Lifetrap menentukan bagaimana berpikir, bertindak, dan berhubungan dengan orang lain
lifetrap berkembang ketika lingkungan masih kecil yang
dini bersifat destruktif, contoh:
1. Salah
satu orang tua abusive, dan satunya lagi pasif dan tak berdaya
2. Orangtua
jauh secaa emosi dan mengharapkan pencapaian yang tinggi
3. Orangtua bertengkar sepanjang waktu. Anda terjepit ditengah
4. Salah
satu orangtua sakit/depresi dan orangtua yang satu lagi tidak ada. Anda menjadi
pengurus
5. Anda
menjadi pengganti orangtua. Diharapkan bertindak sebagai pengganti salah satu
orangtua
6. Salah
satu orangtua fobia dan terlalu melindungi. Orangtua ini takut sendirian dan
menempel
7. Orangtua
pengkritik. Tak ada yang cukup baik
8. Orangtua
terlalu menuruti kemauan, mereka tidak memberi batasan
9. Ditolak
teman – teman, atau merasa berbeda
Temperamen merespons perlakuan. Seorang anak punya
otonomi, harga diri, ekspresi diri, dan batasan realistis . jika hal itu
terpenuhi, anak akan berkembang secara psikologis. Kegagalan akan membuat lifetrap
Hal yang dibutukan untuk berkembang: rasa aman,
hubungan/kedekatan dengan orang lain, otonomi, harga diri, ekspresi diri,
batasan realistis
Ada 2 bentuk koneksi dengan orang lain: komitmen dan
perasaan memiliki/ menjadi bagian dari sesuatu, menyesuaikan diri dengan dunia
yang lebih besar
Ada 3 jenis kekosongan dimasa kecil: pengasuhan,
empat, dan bimbingan
Emotional Deprivation Lifetrap : mempunyai problem
kedekatan emosi, maka kesepian adalah masalah
Social Exclusion Trap: merasa terasing dari dunia,
bahwa tidak diterima dimanapun
Otonomi adalah kemampuan untuk terpisah dari orangtua
dan bersikap mandiri, bila dibandingkan dengan orang sesuai kita dan punya jati
diri
Lifetrap Vulnerability: kemampuan otonomi didunia
terganggu karena terlalu takut untuk masuk ke dalam dunia dan melakukan ini dan
itu
Lifetrap dependece: kompeten mengenai kemampuan untuk
berfungsi didunia
Harga diri adalah perasaan bahwa kita berharga dalam
kehidupan pribadi, sosialm dan perkerjaan
Dua life trapnya: Defectiveness dan Failure. Lifetrap
antara lain merasa tidak mampu didalam pencapaian dan perkerjaan, oerasan bahwa
tidak sukses, bertalenta, atau pintar diantara teman. Lifetrap defectiveness
antara lain membuat anda merasa bahwa pada dasarnya memang tidak berharga bila
semakin seseorang mengenal, semakin tak dicintai. Lifetrap ini bisa menyertai lifetrap lain
Ekspresi diri adalah kebebasan untuk mengekspresikan
diri/ kebutuhan, perasaan (termasuk kemarahan), dan sifat alami, bertindak
spontan tanpa larangan.
Ada 3 tanda bahwa ekspresi diri dibatasi: sangat
menyenangkan orang lain, terlalu segan dan dikontrol, banyak memendam kemarahan
Lifetrap sibjugation: Merasa harus melakukan kemauan
orang lain
Lifetrap unrelenting: hidup dengan standar yang sangat
tinggi
Dalam problem batasan yaitu terlalu peduli dengan
kebutuhan sendiri sehingga mengabaikan orang lai, sangat impulsif/ emosional
sehingga sulit memenuhi tujuan jangka panjang
Memiliki batasan realistis artinya menerima batas
internal dan eksternal yang realistis atas perilaku sendiri. Kapasitas untuk
mengerti dan memperhitungkan kepentingan orang lain dalam tindakan
menyeimbangkan kebutuhan dengan kebutuhan orang lain
Lifetrap Entitlement : tidak diajar displin diri dan
kontrol diri, tidak mempertimbangkan perasaan orang lain
Deprivation: Perasaan kosong
Devaluation: Tidak dihargai
Orang dengan problem batasan cenderung menyalahkan.
Sebelas life traps:
A. Rasa
aman: Abandonment, Mistrust & Abuse
B. Koneksi dengan orang lain: Emotional Deprivation, Social Exlusion
C. Otonomi:
Dependence, Vulnerability
D. Harga diri: Defectuveness, Failure
3 sikap menghadapi lifetrap: menyerah,
melarikan diri, dan melawan
E. Ekspresi
diri: Subjugation, Unrelenting Standards
F. Batas –batas realistis: Entitlement Lifetrap sebagai pola jangka panjang. Tertanam dalam dan seperti candu/ kebiasaan meski sulit diubah. Perubahan menuntut disiplin. Mengamati secara sistematis dan mengubah perilaku setiap hari. Perubahan tak bisa dilakukan dengan kadang ya dan tidak. Butuh latihan yang konstan, terus menerus
Obsesif adalah ciri life abondement, langkah:
1. Beri label/ nama, kenali lifetrap
2. Memahami asal mula lifetrap di masa kecil, rasakan anak kecil yang terluka dalam diri
3. Membangun sebuah kasus melawan lifetrap, menyangkal validitas secara rasional
Orang punya hak untuk mempunyai ruang sendiri, saya harus memberikan orang memiliki ruang sendiri
4. Tulis surat kepada orang tua, saudara kandung, atau teman yang turut menjadi penyebab lifetrap
5. Amati pola lifetrap secara detail
6. Memutuskan pola
7. Terus berusaha
8. Ampuni orang tua
Rintangan untuk berubah:
1. Melawan (counterattacking) bukan mempelajari dan mengambil tanggung jawab atas lifetrap: lakukan eksperimen, perlahan
2. Melarikan diri/ tidak mau mengalami lifetrap: membiasakan diri memikirkan seluruh problem dan merasakan rasa sakit waktu kecil sebelun berubah, buat daftar keuntungan dan kerugian karena menghindari perasaan, berhenti melarikan diri ke alkohol, makan berlebihan, memakai narkoba, gila kerja,dll
3. Belum menentang lifetrap dan masih menerimanya secara rasional: membuktikan bahwa lifetrap tidak benar, lihat dengan teliti sikap yang menantang lifetrap, tulis kartu pengingat dan baca beberapa kali sehari
4. Mulai dengan lifetrap/ tugas yang terlalu sulit: pecahakan rencana menjadi langkah yang lebih kecil, mulai dengan langkah yang lebih mudah. Perlahan bangun penguasaan dan melangkah ke yang lebih sulit
5. Secara rasional secara sadar lifetrap salah, tetapi secara emosi masih merasakan kebenaran: ingatkan diri bahwa pemahaman datang dengan cepat tapi terjadi perubahan dengan lambat sisi sehat akan semakin kuat dan sisi lifetrap akan melemah, mempercepat kemajuan dengan melakukan lebih banyak latihan pengalaman tulis dialog antara yang sehat dan lifetrap, mengubah perilaku yang mendorong lifetrap jika mengubah pola lama akan melihat bukti baru yang kontradiksi dengan lifetrap, minta bantuan dari teman membantu melihat bahwa lifetrap tidak benar
6. Tidak sistematis dan disiplin untuk berubah: pastikan menyelesaikan latihan lifetrap, apakah melakukan latihan membayangkan? Apakah menuliskan bukti pro dan kontra? Apakah menuliskan kartu pengingat? Menulis surat kepada orang tua? Membuat rencana perubahan perilaku? Mengerjakan semua latihan secara tertulis, bukan hanya dalam kepala. Beberapa menit menilai kemajuan, baca kembali kartu pengingat, apakah lifetrap teraktivasi hari ini? Apakah melakukan sesuatu untuk menyerah kepada pola? Dorong untuk berpikir, merasa atau bertindak setiap hari
7. Rencana akan kehilangan 1 unsur penting: minta seorang anak percaya untuk mereview lifetrap dan bersama merencanakan, review daftar pelaku yang tipikal dari lifetrap dengan lebih teliti. Apakah melewatkan bagian pola yang justru menguasai?
