhatian yang dimintanya dengan bakat ini. Dalam satu area, setidaknya anak mendapatkan sebagian kebutuhannya, kemarahan adalah faktor lain yang akan mendorong seseorang mengembangkan Entitlement sebagai mekanisme mengatasi kekosongan emosi , kemarahan yang ekstrem akan menjadi motivasi kuat bagi orang untuk mengatasi kondisi masa kecil mereka. Hal itu memberi mereka kematian untuk menegakkan sesuatu yang mereka anggap tidak adil

 

Entitlement paling sering merupakan reaksi terhadap perasaan Emotional Deprivation, juga bisa merupakan respon terhadap lifetrap lain. Seseorang yang merasa tidak sempurna atau tidak diterima secara sosial mungkin mencari kompensasi dengan merasa spesial. Jika perasaan adalah saya inferior akan melawan dengan mengatakan tidak, saya spesial, saya lebih baik dibanding orang lain. Problem dengan toleransi frustasi dan mengontrol dorongan hati juga menjadi bentuk perlawanan terhadap perasan dikontrol (meskioun biasanya bukan asal mula dari tipe dorongan hati), anak terlalu banyak didisplin, disiplin, dan kontrol emosi

 

Tanda bahaya pada partner Tipe dimanjakan:

1.      Mengorbankan kebutuhan mereka sendiri

2.      Membiarkan mengontrol mereka

 

3.      Takut mengekspresikan kebutuhan dan perasaan mereka sendiri

 

4.      Mau mentoleransi sikap abusive, kritik,dll

 

5.      Membiarkan mengambil keuntungan dari mereka

 

6.      Tidak punya jati diri yang kuat dan membiarkan diri mereka menyesuaikan dengan hidup anda

 

7.      Bergantung pada anda, dan menerima dominasi sebagai harga dari ketergantungan mereka

 

Tipe bergantung: tertarik pada partner yang kuat yang kompeten dan mau mengurusi

 

Tipe dorongan hati: mungkin tertarik pada partner yang teratur, disiplin, pemaksa,dll, dan yang mungkin mengimbangi kecenderungan ke arah kekacauan dan tidak teratur

 

Lifetrap Spoiled Entitlement:

1.        Tidak peduli dengan kebutuhan orang di sekitar, mau kebutuhan dipenuhi dengan pengorbanan mereka, menyakiti mereka

 

2.        Mungkin menyiksa, mempermalukan, atau merendahkan orang disekitar anda

 

3.        Sulit empati dengan perasaan orang di sekitar, mereka merasa tidak mengerti atau peduli dengan perasaan

 

4.        Mungkin menerima lebih banyak daripada memberi kepada masyarakat, ini menghasilkan ketidakseimbangan dan tidak adil bagi orang lain

5.        Ditempat kerja, mungkin dipecat, diturunkan jabatan, dll, karena gagal melihat kebutuhan dan perasaan orang lain, atau gagal mengikuti peraturan

 

6.        Partner, keluarga, teman, atau aank mungkin meninggalkan, kesal pada anda, atau memutuskan kontrak dengan karena memperlakukan mereka dengan buruk, tidak adil, atau egois

 

7.        Mungkin terlibat masalah hukum/kriminal jika menipu/melanggar hukum, seperti laporan pajak atau kecurangan bisnis

 

8.        Tidak pernah punya kesempatan untuk mengalami sukacita karena memberi hubungan timbal balik yang setara dan tulus

 

9.        Jika Entitlement adalah bentuk Counterattack, tak pernah membiarkan diri menghadapi dan mengatasi lifetrap. Kebutuhan rill tak pernah dibicarakan, mungkin melanjutkan perasaan Emotional Deprivation, Defectiveness, atau Social Exclusion

 

Lifetrap Dependent Entitlement:

1.      Tak pernah belajar mengurus diri sendiri karena berkeras orang lainlah yang mengurus

2.      Dengan tidak adil menggeser hak orang yang dekat untuk menggunakan waktu mereka untuk diri mereka sendiri, tuntutan membuat letih orang disekitar

3.      Orang tempat bergantung mungkin akhirnya menyerah/marah dengan ketergantungan dan sikap menuntut, dan akan meninggalkan, memecat atau menolak melanjutkan membantu

4.      Orang tempat bergantung mungkin mati/ pergi, dan takkan dapat mengurus diri sendiri

 

 

Lifetrap Impulsivity:

1.      Tak pernah menyelesaikan tugas untuk membuat kemajuan dalam karir. Pencapaian buruk secara kronis, dan akhirnya merasa tidak mampu akibat dari kegagalan

2.      Orang disekitar mungkin akhirnya muak dengan sikap tidak bertanggung jawab dan memutuskan hubungan

 