8. Problem terlalu dalam untuk koreksi sendiri: cari bantuan profesional dari terapis/kelompok
Abondement biasanya terjadi ketika tahun pertama hidup, sebelum anak mengenal bahasa yang merupakan lifetrap preverbal
Ada 2 tipe Abondement: berasal dari lingkungan yang terlalu nyaman dan terlalu terlindungi (life trap Abondement & Dependence), dan lingkungan yang secara emosi tak stabil (ketidakstabilan/ kehilangan)
3 tahap pemisahan menurut Bowlby :
Anxiety - gelisah, depair - putus asa - detachment - melepaskan
Asal mula life trap Abondement:
1. Kecenderungan biologis untuk gelisah terhadap perpisahan - sulit untuk sendirian
2. Salah satu orangtua meninggal/meninggalkan rumah ketika kecil
3. Ibu berada dirumah sakit/ terpisah untuk beberapa lama ketika masih kecil
4. Dibesarkan pengasuh/ tempat penitipian oleh pengganti figur, dikirim ke sekolah yang jauh pada usia sangat muda
5. Ibu tidak stabil, menjadi depresi, marah, mabuk, dengan cara lain secara berkala
6. Orangtua bercerai ketika masih muda/ banyak bertengkar sehingga khawatir keluarga akan berantakan
7. Kehilangan perhatian dari salah satu orangtua secara drastis. Misal adik lahir/ orangtua menikah lagi
8. Keluarga sangat dekat dan terlalu dilindungi. Tak pernah belajar menghadapi masalah hidup ketika kecil
Emotional deprivation = orang tua selalu ada, tapi kualitas hubungan emosi secara konsisten tidak memadai, orang tidak tahu bagaimana mencintai, mengasuh, berempati dengan cukup baik, koneksi dengan orangtua stabil tapi tidak cukup dekat
Abondenment = kedekatan emosi pernah ada dan kemudan hilang, orangtua datang dan pergi secara tak terduga. Orangtua secara emosi tak cukup dan tak terduga
Tanda bahaya dalam diri partner:
1. Partner tidak ingin membuat komitmen jangkah panjang karena sudah menikah/ punya hubungan lain
2. Partner tidak konsisten ada untuk bersama (banyak berpergian, tinggal jauh, gila kerja)
3. Emosi tak stabil (peminum, memakai narkoba, depresi, tidak punya perkerjaan tetap) dan tidak ada secara emosi dan konsisten
4. Peterpan,yang ingin bebas datang dan pergi sesuka hati, tidak ingin menetap, ingin bebas punya banyak kekasih
5. Membingungkan. Menginginkan tetap menarik diri secara emosi/ disuatu saat bersikap jatuh cinta dan disaat berikutnya bersikap seolah tak ada
Lifetrap Abondment dalam suatu hubungan:
1. Menghindari hubungan cinta bahkan dengan partner yang baik karena takut kehilangan/ menjadi terlalu dekat kemudian disakiti
2. Khawatir berlebihan dengan kemungkinan partner akan mati/ hilang, dan apa yang harus diperbuat
3. Bereaksi berlebihan terhadap hal kecil yang dikatakan/ dilakukan partner, mengartikan tanda akan meninggalkan
4. Cemburu dan posesif
5. Menempel kepada partner. Seluruh hidup terobsesi untuk menjaga
6. Tak tahan jauh dari partner, meski untuk beberapa hari
7. Tak pernah sepenuhnya yakin bahwa partner akan tinggal bersama
8. Marah dan menuduh partner tidak setia
9. Terkadang menjauh, pergi, menarik diri untuk menghukum karena telah meninggalkan sendirian
Abuse adalah perasaan yang rumit sakit, takut, marah, dan sedih, perasaan itu berpendar dekat permukaan
Dissociated = merasa berada ditempat lain
Mistrust dan abuse menghasilkan hiper waspada
Asal mula lifetrap Mistrust dan Abuse: pelecehan/ kekerasan, manipulasi, dipermalukan, dikhianati
1. Seseorang dikeluarga melakukan kekerasan fisik pada semasa kecil
2. Seseorang dikeluarga melecehkan secara seksual di masa kecil, atau menyentuh secara provokatif
3. Seseorang dikeluarga berungkali mempermalukan, mempermainkan, atau merendahkan (verbal abuse)
4. Orang dikeluarga tak bisa dipercaya (mereka mengkhianati kepercayaan, mengeksploitasi kelemahan demi keuntungan, memanipulasi, membuat janji tanpa bermaksud menepati atau bohong)
5. Seseorang dikeluarga mendepat kesenangan melihat penderitaan
6. Disuruh melakukan sesuatu waktu kecil dengan diancam akan dihukum berat
7. Salah satu orang tua memperingatkan agar jangan percaya pada orang diluar keluarga
8. Orang dikeluarga memusuhi
9. Salah satu orang tua mengalihkan perasaan kasih sayang fisik dengan cara tak pantas/ membuat rasa tak nyaman
10. Orang yang menjuluki nama yang menyakitkan
Dalam situasi pelecehan bersifat ekstrem, pemisahan diri akan menjadi bentuk kepribadian ganda
Tanda bahaya dari partner abusive:
1. Punya ledakan emosi yang menakutkan
2. Kehilangan kontrol bila minum terlalu banyak
3. Mengecawakan didepan teman dan keluarga
4. Berungkali merendahkan, mengkritik, dan membuat merasa tak berharga
5. Tak punya respek terhadap kebutuhan
6. Akan melakukan apa saja. Bohong atau manipulasi untuk mendapatkan keinginan
7. Seorang artis penipu dalam hubungan bisnis
8. Sadis/ kejam seperti mendapat kesenangan bila orang menderita
9. Memukul/ mengancam bila tidak melakukan kehendaknya
10. Memaksa berhubungan seks, meski tidak mau
11. Memanfaatkan kelemahan demi keutuntungan
12. Menipu ( selingkuh dibelakang aja)
13. Sangat tak bisa diandalkan, dan mengambil keutungan dari kemurahan hati
Freud repetition compulsion: merusak diri berulang kali
Lifetrap dalam hubungan:
1. Sering
merasa orang mengambil keuntungan, meski tak ada bukti konkret
2. Membiarkan
orang lain memperlakukan dengan kasar karena takut pada mereka/ karena merasa
itu salah anda
3. Cepat
menyerang orang karena menduga merwka akan menyakiti/ menghina
4. Sulit
sekali menikmati seks rasanya seperti kewajiban atau tak bisa mendapat
kesenangan
5. Segan
memberikan informasi pribadi karena menduga orang akan menggunakannya untuk
melawan
6. Segan
menunjukkan kelemahan karena menduga orang akan mengambil keuntungan dari sana
7. Merasa
gugup didekat orang karena khawatir akan mempermalukan
8. Terlalu
mudah menyerah kepada orang lain karena takut pada mereka
9. Merasa
orang lain tampaknya menikmati penderitaan anda
10. Punya
sisi tradisi/ kekejaman, meskipun mungkin tidak memperlihatkan
11. Membiarkan
orang lain mengambil keuntungan karena ini lebih baik daripada sendirian
12. Merasa
pria/ wanita tak bisa dipercaya
13. Tidak
ingat tentang sebagian besar masa kecil
14. Bila
takut pada seseorang mengalihkan diri, seolah bagian diri tidak benar ada
disana
15. Sering
merasa orang punya motivasi tersembunyi/ niat buruk, meski hanya punya sedikit
bukti
16. Sering
berfantasi sado masochis
17. Menghindari
dekat dengan pria/ wanita karena tak bisa mempercayai
18. Merasa
takut didekat wanita/ pria dan tidak mengerti kenapa
19. Kadang
bersikap abusive/ kejam pada orang lain, khususnya pada orang terdekat
20. Sering
merasa putus asa dalam berhubungan dengan orang lain
Cara mengubah lifetrap Mistrust dan
Abuse:
1. Jika
mungkin, temui terapis untuk menolong mengatasi lifetrap ini, khususnya jika
pernah mendapat pelecehan seksual/ kekerasan fisik
2. Cari
sahabat yang dipercayai/ terapis. Lakukan imaginery/ latihan membayangkan. Coba
ingat kenangan tentang pelecehan, hidupkan kembali setiap kejadian secara
detail
3. Sambil
melakukan imagery, keluarkan kemarahan kepada pelaku, jangan merasa tak berdaya
dalam bayangan
4. Berhenti
menyalahkan diri sendiri, tidak pantas mendapatkan pelecehan
5. Pertimbangkan
untuk mengurangi/ berhenti berhubungan dengan pelaku pelecehan
6. Jika
mungkin, bila sipa, konfrontasi dengan pelaku pelecehan secara 4 mata, atau
kirim surat
7. Berhenti
mentoleransi pelecehan dalam hubungan sekarang
8. Berusaha
percaya dan dekat dengan orang yang pantas dipercaya
9. Berusaha
terlibat dengan partner yang menghormati
10. Hak,
dan yang tidak ingin menyakiti. Jangan lakukan pelecehan pada orang didekat
Emotional
deprivation lebih tentang perasaan bahwa akan kesepian selamanya, bahwa hal
tertentu tidak bisa terpenuhi, bahwa takkan pernah didengar/ di mengerti,
sesuatu yang kosong/ hilang, seperti anak yang diabaikan, perasaan kesepian dan
seseorang tidak ada , perasaan kurang terus – menerus, merasa kecewa kronik
terhadap orang lain
Asal
mula:
1. Ibu
bersikap dingin dan tidak penih kasih sayang. Tidak cukup banyak menggendong
dan menimang si anak
2. Tidak
punya perasaan dicintai dan dihargai menjadi seseorang yang berharga dan
spesial
3. Ibu
tidak memberi anak cukup waktu dan perhatian
4. Ibu
tidak memahami kebutuhan, sulit empati dengan dunia si anak, tidak benar dekat
secara emosi dengan anak
5. Ibu
tidak cukup banyak membujuk untuk menenangkan anak. Anak kemudian, mungkin
tidak belajar untuk menenangkan dirinya sendiri/ menerima bujukan dari orang
lain
6. Orang
tua tidak cukup banyak membimbing anak/ memberi pengarahan. Tak ada tempat yang
solid bagi si anak untuk bersandar
Orangtua
melakukan sesuatu yang aktif merugikan anak, emotional deprivation dihasilkan
dari tidak adanya perilaku keibuan tertentu, perilaku orangtua yang kritikal
membentuk lifetrap Defectiveness/ dpminasi yang membentuk Subjugation
Hubungan
cintanya biasa singkat
Tanda
bahaya ditahap awal kencan:
1. Tidak
mendengarkan
2. Mendominasi
percakapan
3. Tidak
nyaman ketika menyentuh/mencium
4. Hanya
memberikan waktu secara kadang
5. Ingin
menjaga jarak
6. Lebih
tertarik untuk dekat dibandingkan dia
7. Tidak
ada untuk anda ketika merasa rapuh
8. Semakin
sulit dimiliki, semakin terobsesi olehnya
9. Tidak
mengerti perasaan
10. Memberi
lebih banyak daripada menerima
Lifetrap Emotional
Deprivation di Dalam hubungan:
1. Tidak
mengatkan kebutuhan pada partner, merasa kecewa bila kebutuhan tak terpenuhi
2. Tidak
mengatakan perasaan pada partner, lalu merasa kecewa bila tidak mengerti
3. Tidak
membiarkan diri terlihat apa adanya, sehingga partner dapat melindungi/
membimbing
4. Merasa
diabaikan, tapi tidak mengatakan apapun, menyimpan kekesalan
5. Menjadi
marah dan penuntut
6. Terus
menuduh partner tidak peduli
7. Menjaga
jarak dan tak tersentuh
Sebagian
orang dengan lifetrap ini bersikap melawan, mengkompensasikan perasaan
diabaikan dengan sikap bermusuhan dan menuntut. Orang yang narcisist/ citra
diri sendiri, mereka berlaku seolah mereka berhak untuk mendapatkan semua
kebutuhan mereka dipenuhi, menuntut banyaj, dan sering mendapat banyak, dari
orang yang menjadi kekasih. Sebagian orang menghidupkan kembali Emotional
Deprivation dengan menjadi orang yang cinta diri sendiri karena gabungan
lifetrap Emotional Deprivation dan lifetrap Entitlement. Meskipun ketika kecil
kebutuhan emosi tak dipenuhi, orang yang cinta diri sendiri telah belajar untuk
melawan perasan diabaikan dengan menjadi penuntut atas kebutuhan yang dangkal
Mengubah
Emotional Deprivation:
1. Memahami
pengabaian di masa kecil, rasakan anak kecil didalam diri yang terabaikan
2. Amati
perasan kosong dalam hbuungan yang bina sekarang, pahami kebutuhan untuk
diperhatikan, mendapat empat dan bimbingan
3. Review
hubungan masa lalu, dan perjelas pola yang muncul kembali, tuliskan daftar
lubang perangkap yang harus dihindari mulai dari sekarang
4. Hindari
partner yang dingin yang menurunkan chemistry yang tinggi
5. Bila
menemukan partner yang penih kasih/ murah hati secara emosi, beri kesempatan
agar hubungan itu berhasil. Mintalah apa yang diinginkan. Berbagi sisi rentan
kepada partner
6. Berhenti
menyalhkan partner dan menuntut agar kebutuhan dipenuhi
3 jenis Emotional
Deprivation:
1. Deprivation
of Nurturance (diabaikan dalam pengasuhan)
2. Deprivation
of Empathy (diabaikan dalam hal empati)
3. Deprivation
of Protection (diabaikan dalam hal perlindungan)
Perasaan
yang utama dari Social Exlusion adalah kesepian. Merasa terpisah dari seluruh
dunia karena merasa tak diinginkan/berbeda. Social Exlusion adalah tentang
penampilan, kualitas luar. Defectiveness tentang kualitas dalam/ internal.
Cenderung ke gejala psikosomatik. Asal mula lifetrap ini juga berkaitan dengan
lifetrap Dependence dan Subjugation. Hampir semua orang memiliki Social
Exlusion dalam tingkat tertentu
Asal
mula Social Exlusion:
1. Merasa
minder terhadap anak lain, karena beberapa kualitas yang bisa diamati (misal,
rupa, tinggi, gagap). Dipermainkan, ditolak, atau dipermalukan oleh anak lain
2. Keluarga
berbeda dengan para tetangga dan orang disekitar
3. Merasa
berbeda dengan anak lain, meskipun di dalam keluarga sendiri
4. Pasif
waktu kecil, melakukan apa yang diharapkan, tapi tak pernah menumbuhkan
ketertarikan yang kuat/ pilihan hati sendiri, kini merasa tak punya apa – apa
yang bisa dibanggakan dalam percakapan
Alasan seseorang dijauhi
swaktu kecil dan ketika dewasa: fisik, mental, dan emosi
Lifetrap ditempat kerja
dan dalam hubungan cinta:
1. Merasa
berbeda/ minder dengan orang disekitar, membesarkan perbedaan dan mengecilkan
kesamaan. Merasa kesepian bahkan bila sedang bersama orang lain
2. Di
tempat kerj berkerja sesuai batasan, mengerjakan bagian sendiri. Tidak mendapat
promosi/ dilibatkan dalam proyek karena tidak diterima
3. Gugup
dan mawas diri berada dekat kelompok orang. Tak bisa santai dan menjadi diri
sendiri. Khawatir akan melakukan/ mengatakan hal yang salah, berusaha
merencanakan apa yang akan dikatakan
berikutnya, sangat tidak nyaman bicara dengan orang asing. Merasa tak punya
apapun yang unik yang bisa dibanggakan kepada orang lain
4. Secara
sosial, menghindari bergabung dengan kelompok/ menjadi anggota komunitas, hanya
meluangkan waktu dengan keluarga/ dengan satu/ 2 teman dekat
5. Merasa
malu jika orang bertemu keluarga/ tahu banyak tentang mereka. Menyimpan rahasia
keluarga dari orang lain
6. Pura
seperti orang lain agar diterima. Tidak membiarkan orang melihat bagian yang
tak biasa dari diri. Punya kehidupan rahasia/ perasaan yang dipercaya akan
membuat orang menghina/ menolak
7. Terlalu
banyak berusaha mengatasi kekurangan keluarga untuk mendapat status, punya
ahrta materi, terkesan berpendidikan tinggi, berbeda etnik, dll
8. Tak
pernah menerima bagian tertentu dari sifat alami karena percaya orang akan
merendahkan oleh karenanya (misal, pemalu, pintar, emosional, terlalu feminin,
lemah, tidak mandiri)
9. Sangat
mawas diri dengan penampilan fisik. Merasa kurang menarik daripada yang orang
katakan. Mungkin berkerja keras agar menarik secara fisik, dan sangat sensitif
dengan kekurangan fisik (misal, berat tubuh, fisik, figur, tinggi, warna kulit,
wajah)
10. Menghindari
situasi dimana tampak bodoh, lamban/ canggung (misal masuk kuliah, bicara
didepan umum)
11. Membandingkan
diri dengan orang lain yang punya segudang popularitas dibanding kekurangan
(misal: rupa, uang, kemampuan atlentik,kesuksesan, pakaian)
12. Terlalu
banyak berusaha mengkompensasasikan yang dirasakan adalah kekurangan bersosial:
berusaha membuktikan kepopuleran/ kemampuan bersosial, mengesankan orang,
menjadi anggota kelompok sosial, sukses dalam karir/ membesarkan anak yang
populer
Orang
yang berbeda akan membentuk kelompok : tipe eksentrik, kutu buku, punk,
greasers
Mengubah
Social Exlusion:
1. Pahami
social exlusion di masa kecil. Rasakan anak kecil di dalam diri yang merasa
terisolasi/ minder
2. Tuliskan
setiap hari daftar situasi sosial dimaan merasa resah/ tak nyaman
3. Tuliskan
situasi kelompok yang dihindari
4. Tuliskan
cara dalam Counterattack/ mencari kompensasi, karena maerasa berbeda/ minder
5. Dari
langkah 1 -4, tulis daftar kualitas/ sifat dalam diri yang membuat merasa
terasing, rapuh, atau minder
6. Jika
yakin bahwa cacat itu nyata, tuliskan langkah untuk bisa mengatasi, ikuti
langkah itu satu persatu disertai rencana perubahan
7. Evaluasi
kembali pentingnya kekurangan/ cacat yang tak bisa dirubah
8. Buat
kartu pengingat untuk setiap cacat
9. Buat
hirarki/ tangga sosial dan kelompok kerja yang pernah dihindari, satu per satu
naik tangga hirarki
10. Bila
berada dalam kelompok, usahakan untuk memulai percakapan
11. Jadilah
diri sendiri didalam kelompok
12. Berhenti
berusaha keras untuk mengkompensasikan area keminderan
Agoraphobic:
mendapat serangan panik dan mengindari banyak situasi menakutkan yang akan
menyerangnya
Orang
Dependence sering membiarkan dirinya dilecehkan (abused), dikontrol
(Subjugation), atau diabaikan (deprivation), untuk mempertahankan
ketergantungan, akan melakukan apapun demi seseorang tetap mendampingi.
Dependence menuntut harga pengorbanan yang tinggi dari kebebasan dan ekspreksi
diri. Sebagian orang dengan dependence mengekspresikan kemarahan secara lebih
terbuka, inilah orang yang memiliki dpendent entitlement. Sebagian orang yang
bergantung merasa berhak agar kebutuhan dependence dipenuhi, agorafibis
memmpunyai lifetrap Vulnerability
Counterdependence
adalah kecenderungan untuk pergi ke arah ekstrem yang lain berlaku seolah tidak
butuh siapapun untuk apapun dan indikasi kuat adanya lifetrap Dependence, orang
Counterdependence menolak untuk minta bantuan siapapun, meskipun ada alasan
untuk minta tolong, mereka menolak meminta nasihat, bantuan, atau bimbingan.
Tak bisa membiarkan diri mendapat bantuan yang normal dari orang lain karena
membuat mereka merasa terlalu rapuh. Lifetrap ini berasal dari orang yang tua
yang overprotective (membuat anak bergantung dan mengecilkan sikap mandiri
anak, dan tidak memberi kebebasan pada anak/ mendukung untuk belajar mengurus
diri sendiri, dan underprotective (tidak
mengurus anak, dari usia sangat kecil anak dibiarkan sendirian didunia dan
harus berfungsi pada level melebihi usia, memberi ilusi sebagai anak yang
otonomi tapi sebenarnya memiliki kebutuhan bergantung yang kuat)
Langkah
menuju kemandirian:
1. Membangun
dasar yang aman
2. Bergerak
dari dasar untuk menjadi otonomi
Asal
mula Dependence karena terlalu dilindungi:
1. Orangtua
telah melindungi dan memperlakukan seolah lebih muda dari usia yang sebenarnya
2. Orangtua
yang mengambil keputusan untuk anda
3. Orangtua
mengurus segala detail hidup sehingga tak pernah belajar bagaimana mengurus
dirinya
4. Orangtua
mengerjakan peer
5. Diberi
sedikit tanggung jawab/ tidak ada sama sekali
6. Jarang
terpisah dari orangtua dan hanya sedikit memiliki jati diri ketika sedang
sendirian
7. Orantua
mengkritik pendapat dan kompetensi dalam tugas sehari
8. Bila
mengambul tanggung jawab baru, orangtua campur tangan dengan memberikan nasihat
dan instruksi yang berlebihan
9. Orangtua
membuat merasa sangat aman sehingga tak pernah mengalami penolakan/ kegagalan
serius sampai mengalami penolakan/kegagalan meninggalkan rumah
10. Orangtua
punya banyak ketakutan dan selalu memperingatkan pada bahaya
Seringkali
lifetrap Dependence dan Subjugation berjalan seiring, Subjugation adalah cara
efektif untuk membuat orang tetap bergantung. Enmeshment sering menyertai
overprotectiveness Enmneshment dan fusi merujuk pada perasaan bahwa orang telah
menyatu
Asal
mula dari kurang dilungi berasal dari orang yang terlalu mandiri (Counterdependence)
1. Tidak
mendapatkan cukup bimbingan/ arahan dari orangtua
2. Harus
membuat keputusan sendiri melebihi/usia
3. Harus
menjadi orang dewasa dalam keluarga, padahal masih merasa seperti anak kecil
4. Diharapkan
melakukan dan mengetahui hal yang melebihi pemikiran
Tanda bahaya dari Partner
Potensial:
1. Partner
seperti figur ayah/ibu, yang kelihatannya kuat dan melindungi
2. Tampak
menikmati mengurus dan memperlakukan seperti anak kecil
3. Lebih
mempercayai penilaiannya daripada penilaian sendiri, ia yang membuat sebagian
besar keputusan
4. Kehilangan
jati diri berada didekatnya dan hidup tetahan bila dia tak ada
5. Ia
yang membayar hampir semuanya, dan mengurus pencatatan keuangan
6. Mengkritik
pendapat, cita rasa, dan kemampuan dalam tugas sehari – hari
7. Bila
punya tugas baru yang harus diselesaikan hampir selalu meminta nasihatnya,
bahkan jika tak punya keahlian khusus dalam
Subjugation
dan Dependence terkadang berjalan beriringan, subjugation adalah cara untuk
membuat orang tetap bergantung
Cara
mempertahankan lifetrap Dependence:
1. Selalu
mencari orang yang lebih bijaksana/ lebih kuat untuk meminta nasihat dan
bimbingan
2. Mengecilkan
keberhasilan dan membesarkan kekurangan
3. Menghindari
tantangan baru
4. Tidak
membuat keputusan sendiri
5. Tidak
mengurus catatan/ keputusan keuangan
6. Hidup
melalui orangtua/partner
7. Terlalu
banyak bergantung pada orangtua, dibanding orang seusia
8. Menghindari
berada sendirian/ berpergian sendirian
9. Punya
ketakutan dan fobia yang tidak konfrontir
10. Sangat
tak peduli bila menyangkut banyak area fungsional yang praktikal dan kemampuan
untuk kehidupan sehari – hari
11. Tidak
hidup sendirian untuk periode waktu yang cukup lama
Tanda hidup terlalu
Mandiri:
1. Tak
pernah mencari seseorang untuk minta bimbingan/ melihat, harus melakukan
segalanya sendiri
2. Selalu
mengambil tantangan baru dan menghadapi ketakutan, tapi merasakan tekanan yang
terus – menerus ketika melakukannya
3. Partner
sangat bergantung, dan akhirnya anda yang melakukan segalanya dan membuat semua
keputusan
Langkah
Mengubah Dependence:
1. Memahami
ketergantungan masa kecil, rasakan anak kecil didalam diri yang tak kompeten/
bergantung
2. Tuliskan
daftar situasi setiap hari, tugas, tanggung jawab dan keputusan dimana
bergantung kepada orang lain
3. Tulislan
tantangan, perubahan, atau fobia yang dihindari karena takut
4. Secara
sistematis paksa diri untuk menangani tugas dan keputusan sehari tanpa minta
bantuan, ambil tantangan/buat perubahan yang pernah dihindari. Mulai dengan
tugas yang mudah lebih dulu
5. Bila
berhasil mengerjakan 1 tugas sendiri, hargai diri. Jangan kecilkan, bila gagal,
jangan menyerah, terus mencoba sampai menguasai tugas
6. Review
hubungan masa lalu dan perjelas pola ketergantungan yang muncul kembali.