3.      Mungkin punya masalah dengan kecanduan, seperti obat – obatan, alkohol, atau makan berlebihan

 

4.      Hidup kacau, tak dapat mendisplinkan diri untuk punya tujuan dan keteraturan, oleh karena itu mengalami kebuntuan

 

5.      Dalam hampir setiap area hidup, kurang disiplin, mencegah untuk mencapai nol

 

6.      Mungkin tidak punya cukup uang untuk mendapatkan apa yang diinginkan dalam hidup

 

7.      Mungkin mendapat masalah dengan pihak berwenang disekolah, dengan polisi, atau ditempat kerja keras karena tak dapat mengontrol dorongan hati

 

8.      Mungkin dijauhi teman, pasangan, anak, atau bos, karena kemarahan dan sikap yang meledak

 

Orang dengan lifetrap Entitlement jarang ingin berubah. Mungkin tidak peduli,misalnya bahwa Entitlement tidak adil buat orang lain, tidak peduli penderitaan orang lain dan membuat orang lain menderita, memikirkan diri sendiri

 

Menolong diri sendiri mengatasi problem Entitlement:

1.      Tuliskan daftar keuntungan dan kerugian dari sikap tidak menerima bantuan. Ini sangat penting untuk memotivasi diri untuk berubah

 

2.      Konfrontir alasan yang digunakan untuk menghindari menerima batasan

 

3.      Tuliskan daftar bagaiman problem batasan memanifestasikan diri dalam hidup sehari – hari, isilah tabel batasan

4.      Buat kartu pengingat untuk membantu melawan Entitlement dan masalah disiplin diri dalam setiap situasi

 

5.      Minta tanggapan saat berusaha berubah

 

6.      Berusaha empati dengan orang disekitar

 

7.      Jika lifetrap adalah bentuk Counterattack, cobalah untuk memahami lifetrap utamanyam ikuti teknik perubahan yang relevan dengan lifetrap utama

 

8.      Jika punya problem disiplin diri, buat tangga tugas, dari yang membosankan sampai yang membuat frustasi. Satu demi satu kerjakan tangga tugas itu

 

9.      Jika sulit mengontrol emosi, kembangkan teknik time out atau menenangkan diri

 

10.  Jika punya Dependent Entitlement , buat tangga tugas sesuai tingkat kesulitan. Satu demi satu mulai mengerjakan hal yang tadinya membiarkan orang mengerjakannya, mulai buktikan pada diri sendiri bahwa kompeten

 

Menulis kartu pengingat Entitlement:

1.      Rasakan kebutuhan orang lain disekitar, coba mengerti bagaimana perasan mereka, bersikap empati

 

2.      Berusaha bersikap timbal balik, adil, dan setara sebagai prinsip untuk menuntut perilaku kepada orang lain

 

3.      Tanya diri apakah kebutuhan mendesak cukup penting dibanding konsekuensi negatif (misal dijauhi teman, kehilangan perkerjaan)

 

4.      Belajar mentoleransi frustasi sebagai alat untuk mencapai goal jangka panjang, seperti kata pepatah, “berusahalah dahulu, bersenang kemudian”

Spoiled Entitlement lebih mementingkan diri sendri, salah satu aspek perubahan adalah bersentuhan dengan kerentanan. Entitlement bersifat semua atau tidak sama sekali, tidak mendapatkan semua yang diinginkan maka akan merasa kosong, jika tidak sempurna maka akan cacat, jika tidak dipuja maka akan ditolak, area ditengah, kebutuhan bisa dipenuhi dengan cara normal

 

Membantu orang yang dikenal untuk mengatasi Problem Batasan:

1.      Kenali sumber pendongkrak, apa yang dimiliki yang dihargai? Respek? Uang? Perkerjaan? Cinta?

 

2.      Seberapa jauh rela menjalani untuk mendapatkan perubahan? Relakah meninggalkan partner? Memecat pegawai?

 

3.      Dekati orang dengan Entitlement dan kemukakan keluhan tanpa menyerang, tanya apakah tahu bagaimana perasaan. Apakah ia mau berusaha berubah?

 

4.      Jika ia mau berusaha , jalani langkah ini:

1.      Jika tidak menerima, katakan konsekuensinya jika tidak mau berusaha berubah, coba buat tangga konsekuensi negatif. Mulai terapkan satu persatu, sampai orang dengan Entitlement itu mau berkerjasama. Coba empati betapa sulit baginya untuk berubah, tapi tetap teguh

 

2.      Ingat bahwa seringkali mustahil membuat orang dengan lifetrap ini berubah. Jika tidak punya cukup pendongkrak, mungkin takkan berhasil. Bersiaplah menerima harga yang harus dibayar karena keputusan untuk memaksakan perubahan. Buat daftar keuntungan dan kerugian karena memaksakan perubahan  dengan resiko konflik dan kemungkinan mengakhiri hubungan. Buat pilihan masak – masak

 

Perubahan akan lebih mudah jika mengamsumsikan keyakinan ini benar.