Tuliskan daftar lifetrap yang harus dihindari
7. Hindari
partner yang kuat dan terlalu melindungi yang menurunkan chemistry yang tinggi
8. Bila
menemukan partner yang memperlakukan sejajar, beri kesempatan agar hubungan itu
berjalan, ambil tanggung jawab yang sama dan buat keputusan bersama
9. Jangan
mengeluh bila partner/bos menolak membantu, jangan terus – menerus datang
kepadanya kepadanya untuk minta nasihat/ diyakinkan
10. Ambil
tantangan baru dan tanggung jawab di tempat kerja, tapi kerjakan satu persatu
11. Jika
terlalu mandiri, kenali kebutuhan untuk dibimbing, minta tolong kepada orang
lain. Jangan mengambil banyak tantangan melebihi yang bisa ditangani. Gunakan
tingkat kegelisahan sebagai ukuran seberapa nyaman bisa mengerjakannya
Perasaan
utama yang dihubungkan dengan lifetrap Vulnerability adalah kegelisahan.
Lifetrap ini mempunyai 2 sisi: membesarkan risiko bahaya dan mengecilkan
kapasitas untuk mengatasinya. 4 tipe: kesehatan dan penyakit (Hypochondriac),
bahaya, kemiskinan, kehilangan kontrol. Memikirkan bencana dan menghindari
situasi adalah ciri dari lifetrap ini
Asal
mula:
1. Mempelajari
perasaan rentan dari mengamati dan hidup dengan orangtua yang mempunyai
lifetrap yang sama. Orang tua fobia/ ketakutan dengan area vulerability
tertentu
2. Orangtua
terlalu melindungi, khususnya dengan isu bahaya/ penyakit. Orang tua terus –
menerus mengingatkan pada bahaya tertentu , dibuat merasa bahwa juga rentan/
tidak kompeten menangani masalah sehari ini (biasanya dikombinasikan dengan
Dependence)
3. Orangtua
tidak cukup melindungi. Lingkungan masa kecil tidak aman secara fisik, emosi,
atau keuangan (biasanya dikombinasikan dengan Emotional Deprivation/ Mistrust
and Abuse)
4. Sakit
waktu kecil/ mengalami kejadian serius yang traumatis (misak kecelakaan mobil)
yang membuat merasa rentan
5. Salah
satu orangtua mengalami kejadian serius yang traumatis dan mungkin meninggal.
Memandang dunia sebagai tempat berbahaya
Tanda
bahaya dalam hubungan:
1. Cenderung
memilih partner yang mau dan rela, melindungi dari bahaya/penyakit. Partner
kuat dan anda lemah dan membutuhkan
2. Kepeduliaan
ialah partner tak kenal takut, fisiknya kuat, keuangan sangat sukses, seorang
dokter, atau punya sesuatu untuk melindungi dari ketakutan
3. Mencari
orang yang mau mendengarkan ketakutan dan menyakinkan keamanan
Lifetrap Vulnerability:
1. Merasa
sering gelisah menjalani hidup sehari karena ketakutan yang berlebihan.
Kegelisahan mencakup semua hal
2. Sangat
khawatir dengan kesehatan dan kemungkinan sakit sehingga: memeriksakan diri ke
dokter tanpa perlu, menjadi beban untuk keluarga dengan kebutuhan untuk terus
diyakinkan, tak dapat menikmati aspek hidup yang lain
3. Mengalami
serangan panik akibat terlalu sibuk mengamati sensasi tubuh dan kemungkinan
sakit
4. Secara
tidak realistis khawatir akan bangkrut, ini membuat ketat dengan uang dan tak
mau membuat perubahan finansial/ karir, sibuk menjaga apa yang dimiliki dengan
mengorbankan investasi/ proyek baru. Tak dapat mengambil risiko
5. Berusaha
keras menghindari bahaya kejahatan, misal menghindari pergi malam hari,
mengunjungi kota besar, pergi dengan transportasi umum, karena hidup sangat
terbatas
6. Menghindari
situasi sehari – hari yang mengandung bahkan sedikit saja resiko, menghindari
elevator, atau tinggal dikota dimana bisa terjadi gempa bumi
7. Membiarkan
partner melindungi dari ketakutan. Selalu butuh diuakinkan partner akan
membantu menghindari situasi yang menakutkan. Menjadi terlalu bergantung pada
partner, bahkan mungkin kesal dengan ketergantungan
8. Kegelisahan
kronis mungkin malah membuat lebih cenderung ke penyakit psikosomatik (misal
eczema, asma, radang usus besar, bisul, dan flu)
9. Membatasi
kehidupan sosial akibat dari ketakutan, tak bisa melakukan banyak hal seperti
orang lain
10. Membatasi
hidup partner dan keluarga, yang harus menyesuaikan diri dengan ketakutan
11. Sepertinya
menurunkan ketakutan kepada anak
12. Menggunakan
berbagai mekanisme gaya mengatasi masalah sampai berlebihan waspada kepada
bahaya, mungkin memiliki gejala obsesif kompulsif/ berpikir takhayul
13. Bergantung
kepada kelebihan pada obat, alkohol, makanan, dll untuk mengurangi kegelisahan
kronis
Langkah mengubah Lifetrap
Vulnerability:
1. Berusaha
memahami asal mula lifetrap
2. Buat
daftar ketakutan spesifik
3. Buat
anak tangga situasi yang menakutkan
4. Temui
orang yang disayangi, pasangan, kekasij, keluarga, teman, dan tuliskan dukungan
mereka dalam membantu menghadapi ketakutan
5. Teliti
kemungkinan munculnya kejadian yang menakutkan
6. Tuliskan
kartu pengingat untuk setiap ketakutan
7. Bicara
dengan anak kecil dalam diri, jadilah orangtua yang kuat dan berani kepada anak
tersebut
8. Berlatih
teknik relaksasi
9. Mulai
menangani setiap ketakutan melalui membayangkan
10. Tangani
setiap ketakutan dalam hubungan nyata
11. Hargai
diri untuk setiap langkah yang telah diambil
Gunakan kartu peningat,
meditasi pernafasan, dan teknik orangtua untuk mengatasi lifetrap ini. Upaya
sebenarnya telah mengtasi lifetrap Vulnerability ialah meluasnya kehidupan.
Banyak hal yang dilewatkan karena ketakutan. Perjalanan keluar dari lifetrap
ini adalah perjalanan kembali kepada hidup
Emosi paling konek dengan
lifetrap Defectiveness adalah perasaan malu dan keadaan di dalam diri seseorang,
tidak begitu jelas karena ketidaksempurnaan yang dibayangkan bersifat internal.
Ada yang kurang percaya diri dan minder, ada yang terlihat normal, dan terlihat
sangat baik sehingga tak percaya memiliki lifetrap ini. Seorang narcisis adalah
seseorang kurang empati, menyalahkan orang lain bila ada masalah, dan memiliki
perasaan berhak (entitlement) yang kuat, depresi tingkat rendah mengintai
Asal mula Defectiveness:
1. Seseorang
dalam keluarga sangat kritikal, merendahkan, atau menghukum. Berulang kali
dikritik/ dihukum atas penampilan, perilaku, atau perkataan
2. Dibuat
merasa mengecewakan orangtua
3. Ditolak/tidak
cintai oleh salah satu/ kedua orangtua
4. Mendapat
kekerasan/ pelecehan seksual, fisik, atau emosi oleh seorang anggota keluarga
5. Selalu
disalahkan untuk segala masalah dalam keluarga
6. Orangtua
berulangkali mengatakan bahwa nakal, tak berguna, tak berharga
7. Berulangkali
dibandingkan tak ada apa – apanya dengan kakak/adik, atau mereka diperlakukan
lebih baik daripada anda
8. Salah
satu orangtua meninggalkan rumah, dan menyalahkan diri sendiri
Lifetrap
ini berasal dari perasaan tak dicintai/ tidak dihargai semasa kecil,
berulangkali ditolak/ dikritik oleh salah orangtua/kedua orangtua, ketika di
masa kecil sering menyalahkan diri karena tidak sempurna, cacat, dan
kurang.defectiveness/ abuse sering kali beriringan, bagi si anak yang
dilecehkan akan merasakan ketidakadilan dan marah tanpa berharga, merasa
bertanggung jawab, anak merasa bersalah dan malu, banyak anak mencari jalan
untuk menutupi perasaan tidak berharga
dan lifetrap ini bercampur dengan Entitlement dan Unrelenting Standards.