A. Asumsi ke 1, yakin kita semua memiliki bagian dari diri kita yang menginginkan bahagia dan kepuasan, kadang proses ini disebut aktualisasi diri,

B. Asumsi ke 2, beberapa kebutuhan dasar/hasrat yang membawa untuk lebih bahagia jika kebutuhan itu dipuaskan, ketubuhan untuk berhubungan dan merasa konek dengan orang lain, kebutuhan untuk mandiri,. Untuk otonomi, kebutuhan untuk merasa dikagumi, kompeten, sukses, menarik, berarti untuk menjadi orang baik di antara teman sebaya, kebutuhan untuk mengekspresikan keinginan dan perasaan, untuk bersikap tegas: kebutuhan untuk kesenangan, fun, kreativitas untuk mengejar minat, hobi, dan kegiatan yang menyenangkan, dan kebutuhan untuk menolong orang lain untuk memperlihatkan kepeduliaan dan cinta.

 

C.     Asumsi ke 3, bahwa orang dapat berubah secara paling dasar, ada orang yang skeptis dengan proses ini. Mereka yakin kepribadian dasar ditentukan di akhir masa kecil, atau bahkan lebih dini karena faktor keturunan, dan perubahan kepribadian utama di masa dewasa adalah mustahil. Orang berubah setiap hari secara sangat fundamental. Temperamen bawaan, bersama pengalaman masa kecil dengan keluarga dan teman, menciptakan kekuatan yang sangat besar yang bertindak melawan perubahan, namun meskipun sejarah masa kecil menciptakan rintangan untuk berubah, perubahan bukan hal yang mustahil, semakin merusak sifat kekuatan masa kecil, semakin keras harus berusaha mengubahkan lifetrap, dan makin banyak dukungan yang dibutuhkan dari orang lain

 

D.    Asumsi ke 4, semua punya kecenderungan kuat untuk menolak perubahan utana. Keyakinan ini punya implikasi penting. Mengimplikasikan bahwa sepertinya kita sangat tidak mungkin mengubah lifetrap dasar tanpa membuat keputusan yang sadar untuk mengubahnya. Berjalan seperti pilot otomatis, mengulangi kebiasaan berpikir, merasa, berhubungan, dan melakukan apa yang telah kita praktikkan sepanjang hidup kita. Pola ini nyaman dan familiar, dan kita sangat tidak suka mengubahnya ekcuali kita membuat upaya perubahan yang disepakati, disengaja, dan terus – menerus. Jika menunggu perubahan fundamental terjadi sendiri, hamnpir pasti takkan terjadi. Kita pasti akan mengulangi kesalahan masa lalu dan kesalahan orangtua dan kakek nenek kita kecuali ktia membuat usaha yang disengaja dan berjangka panjang untuk mengubahnya

 

 

E.     Asumsi ke 5, kita semua punya kecenderungan kuat untuk menghindari rasa sakit, ini bisa baik dan buruk, kebanyakan dari kita puas dengan pengalaman yang memberi kita kesenangan dan kepuasan, kita menghindari menghadapi situasi dan perasaan yang membuat kita sakit, meskipun bila kita mengkonfrontirnya akan membawa kita pada pertumbuhan, keinginan untuk menghindari rasa sakit adalah salah satu halangan tersulit untuk berubah, untuk  mengubah lifetrap utama, kita harus mau menghadapi kenangan menyakitkan yang menimbulkan emosi seperti kesedihan, kemurahan, kegelisahan, perasaan bersalah, rasa malu, harus mau menghadapi situasi yang telah sering dihindari dalam hidup karena takut hal itu akan menyebabkan kegagalan, penolakan, atau kehinaan, kecuali menghadapi kenangan menyakitkan dan situasi yang mengancam, maka pasti akan mengulangi pola yang justru menyakiti. Kebanyakan malu dengan perasaan menyakitkan, orang menjadi kecanduan alkohol dan obat karena untuk menghindari rasa sakit ini agar bisa berubah

 

F.      Asumsi ke 6, tidak percaya ada satu teknik/pendekatan untuk berubah yang berhasil untuk semua orang. Pendekatan yang efektif ialah pendekatan yang menyatukan dan menarik berbagai strategi. Dalam pendekatan lifetrap, menarik teknik kognitif, perilaku, pengalaman, inner child, psikoanalisis, dan interpersonal untuk membantu berubah, mencari pendekatan dan terapis yang mengkombinasikan beberapa model, bukan satu/ 2 model

 