Defectiveness sering dibentuk melalui pembandingan dengan saudara kandung, jati
diri tak dapat disembuhkan dan berhenti hidup dari ilusi dengan mengawali hal
dengan nyata
Tanda
bahaya dalam kencan:
1. Menghindari
kencan sama sekali
2. Cenderung
memiliki hubungan intens yang singkat/ beberapa hubungan sekaligus
3. Tertarik
pada partner yang kritikal dan selalu meremehkan
4. Tertarik
pada partner yang abusive secara fisik/emosi
5. Paling
tertarik pada partner yang tidak tetarik pada anda, berharap bisa memenangkan
cintanya
6. Hanya
tertarik pada partner yang paling menarik dan mengagumkan, padahal jelas takkan
bisa mendapatkannya
7. Paling
nyaman dengan partner yang tidak ingin mengenal dengan dalam
8. Hanya
kencan dengan orang yang dirasa berada dibawah, yang tidak benar dicintai
9. Tertarik
pada partner yang tak bisa berkomitmen kepad anda/ memberikan waktunya untuk secara teratur, mereka mungkin
telah menikah, sedang kencan juga dengan orang lain, berpergian secara teratur/
tinggal dikota lain
10. Memasuki
hubungan dimana dikecewakan, dilecehkan, atau diabaikan oleh partner
Berhati – hati dengan
chemistry yang kuat
Lifetrap Defectiveness:
1. Sangat
kritikal pada partner setelah merasa diterima, dan perasaan romantis lenyap
kemudian bertindak meremehkan dan kritikal
2. Menyembunyikan
diri yang sebenarnya sehingga partner tak pernah pernah benar mengenal anda
3. Cemburu
dan posesif pada partner
4. Terus
membandingkan diri dengan orang lain dan merasa iri dan tak sempurna
5. Terus
butuh dan menuntut diyakinan bahwa partner masih menghargai
6. Merendahkan
diri sendiri di dekat partner
7. Membiarkan
partner mengkritik , merendahkan, atau mempermalukan dengan buruk
8. Sulit
menerima kritik yang benar, membela diri/ memusuhi
9. Sangat
kritikal pada anak
10. Merasa
seperti penipu ulung bila sukses. Sangat cemas tak bisa mempertahankan
kesuksesan
11. Menjadi
sangat sedih/ depresi dengan kemunduran karir/ penolakan dalam hubungan
12. Sangat
gugup bila berbicara didepan umum
Mengubah lifetrap
Defectiveness:
1. Memahami
perasaan tak berharga dan malu di masa kecil. Rasakan anak kecil yang terluka
didalam diri
2. Tuliskan
tanda menghadapi Defectiveness dengan Escape/ Counterattack (yaitu
menghindari/mencari kompensasi)
3. Berusaha
menghentikan perilaku Escape/ Counterattack
4. Monitor
perasaan tak berharga dan malu
5. Tuliskan
pria/wanita yang paling menarik dan yang paling tidak menarik
6. Tuliskan
daftar kekurngan dan kelebihan waktu kecil dan remaja. Lalu tuliskan daftar
kekurangan dan kelebihan sekarang ini
7. Evaluasi
keseriusan kekurangan yang sekarang
8. Mulai
program untuk mengubah cacat yang bisa diubah
9. Tulis
kartu pengingat untuk sendiri
10. Berusaha
lebih tulus dalam hubungan dekat
11. Tulis
surat kepada orantua yang kritikal
12. Terima
cinta dari orang yang dekat
13. Jangan
lagi membiarkan orang memperlakukan dengan buruk
14. Jika
sedang berhubungan, dan anda adalah partner yang kritikal, hentikan sikap
merendahkan partner, lakukan hal yang sama dengan hubungan dekat lainnya
Seberapa
cepat bisa mengubah lifetrap ini tergantung sebagian pada seberapa suka
menghukumnya orangtua. Semakin suka menghukum dan semakin dramatis penolakan,
semakin banyak kebencian dan kekerasan oleh karenanya, ma semakin sulit untuk
berubah, mungkin butuh bantuan dari terapis
Perasaan
gagal berasal dari masa kecil
Asal
mula:
1. Punya
orangtua (seringkali ayah) yang sangat kritikal pada performa di sekolah,
olahraga,dll. Ia sering menyebut bodoh, dungu, pecundang, dll. Abusive
(lifetrap bisa dihubungkan dengan Defectiveness/ Abuse)
2. Salah
satu/kedua orangtua sangat sukses, dan percaya takkan pernah memenuhi standar
tinggi mereka. Jadi berhenti berusaha (lifetrap bisa dihubungkan dengan
Unrelenting Standards)
3. Merasa
salah satu/kedua orang tua tidak peduli apakah anda sukses/ lebih buruk merasa
terancam bila berhasil. Orangtua mungkin bersaing dengan anda/ takut kehilangan
rekanan dengan anda bila terlalu sukses didunia (lifetrap bisa dihubungkan
dengan Emotional Deprivation/ Dependence)
4. Tidak
sebaik anak lain di sekolah/ dibidang olahraga, dan merasa minder, mungkin
mengalami ketidakmampuan, rentang perhatian yang buruk, atau sangat
terkoordinasi, setelah berhentiu berusaha agar tidak dihina oleh mereka (bisa
dihubungkan dengan Social Exlusion)
5. Punya
saudara yang sering dibandingkan lebih baik, percaya takkan pernah menyamainya,
jadi berhenti berusaha
6. Datang
dari negara lain, orangtua imigran, atau keluarga lebih miskin/ kurang
pendidikan dibanding teman sekolah/ kurang merasa minder dengan teman sebaya
dan tak pernah merasa bisa menyamai
7. Orangtua
tidak membuat batasan yang cukup, tidak belajar disiplin diri dan tanggung
jawab. Maka gagal mengerjakan peer secara teratur/ belajar keahlian tertentu.
Pada akhirnya ini mengarah kepada kegagalan (lifetrap ini bisa dihubungkan
dengan Entitlement)
Lifetrap kegagalan:
1. Tidak
mengambil langkah yang diperlukan untuk mengembangkan keahlian dalam karir
(misal menyelesaikan sekolah, membaca perkembangan terkini, magang pada seorang
ahli) berusah membodohi orang
2. Memiliki
karir dibawah potensi (misal menyelesaikan kuliah dan punya kemampuan
matematika yang bagus, tapi sekarang mengemudikan taksi)
3. Menghindari
langkah yang diperlukan untuk mendapat promosi dalam karir pilihan, kemajuan
terhenti tanpa perlu (misal gagal menerima promosi/ meminta promosi, tidak
mempromosikan diri/ membuat kemampuan diketahui orang yang berwenang, tinggal
dalam perkerjaan yang aman, yang mati)
4. Tidak
mau mentoleransi berkerja untuk orang lain/ berkerja dengan perkerjaan tingkat
awal, jadi tetap pada tepian bidang, gagal menaiki tangga karir (berkaitan
dengan Entitlement dan Subjugation)
5. Mengambil
perkerjaan tapi berulang kali dipecat karena terlambat, menunda, performa kerja
buruk, sikap buruk, dll)
6. Tak
bisa komit pada suatu karir, jadi meloncat dari satu perkerjaan ke perkerjan
lain, tak pernah mengembangkan keahlian pada suatu area, seorang rata – rata
dalam dunia kerja yang mencari spesialis, karena itu tak pernah maju dalam satu
karir pun
7. Memilih
karir yang sangat sulit sekali untuk sukses, dan tidak tahu kapan melepaskan
(misal, akting. Olahraga, profesional, musik)
8. Takut
mengambil inisiatif/ membuat keputusan yang mandiri di tempat kerja, jadi tak
pernah dipromosikan untuk jabatan dengan bertangung jawab lebih besar
9. Merasa
pada dasarnya bodoh/ tak bertalenta, dan karena itu merasa telah menipu,
meskipun secara objektif sangat sukses
10. Mengecilkan
kemampuan dan pencapaian, dan membesarkan kelemahan dan kesalahan. Merasa
senang seorang yang gagal, meskipun sama suksesnya dengan rekan
11. Memiliki
pria/ wanita sukses sebagai partner dalam hubungan. Menikmati hidup sukses
melalui kesuksesan mereka padahal sendiri tidak banyak mengerjakan
12. Berusaha
mengkompensasikan kurangnya pencapaian kemampuan kerja dengan fokus pada aset
lain (misal wajah, tampang, kemudaan, berkorban untuk orang lain). Tapi pada
hakikatnya tetap merasa seorang yang gagal
Mengubah lifetrap
kegagalan:
1. Teliti
apakah perasaan gagal merupakan kebenaran/distorsi
2. Bersentuhan
dengan anak kecil dalam diri yang merasa gagal, dan masih merasa gagal
3. Bantu
anak kecil dalam diri melihat bahwa diperlakukan tidak adil
4. Sadari
talenta, keahlian, kemampuan, dan pemenuhan dalam area pencapian
Jika pernah gagal
dibanding teman sebaya:
5. Coba
lihat pola kegagalan
6. Setelah
melihat pola, buat rencana untuk mengubahnya
7. Buat
kartu pengingat untuk mengatasi pola kegagalan. Ikuti rencana selangkah demi
selangkah
8. Libatkan
orang yang disayangi dalam proses ini
Lifetrap Kegagalan adalah
salah satu lifetrap yang memberi kepuasan bila berhasil diatasi
Perasaan
dari Subjugation adalah penindasan, merendahkan diri, tak ada jati diri yang
kuat. 2 alasan Subjugation membiarkan orang lain mengontrol: tunduk karena
perasaan bersalah/ karena mereka ingin menyembuhkan penderitaan orang lain
(berkorban), mereka tunduk karena mereka mengantisipasi penolakan, pembalasan/
dkitinggalkan, lebih tegas bila terjadi akan merasa bersalah, lebih nyaman
dengan sikap pasif. Pemberontak cenderung bertindak seolah hanya mereka yang
penting dan hanya mereka yang punya kebutuhan. Mengatasi Subjugation dengan
mengambil peran seseorang yang agresif, menyimpang, dan memikirkan diri sendiri
Asal
mula Lifetrap Subjugation:
1. Orangtua
berusaha mendominasi mengontrol hampir setiap aspek hidup
2. Orangtua
menghukum, mengancam, atau marah bila tidak melakukan hal sesuai cara mereka
3. Orangtua
menarik diri secara emosi/memutuskan kontrak jika tidak setuju dengan mereka
tentang cara melakukan sesuatu hal
4. Orangtua
tidak mengizinkan membuat pilihan sendiri waktu kecil
5. Karena
ibu/ayah jarang ada, atau tidak cukup mampu, anda yang akhirnya mengurus
seluruh keluarga
6. Orangtua
selalu membicarakan problem pribadi, sehingga selalu berperan mendengarkan
7. Orangtua
membuat merasa bersalah/egois jika tidak mau melakukan keinginan mereka
8. Orangtua
seperti martir/ orang suci mereka selalu mengurus kepentingan orang lain dan
menyangkal kebutuhan mereka sendiri
9. Tidak
merasa bahwa hak, kepentingan, atau pendapat dihargai waktu kecil
10. Harus
sangat berhati dengan apa yang dikatakan/lakukan waktu kecil, karena khawatir
nanti ibu/ayah menjadi khawatir/ tertekan
11. Sering
merasa marah pada orangtua karena tidak memberikan kebebasan seperti yang
didapat anak lain
Tanda bahaya dalam
partner yang berpotensi:
1. Partner
mendominasi dan mengharapkan segala hal menurut caranya
2. Partner
punya jati diri yang kuat dan tahu persis apa yang diinginkan dalam banyak
situasi
3. Partner
menjadi kesal/marah bila tidak setuju/melakukan kebutuhan sendiri
4. Partner
tidak menghargai pendapat, kepentingan, atau hak
5. Partner
mencibir/menarik diri bila melakukan hal sesuai cara sendiri
6. Partner
mudah sakit hati/sedih, maka merasa harus menjaga perasaannya
7. Harus
hati – hati dengan perkataan/perbuatan karena partner banyak minum/ punya
temperamen buruk
8. Partner
tidak kompeten/ teratur, maka akhirnya harus melakukan banyak tugas
9. Partner
tidak bertanggung jawab/tak bisa diandalkan, maka harus mengambil alih tanggung
jawab dan bisa diandalkan
10. Membiarkan
partner membuat sebagian besar keputusan karena sering kali merasa tidak
sejalan/ sebaliknya
11. Partner
membuat merasa bersalah/ menuduh egois bila meminta sesuatu dilakukan sesuai
cara sendiri
12. Partner
menjadi sedih, khawatir, atau mudah tertekan, maka akhirnya lebih banyak
mendengarkan
13. Partner
sangat membutuhkan bantuan dan bergantung
Satu
pola umum pada orang yang tunduk ialah mencari hubungan dengan figur yang
agresif dan dominan dengan pemimpin. Orang dengan lifetrap ini akan memilih
partner yang narcisis/cinta diri sendiri, yang menuntut tapi memberi sedikit,
tak peduli dengan perasaan orang lain, nyaman dengan peran seorang yang selalu
memberi. Jika seorang yang pemberontak, memilih seseorang yang bahkan lebih mau
dikontrol, supaya yang mengontrol
Lifetrap
Subjugation:
1. Hampir
selalu membiarkan orang lain yang mengambil keputusan
2. Terlalu
ingin menyenangkan orang lain, akan melakukan apapun agar disukai/diterima
3. Tidak
suka secara terbuka untuk tidak setuju dengan pendapat orang lain
4. Lebih
nyaman bila orang lain dalam posisi mengontrol
5. Akan
melakukan apapun untuk menghindari konfrontasi/kemarahan, selalu menyesuaikan
diri
6. Tidak
tahu apa yang diinginkan/sukai dalam banyak situasi
7. Tidak
jelas dengan keputusan karir
8. Akhirnya
yang selalu mempedulikan orang lain hampir tak seorangpun yang
mendengarkan/peduli
9. Pemberontak,
otomatis mengatakan tidak bila orang lain memberi perintah
10. Tidak
sanggup mengatakan/ melakukan sesuatu yang menyakiti perasaan orang lain
11. Sering
berada dalam situasi dimaan merasa terperangkap/dimana kebutuhan tidak dipenuhi
12. Tidak
ingin orang lain melihat sebagai orang yang egois maka pergi ke ektstrem yang
berlawanan
13. Sering
mengorbankan diri demi orang lain
14. Sering
mengambil tanggung jawab lebih di rumah/ditempat kerja
15. Bila
orang lain sedang ada masalah/menderita, berusaha keras untuk membantu mereka
merasa lebih baik, bahkan dengan mengorbankan diri sendiri
16. Seringkali
merasa marah pada orang yang memberi perintah
17. Sering
merasa ditipu bahwa memberi lebih banyak daripada menerima balasannya
18. Merasa
bersalah bila mengajukan permintaan
19. Tidak
membela hak
20. Menolak
melakukan perintah orang lain secara tidak langsung, menunda, membuat kesalahan
dan membuat alasan
21. Tidak
dapat bergaul dengan figur yang punya otoritas
22. Tidak
dapat meminta promosi/ kenaikan gaji ditempat kerja
23. Merasa
kurang integritas, terlalu banyak menyesuaikan diri
24. Mengatakan
tidak agresif/ cukup ambisius
25. Mengecilkan
pencapaian sendiri
26. Sulit
bersikap tegas dalam negoisasi
Orang dengan lifetrap Subjugation akan berkerja
dalam profesi pelayanan, khususnya bila mereka suka berkoban, mungkin menjadi
dokter, perawat, ibu rumah tangga, guru, pendeta, terapis, atau peran penyembuh
lain, akan mengabdikan diri pada karir yang melayani orang lain, sangat
sensitif terhadap kebutuhan dan penderitaan orang lain, mengeksploitasi
kemampuan untuk selalu ada buat orang lain, meskipun mungkin yang membuat orang
lain mulia, mungkin menjadi tangan kanan seorang yang berkuasa tempat
mengabdikan diri dan mereka mendapati bahwa sangat berguna, dalam banyak hal,
tipe orang yang ingin diperkerjakan setiap bos, patuh, loyal, dan tidak begitu
menuntut, jarang meminta kenaikan gaji, berusaha keras menyenangkan setiap
orang, khususnya atasan dan sulit membuat batasan jumlah pengorbanan yang akan
dibuat, merasa kurang punya opini kuat tentang hal yang berkaitan dengan
perkerjaan. Bila diminta untuk emnomentari tentang masalah, merasa bingung apa
pendapat mereka
Pemberontak
memperlihat mendominasi dan mengontrol. , tunduk kepada beberapa orang ditempat
kerja llau melampiaskannya kepada orang lain,
Langkah
untuk mengubah lifetrap Subjugation:
1. Memahami
subjugation masa kecil, rasakan anak kecil didalam diri yang tertindas
2. Tuliskan
setiap hari situasi dirumah dan ditempat kerja dimana membiarkan diri
dikontrol/mengorbankan kebutuhan sendiri demi orang lain
3. Mulai
bentuk pilihan dan pendapat sendiri dalam banyak aspek hidup, film, makanan,
waktu luang, politik, masalah kontroversial terkini, penggunaan waktu,dll.
Pelajari diri sendiri dan kebutuhan
4. Buat
daftar yang dilakukan/ berikan kepada orang lain, dan apa yang mereka lakukan
dan berikan. Berapa sering mendengarkan orang lain dan berapa sering mereka
mendengarkan
5. Berhenti
bersikap pasif agresif. Dorong diri secara sistematis untuk bersikap tegas
ungkapkan apa yang dibutuhkan/diinginkan. Mulai dengan permintaan yang mudah
lebih dulu
6. Berlatih
meminta perhatian orang. Mintalah bantuan. Dukungan problem, cobalah capai
keseimbangan antata apa yang diberikan/dapatkan
7. Mundur
dari hubungan dengan orang lain yang terlalu egois untuk memperhitungkan
kepentingan, hindari hubungan yang berat sebelah, ubah/keluar dari hubungan
dimana merasa terperangkap
8. Berlatih
mengatakan terus terang daripada berusaha menyenangkan. Kemukakan kemarahan
secara sopan, begitu merasakan, belajar merasa lebih nyaman bila seseorang
kesal, sakit hati, atau marah
9. Jangan
merasionalkan kecenderungan untuk terlalu menyenangkan orang lain, berhenti
mengatakan pada diri sendiri bahwa itu tidak apa – apa
10. Review
hubungan masa lalu dan perjelas pola dalam memilih partner yang mengontrol/
menuntut. Tuliskan daftar sinyal yang harus dihindari. Jika mungkin, hindari
partner yang egois, tidak bertanggung jawab, atau bergantung yang menurunkan
chemistry yang tinggi
11. Bila
menemukan partner yang peduli dengan kebutuhan, minta pendapat dan
menghargainya, dan yang cukup kuat untuk melakukan 50% tugas, beri kesempatan
pada kehilangan
12. Lebih
agresif ditempat kerja, hargai apa yang dikerjakan, jangan biarkan orang lain
mengambil keuntungan, mintalah promosi/kenaikan gaji yang berhak didapatkan,
delegasikan tanggung jawab kepada orang lain
13. Untuk
pemberontak berusalah menolak melakukan hal yang berlawanan dengna perintah
orang, cari tahu apa yang diinginkan dan lakukan meskipun itu konsisten dengan
yang diperintahkan oleh atasan
14. Buat
kartu pengingat, gunakan untuk membuat tetap di jalur yang semestinya
Unrelenting
standards harus sempurna kreatif dan sempurna teratur,akan sukses dalam apapun
yang dikerjakan, tapi kesuksesan dilihat dari sudut pandang orang lain.
Mempunyai penyakit gejala stres fisik seperti penyakit usus besar, sakit
kepala, tekanan darah tinggi, bisul, radang usus besar, insomnia, kelelahan,
serangan panik, serangan jantung, obsesitas, sakit punggung, masalah kulit,
arthritis, asma, atau sejumlah fisik lain
Unrelenting
standars dapat menciptakan tangga emosi negative, terus menerus frustasi dan
marah pada diri sendiri bila tidak memenuhi standar, merasa marah secara
kronis, tingkat kegelisahan tinggi, terobsesi dengan hal berikutnya yang harus
dilakukan dengan benar, fokus utama adalah waktu, banyak hal yang harus
dikerjakan dan sangat sedikit waktu, merasa depresi pada kesuraman dan
kekosongan hidup atas hal yang telah dicapai
Ada
3 tipe unrelenting: compulsivity (kesempurnaan), achievement orientation
(orientasi pada pencapian, status orientation (orientasi pada status)
Kompulsif:
orang yang menjaga segalanya dalam tatanan yang sempurna, tipe yang
memperhatikan setiap detail sekecil apapun dan takut kaalu ada kesalahan
sekecil apapun, merasa frustasi dan kesal bila semuanya tidak tepat, atau marah
dengan diri sendiri, workaholik yang terkadang membawa ke perasaan gagal. Tipe
A marah pada siapapun yang mengalahkan/menghalangi ambisi, jika halangan
bersifat internal, mereka akan marah pada diri sendiri, tidak berusaha cukup
keras, atau mengerjakan sesuatu dengan cukup baik, terus menerus kesal pada
diri sendiri, tidak memiliki bentuk orientasi pada pencapian yang parah,
keseimbangan antara kerja dan bermain agak berat sebelah, tak bisa benar rileks
tapi setidaknya hidup tidak sepenuhnya terkonsumsi dengan perkerjaan dan
mungkin workaholik dengan hal selain perkerjaan, misal berbelanja
pakaian/barang, mendekorasi rumah, berbelanja pakaian/ barang sales, hobi/
olahraga
Orientasi
pada status ialah menekankan berlebihan untuk mendapatkan penghargaan,
status/kekayaan, kecantikan, kepalsuan diri, seringkali bentuk perlawanan untuk
emncari kompensasi atas perasan Defectiveness/ Social Exclusion, tak pernah
merasa cukup baik, tak peduli apapun yang dilakukan, cenderung menghukum diri,
atau merasa malu, bila gagal memenuhi pengharapan tinggi, bergumul tanpa henti
untuk mendapatkan semakin banyak kekuasaan, uang, atau prestis, namun tak
pernah cukup membuat merasa baik akan diri sendiri. Orientasi ini bisa menutupi
perasan Emotional Deprivation, berusaha mengisi kekosongan emosi dengan
kekuasaan, nama kesukesan, uang, status pengganti untuk koenksi emosi yang
sesungguhnya, namun status tak pernah cukup
Asal
mula Unrelenting Standards:
1. Kasih
orangtua disertai syarat bahwa harus memenuhi standar tinggi
2. Salah
satu/kedua orangtua merupakan model standar yang tinggi dan tak seimbang
3. Unrelenting
Standards berkembang sebagai kompensasi untuk perasaan Defectiveness, Social Exclusion,
Failure
4. Salah
satu/kedua orangtua menggunakan rasa malu/kritik bila gagal memenuhi standar
tinggi
Dengan kasih bersyarat, masa kecil
dihabiskan untuk berlomba memenangkan kasih orangtua, perlombaan itu tak ada
habisnya, dengan beberapa titik keterpaksaan disepanjang jalannya, atau punya
orangtua pengasih yang memberi cinta yang berlebihan/persetujuan jika memenuhi
pengharapan tinggi, hal penting ialah memenuhi standar pencapaian disekolah,
kecantikan, status, popularitas, atau olahraga menjadi cara paling efektif
untuk memenangkan cinta, respek, bahkan pujian yang berlebihan dari orangtua,
mereka berorientasi perfeksionis, teratur, berorientasi pada perilaku, sebagian
berasal dari keinginan untuk bangkit dari lingkungan masa kecil, reaksi tehadap
rasa malu karena Social Exclusion, lifetrap Unrelenting Standars bisa terikat
dengan lifetrap lain seperti Deprivation, menyadari bahwa pujian atas pencapian
bisa menutupi sesuatu karena terlalu sedikitnnya kasih yang diperoleh,
keberhasilan bisa menjadi strategi untuk membuat koneksi dengan orang lain,
biasanya menjadi pengganti perhatian dan pengertian sesungguhnya, yang mudah
hilang, salah satu orangtua terus memaksa, kenangan masa kecil perasaan tidak
sempurna, tersisih, atau kesepian, betapapun kerasnya berusaha, mereka jarang
mendapat respek, pujian, perhatian, atau cinta yang diinginkan, jika orangtua
menggunakan rasa malu/kritik apabila gagal memenuhi harapan mereka, hampir
pasti juga memiliki Defectiveness
Lifetrap Unrelenting Standards:
1. Jika
kesehatan terganggu karena stres sehari – hari, seperti kerja lembur tidak
hanya karena kejadian dalam hidup yang tak terhindarkan
2. Keseimbangan
antara kerja dan kesenangan terasa berat sebelah. Hidup terasa seperti tekanan
dan kerja terus – menerus tanpa fun
3. Seluruh
hidup tampaknya berputar pada kesuksesan, status, dan hal materi tampaknya
kehilangan sentuhan dengan diri sendiri dan tak tahu lagi apa yang benar
membuat bahagia
4. Terlalu
banyak energi tercurah untuk membuat hidup teratur, menghabiskan waktu terlalu
banyak untuk membuat daftar, mengatur hidup, merencanakan, membersihkan, dan
memperbaiki diri, dan tidak cukup waktu untuk kreatif dan membiarkan
5. Hubungan
dengan orang lain terganggu karena begitu banyak waktu tercurah untuk memenuhi
standar sendiri, berkerja menjadi sukses, dll
6. Membuat
orang lain merasa tidak layak atau gugup didekat karena merasa khawatir tak
bisa memenuhi pengharapan tinggi untuk mereka
7. Jarang
berhenti dan menikmati kesuksesan, jarang puas dengan pencapaian, justru
melanjutkan tugas selanjutnya yang menanti
8. Merasa
kewalahan karena berusaha mencapai terlalu banyak sepertinya tak pernah cukup
waktu untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai
9. Standar
sangat tinggi sehingga memandang banyak kegiatan sebagai kewajiban/tugas untuk
dijalankan, bukan menikmati prosesnya
10. Banya
menunda, karena standar membuat banyak tugas terasa beban, menghindarinya
11. Sering
merasa kesal/ frustasi karena hal dan orang disekitar tidak memenuhi standar
tinggi
Problem dasar kehilangan sentuhan
dengan diri yang sebenarnya, fokus pada keteraturan, pencapaian, status
sehingga tidak memperhatikan kebutuhan dasar fisik, emosi, dan sosial, hal
seperti keluarga, persahabatan, kreativitas, dan fun hal yang membuat hidup
menjadi berharga tersingkirkan karena keinginan posesif terhadap kesempurnaan,
berasal dari generasi ke generasi lain, orang yang suka menunda adalah orang
dengan lifetrap ini, semakin banyak terinvestasi dalam satu proyek, semakin
lama menunda, jarang merasa puas. Pengejaran standar menghancurkan kesempatan
untuk merasakan perasaan positif seperti cinta, kedamaian, kebahagiaan,
kebanggan, atau rileks, justru merasa kesal, frustasi, kecewa, dan tekanan
Langkah mengubah Unrelenting
Standards:
1. Tuliskan
daftar area dimana standar mungkin tidak seimbang/ tak ada batasnya
2. Tuliskan
keuntungan diri berusaha memenuhi standards setiap hari
3. Tuliskan
kerugian dari berusaha terlalu keras dalam area
4. Cobalah
bayangkan akan seperti apa hidup tanpa tekanan
5. Pahami
asal mula lifetrap
6. Perhatikan
apa pengaruh jika menurunkan standards kira 25%
7. Coba
hitung waktu yang diberikan untuk membangun standar
8. Coba
tentukan standar apa yang masuk akal dengan mendapatkan persetujuan atau
pendapat objektif dari orang yang tampak lebih seimbang
9. Perlahan
coba rubah jadwal/ rubah perilaku agar kebutuhan yang lebih dalam terpenuhi
3 tipe Entitlement:
1. Spoiled
Entitlement (dimanjakan)
2. Dependent
Entitlement (bergantung)
3. Impulsivity
(dorongan hati)
Punya
sedikit saja empat/peduli dengan perasaan orang lain, merasa berbeda dengan
pengharapan/aturan sosial yang normal, menganggap diri melebihi hukum, percaya
meskipun orang lain harus dihukum bila melanggar norma sosial. Tidak boleh
dihukum, tidak mengharapkan harus membayar konsekuensi normal untuk tindakan,
mengambil apapun yang diinginkan tanpa merasa bersalah karena merasa berhak.
Berharap bisa melarikan diri dari konsekuensi negatif yang dialami orang lain
seandainya bertindak sama, akan lolos/ manipulasi situasi supaya tidak harus
membayar konsekuensi
Jika
tipe bergantung, merasa berhak bergantung pada orang lain, menempatkan diri di
posisi lemah, tidak kompeten, dan mengharapkan orang lain bersikap kuat dan
mengurus, membiarkan orang lain memikul tanggung jawab setiap hari dan akibat
dari keputusan, lebih ke sifat pasif daripada aktif agresif, bila seseorang
gagal mengurus merasa seperti korban, marah, tapi menahan diri, mengekspresikan
kekesalan dengan cara lain cemburut, perilaku, pasif agresif, keluhan yang
sangat sedih, merengek, dan kadang ngambek seperti anak kecil, berusaha sangat
keras untuk menyenangkan orang lain dan menyesuaikan diri, namun merasa berhak
untuk bergantung, Entitlement berasal dari fakta bahwa merasa lemah dan rapuh,
butuh bantun, dan harus memberikannya
Dorongan
hati, pola seumur hidup sulitnya mengontrol perilaku dan perasaan. Masalah
dengan mengendalikan dorongan hati, bertindak keinginan dan perasaan tanpa
memikirkan konsekuensi, sulit untuk mentoleransi frustasi untuk menyelesaikan
tugas jangka panjang, khususnya tugas membosankan/ rutin. Kurang keteraturan
dan struktur. Tidak disiplin, menimbulkan kecanduan kontrol diri dan disiplin
diri. Sulit mengontrol emosi, khususnya kemarahan, meskipun depresi, kemarahan
adalah emosi dominan, tidak dapat mengekspresikan kemarahan secara dewasa, tapi
seperti anak kecil yang sedang marah, tidak sabar, kesal, marah. Entitlement
adalah ekspreksi berlebihan dari kebutuhan, kurang bisa menahan diri secara
normal. Ketika orang lain membatasi dan mendisplinkan diri sewajarnya, tidak
merasa tertekan dengan pola dan memisahkan dari lifetrap lain
Asal
mula Entitlement:
1. Batasan
yang lemah: orangtua gagal melatih cukup disiplin dan mengontrol anak mereka,
orangtua seperti ini memanjakan dan menyenangkan anak mereka dengan berbagai
cara:
A. Spoiled
Entitlement (Dimanjakan)
Anak diberikan apapun yang mereka
minta, kapanpun mereka mau, ini bisa termasuk barang/ memaksakan cara mereka,
mengontrol orangtua
B. Impulsivity
(dorongan hati): anak telah diajar untuk mentoleransi frustasi. Mereka tidak
dipaksa untuk mengambil tanggung jawab dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Ini termasuk tugas rumah tangga/tugas sekolah. Orangtua membiarkan anak tidak
bertanggung jawab dengan tidak memberikan konsekuensi karena tidak mau
melakukan sebuah tugas. Mereka juga tidak diajar mengontrol dorongan hati.
Orangtua membiarkan anak bertindak karena dorongan hati, seperti marah, tanpa
memberikan konsekuensi negatif. Salah satu/kedua orangtua mungkin sulit
mengontrol emosi/ dorongan hati mereka sendiri. Seseorang dengan batasan yang
lemah biasanya tidak belajar arti timbal balik ketika kecil. Orangtua menjadi
model kontrol diri dan displin diri. Orang yang bertindak diluar kontrol akan
menghasilkan anak yang bertindak diluar kontrol
Asal mula 2: suka
bergantung
Asal
mula Dpendent Entitlement ialah orangtua yang terlalu murah hati pada anak
mereka sehingga anak terlalu bergantung pada mereka. Orantua memikul tanggung
jawab sehari – hari, keputusan dan tugas sulit untuk anak mereka. Lingkungan anak
sangat maamn dan dilindungi dan tak memperkirakan bahwa anak kelak akan
menuntut level perhatian seperti ini
Perbedaan
antara lifetrap Dependence dan Dependent Entitlement adalah tingkatan, makin
dibiarkan tidak mandiri/ bergantung, semakin terlalu dilindungi dan semua
keinginan dituruti makin cenderung kepada Dependent Entitlement.
Asal
mula 3 : Entitlement sebagai bentuk perlawanan (Counterattack) dari lifetrap
lain
Untuk
mayoritas Entitlement adalah bentuk Counterattack, atau kompensasi, dari
lifetrap utama lain, biasanya Defectiveness, Emotional Deprivation, atau Social
Exclusion
Jika
mengembangkan Entitlement sebagai alat untuk mengatasi Emotional Deprivation
waktu kecil, maka mungkin dibohongi/diabaikan waktu kecil dengan cara tertentu,
mungkin orangtua dingin dan tidak mengasuh, maka merasa kosong secara emosi. Melawan
dengan sikap berhak mendapatkan segalanya, atau mungkin tidak memiliki materi,
ketika dewasa memastikan mendapatkan segalanya, mengatasi masalah ketika muda
merupakan adaptasi dan sehat. Entitlement menawarkan jalan keluar dari
kesepian, kurang kasih sayang, kepeduliaan, dan perhatian yang dialami waktu
kecil, atau menawarkan jalan keluar dari kekosongan materi, ketika dewasa takut
diabaikan/dibohongi sehingga menjadi penuntut, narcisis, dan mengontrol, mulai
menjauhkan orang terdekat, memastikan kebutuhan dipenuhi, mulai membuat orang
yang justru memenuhi menjauhi. Anak yang diabaikan mengembangkan Entitlement
sebagai gaya untuk mengatasi pengabaian: tempareman anak, ada anak yang
agresif, watak mereka mendorong mereka untuk merespon dengan cara aktif, bukan
menyerah kepada perasaan kosong
Faktor
lain ialah apakah keluarga membiarkan anak untuk bersikap menyerang. Orangtua yang
mengabaikan emosi anak mungkin membiarkan anak yang menjadi penuntut dalam hal
lain. Faktor ketiga ialah apakah berbakat, pintar, cantik, bertalenta, anak
mengkompensasikan perhatian yang dimintanya dengan bakat ini. Dalam satu area,
setidaknya anak mendapatkan sebagian kebutuhannya, kemarahan adalah faktor lain
yang akan mendorong seseorang mengembangkan Entitlement sebagai mekanisme
mengatasi kekosongan emosi , kemarahan yang ekstrem akan menjadi motivasi kuat
bagi orang untuk mengatasi kondisi masa kecil mereka. Hal itu memberi mereka
kematian untuk menegakkan sesuatu yang mereka anggap tidak adil
Entitlement
paling sering merupakan reaksi terhadap perasaan Emotional Deprivation, juga
bisa merupakan respon terhadap lifetrap lain. Seseorang yang merasa tidak
sempurna atau tidak diterima secara sosial mungkin mencari kompensasi dengan
merasa spesial. Jika perasaan adalah saya inferior akan melawan dengan
mengatakan tidak, saya spesial, saya lebih baik dibanding orang lain. Problem dengan
toleransi frustasi dan mengontrol dorongan hati juga menjadi bentuk perlawanan
terhadap perasan dikontrol (meskioun biasanya bukan asal mula dari tipe
dorongan hati), anak terlalu banyak didisplin, disiplin, dan kontrol emosi
Tanda
bahaya pada partner Tipe dimanjakan:
1. Mengorbankan
kebutuhan mereka sendiri
2. Membiarkan
mengontrol mereka
3. Takut
mengekspresikan kebutuhan dan perasaan mereka sendiri
4. Mau
mentoleransi sikap abusive, kritik,dll
5. Membiarkan
mengambil keuntungan dari mereka
6. Tidak
punya jati diri yang kuat dan membiarkan diri mereka menyesuaikan dengan hidup
anda
7. Bergantung
pada anda, dan menerima dominasi sebagai harga dari ketergantungan mereka
Tipe bergantung: tertarik pada partner
yang kuat yang kompeten dan mau mengurusi
Tipe dorongan hati: mungkin tertarik pada partner
yang teratur, disiplin, pemaksa,dll, dan yang mungkin mengimbangi kecenderungan
ke arah kekacauan dan tidak teratur
Lifetrap Spoiled Entitlement:
1.