Perubahan melibatkan kebutuhan untuk menciptakan visi pribadi untuk menemukan kecenderungan alami termasuk minat, hubungan, dan kegiatan yang kelak membawa kepada perasaan puas dengan emosi dan sensasi tubuh, area pertama melibatkan hubungan. Lifetrap Emotional Deprivation, Mistrust and Abuse, Abandonment, dan Social Exclusion adlah halangan terbesar untuk mengembangkan jenis hubungan yang diinginkan dalam hidup. Mengalahkan lifetrap ini akan membuat konek dengan orang level lebih dalam dan memuaskan

 

Area perubahan kedua adalah otonomi, otonomi memberi kebebasan untuk mencari hubungan yang sehat, dan menghindari/ meninggalkan hubungan yang tak sehat, bebas untuk tetap dalam sebuah hubungan karena ingin tinggal bukan karena harus. Banyak lifetrap Dependence dan Vulnerability merasa terperangkap dalam hubungan yang merusak, takut untuk pergi dan menghadapi dunia sendiri, otonomi sangat penting dalam mengejar kecenderungan alami, melibatkan perkembangan identitas diri. Bebas untuk menjadi diri yang unik.

 

Komponen perubahan ketiga adalah, harga diri, memberikan konteks kebebasan. Lifetrap Defectiveness dan Failure adalah halangan untuk memperoleh harga diri. Perasaan minder dan malu membuat rendah diri, menyebabkan menghindari/melewatkan kesempatan, memilih hidup yang meningkatkan harga diri dan berjuang untuk merasa nyaman dengan diri sendiri, untuk menrrima diri tanpa terlalu menghukum diri sendiri/minder

 

Arah perubahan keempat, ketegasan dan ekspresi diri. Meminta agar kebutuhan dipenuhi dan mengungkapkan perasaan. Bersikap tegas membuat dapat mengikuti minat alami dan mendapatkan kesenangan dari hidup. Subjugation dan unrelenting Standards adalah halangan untuk bersikap tegas. Untuk Subjugation, melepaskan kebutuhan dan kesenangan alami agar bisa menolong orang lain dan menghindari pembalasan, untuk unrelenting Standards melepaskan kebutuhan dan kesenangan agar mendapat persetujuan dan penghargaan, dan untuk menghindari rasa malu. Pencapaian dan kesempurnaan menjadi goal dalam hidup, dengan mengorbankan kebahagiaan dan kepuasan. Gairah, kreativitas, kejenakaan, dan fun akan membantu hidup lebih berarti untuk dijalani. Penting untuk melepaskan sesuatu terkadang, untuk memasukkan kesenangan dan kegembiraan dalam hidup. Jika mengabaikan ketegasan dan ekspreksi diri, hidup terasa berat, dan akan mulai merasa putus asa, kebutuhan dan kebutuhan orang disekitar tidak seimbang. Perubahan antara lain mengizinkan diri memenuhi kebutuhan dan minat dasar tanpa menyakti orang disekitar

 

Area perubahan kelima, kepeduliaan pada orang lain. Salah satu aspek paling memuaskan dalam hidup ialah belajar memberi kepada orang lain dan empati dengan mereka, Entitlement mencegah untuk memperlihatkan kepedulian pada orang disekitar, dengan memberi kontribusi kita merasa terhibur, terlibat dalam sosial, amal, punya anak, memberi kepada anak – anak, menolong teman melibatkan koneksi pada sesuatu yang lebih besar daripada diri sendiri dan kehidupan individu. Spiritual dan keyakinan agama dapat menjadi komponen penting untuk menjadi bagian dari dunai. Kebanyakan  pendekatan agama dan spritual sama menekankan untuk memperluas kepeduliaan yang sempit pada diri sendiri dan keluarga. Peduli pada dunia secara keseluruhan. Banyak bentuk pengalaman agama memberikan perluasan dimensi dan kepuasan. Goal kehidupan mungkin bersifat universal: cinta, ekspreksi diri, kesenangan, kebebasan, spritiual, memberi kepada orang lain, namun goal bersinggungan dengan gairah konflik kestabilan, otonomi keintiman, ekspresi diri peduli pada orang, menyusun prioritas dan memilih keseimbangan yang dirasa tepat, mendesak untuk menggabungkan unsur goal yang lebih luas ke dalam cara yang unik, sesuai, dengan kebutuhan unik dan prioritas

 

Sikap yang sehat terhadap perubahan: konfrontasi diri yang empati. Penderitaan masa kecil menjelaskan mengapa perubahan sangat sulit dan butuh waktu lama, tidak menjelaskan mengapa seseorang membiarkan pola yang merusak terus berlangsung tanpa berkerja keras untuk mengubahkannya

 

Kita tak boleh berhenti menggali

Dan akhir dari semua penggalian kita

Akan tiba ditempat kita mulai

Dan mengenal tempat itu untuk pertama kalinya (Elliot little Goldings)