Tidak peduli dengan kebutuhan orang di
sekitar, mau kebutuhan dipenuhi dengan pengorbanan mereka, menyakiti mereka
2.
Mungkin menyiksa, mempermalukan, atau
merendahkan orang disekitar anda
3.
Sulit empati dengan perasaan orang di
sekitar, mereka merasa tidak mengerti atau peduli dengan perasaan
4.
Mungkin menerima lebih banyak daripada
memberi kepada masyarakat, ini menghasilkan ketidakseimbangan dan tidak adil
bagi orang lain
5.
Ditempat kerja, mungkin dipecat,
diturunkan jabatan, dll, karena gagal melihat kebutuhan dan perasaan orang
lain, atau gagal mengikuti peraturan
6.
Partner, keluarga, teman, atau aank
mungkin meninggalkan, kesal pada anda, atau memutuskan kontrak dengan karena
memperlakukan mereka dengan buruk, tidak adil, atau egois
7.
Mungkin terlibat masalah hukum/kriminal
jika menipu/melanggar hukum, seperti laporan pajak atau kecurangan bisnis
8.
Tidak pernah punya kesempatan untuk
mengalami sukacita karena memberi hubungan timbal balik yang setara dan tulus
9.
Jika Entitlement adalah bentuk
Counterattack, tak pernah membiarkan diri menghadapi dan mengatasi lifetrap. Kebutuhan
rill tak pernah dibicarakan, mungkin melanjutkan perasaan Emotional Deprivation,
Defectiveness, atau Social Exclusion
Lifetrap Dependent
Entitlement:
1. Tak
pernah belajar mengurus diri sendiri karena berkeras orang lainlah yang
mengurus
2. Dengan
tidak adil menggeser hak orang yang dekat untuk menggunakan waktu mereka untuk
diri mereka sendiri, tuntutan membuat letih orang disekitar
3. Orang
tempat bergantung mungkin akhirnya menyerah/marah dengan ketergantungan dan
sikap menuntut, dan akan meninggalkan, memecat atau menolak melanjutkan
membantu
4. Orang
tempat bergantung mungkin mati/ pergi, dan takkan dapat mengurus diri sendiri
Lifetrap Impulsivity:
1. Tak
pernah menyelesaikan tugas untuk membuat kemajuan dalam karir. Pencapaian buruk
secara kronis, dan akhirnya merasa tidak mampu akibat dari kegagalan
2. Orang
disekitar mungkin akhirnya muak dengan sikap tidak bertanggung jawab dan
memutuskan hubungan
3. Mungkin
punya masalah dengan kecanduan, seperti obat – obatan, alkohol, atau makan
berlebihan
4. Hidup
kacau, tak dapat mendisplinkan diri untuk punya tujuan dan keteraturan, oleh
karena itu mengalami kebuntuan
5. Dalam
hampir setiap area hidup, kurang disiplin, mencegah untuk mencapai nol
6. Mungkin
tidak punya cukup uang untuk mendapatkan apa yang diinginkan dalam hidup
7. Mungkin
mendapat masalah dengan pihak berwenang disekolah, dengan polisi, atau ditempat
kerja keras karena tak dapat mengontrol dorongan hati
8. Mungkin
dijauhi teman, pasangan, anak, atau bos, karena kemarahan dan sikap yang
meledak
Orang
dengan lifetrap Entitlement jarang ingin berubah. Mungkin tidak peduli,misalnya
bahwa Entitlement tidak adil buat orang lain, tidak peduli penderitaan orang
lain dan membuat orang lain menderita, memikirkan diri sendiri
Menolong
diri sendiri mengatasi problem Entitlement:
1. Tuliskan
daftar keuntungan dan kerugian dari sikap tidak menerima bantuan. Ini sangat
penting untuk memotivasi diri untuk berubah
2. Konfrontir
alasan yang digunakan untuk menghindari menerima batasan
3. Tuliskan
daftar bagaiman problem batasan memanifestasikan diri dalam hidup sehari –
hari, isilah tabel batasan
4. Buat
kartu pengingat untuk membantu melawan Entitlement dan masalah disiplin diri
dalam setiap situasi
5. Minta
tanggapan saat berusaha berubah
6. Berusaha
empati dengan orang disekitar
7. Jika
lifetrap adalah bentuk Counterattack, cobalah untuk memahami lifetrap utamanyam
ikuti teknik perubahan yang relevan dengan lifetrap utama
8. Jika
punya problem disiplin diri, buat tangga tugas, dari yang membosankan sampai
yang membuat frustasi. Satu demi satu kerjakan tangga tugas itu
9. Jika
sulit mengontrol emosi, kembangkan teknik time out atau menenangkan diri
10. Jika
punya Dependent Entitlement , buat tangga tugas sesuai tingkat kesulitan. Satu
demi satu mulai mengerjakan hal yang tadinya membiarkan orang mengerjakannya,
mulai buktikan pada diri sendiri bahwa kompeten
Menulis kartu pengingat
Entitlement:
1. Rasakan
kebutuhan orang lain disekitar, coba mengerti bagaimana perasan mereka,
bersikap empati
2. Berusaha
bersikap timbal balik, adil, dan setara sebagai prinsip untuk menuntut perilaku
kepada orang lain
3. Tanya
diri apakah kebutuhan mendesak cukup penting dibanding konsekuensi negatif
(misal dijauhi teman, kehilangan perkerjaan)
4. Belajar
mentoleransi frustasi sebagai alat untuk mencapai goal jangka panjang, seperti
kata pepatah, “berusahalah dahulu, bersenang kemudian”
Spoiled Entitlement lebih mementingkan
diri sendri, salah satu aspek perubahan adalah bersentuhan dengan kerentanan.
Entitlement bersifat semua atau tidak sama sekali, tidak mendapatkan semua yang
diinginkan maka akan merasa kosong, jika tidak sempurna maka akan cacat, jika
tidak dipuja maka akan ditolak, area ditengah, kebutuhan bisa dipenuhi dengan
cara normal
Membantu orang yang dikenal untuk
mengatasi Problem Batasan:
1.
Kenali sumber pendongkrak, apa yang
dimiliki yang dihargai? Respek? Uang? Perkerjaan? Cinta?
2.
Seberapa jauh rela menjalani untuk
mendapatkan perubahan? Relakah meninggalkan partner? Memecat pegawai?
3.
Dekati orang dengan Entitlement dan
kemukakan keluhan tanpa menyerang, tanya apakah tahu bagaimana perasaan. Apakah
ia mau berusaha berubah?
4.
Jika ia mau berusaha , jalani langkah ini:
1.
Jika tidak menerima, katakan
konsekuensinya jika tidak mau berusaha berubah, coba buat tangga konsekuensi
negatif. Mulai terapkan satu persatu, sampai orang dengan Entitlement itu mau
berkerjasama. Coba empati betapa sulit baginya untuk berubah, tapi tetap teguh
2.
Ingat bahwa seringkali mustahil membuat
orang dengan lifetrap ini berubah. Jika tidak punya cukup pendongkrak, mungkin
takkan berhasil. Bersiaplah menerima harga yang harus dibayar karena keputusan
untuk memaksakan perubahan. Buat daftar keuntungan dan kerugian karena
memaksakan perubahan dengan resiko
konflik dan kemungkinan mengakhiri hubungan. Buat pilihan masak – masak
Perubahan akan lebih mudah jika
mengamsumsikan keyakinan ini benar.
A. Asumsi ke 1, yakin kita semua memiliki
bagian dari diri kita yang menginginkan bahagia dan kepuasan, kadang proses ini
disebut aktualisasi diri,
B. Asumsi ke 2, beberapa kebutuhan
dasar/hasrat yang membawa untuk lebih bahagia jika kebutuhan itu dipuaskan,
ketubuhan untuk berhubungan dan merasa konek dengan orang lain, kebutuhan untuk
mandiri,. Untuk otonomi, kebutuhan untuk merasa dikagumi, kompeten, sukses,
menarik, berarti untuk menjadi orang baik di antara teman sebaya, kebutuhan
untuk mengekspresikan keinginan dan perasaan, untuk bersikap tegas: kebutuhan
untuk kesenangan, fun, kreativitas untuk mengejar minat, hobi, dan kegiatan
yang menyenangkan, dan kebutuhan untuk menolong orang lain untuk memperlihatkan
kepeduliaan dan cinta.
C. Asumsi
ke 3, bahwa orang dapat berubah secara paling dasar, ada orang yang skeptis
dengan proses ini. Mereka yakin kepribadian dasar ditentukan di akhir masa
kecil, atau bahkan lebih dini karena faktor keturunan, dan perubahan
kepribadian utama di masa dewasa adalah mustahil. Orang berubah setiap hari
secara sangat fundamental. Temperamen bawaan, bersama pengalaman masa kecil
dengan keluarga dan teman, menciptakan kekuatan yang sangat besar yang
bertindak melawan perubahan, namun meskipun sejarah masa kecil menciptakan
rintangan untuk berubah, perubahan bukan hal yang mustahil, semakin merusak
sifat kekuatan masa kecil, semakin keras harus berusaha mengubahkan lifetrap,
dan makin banyak dukungan yang dibutuhkan dari orang lain
D. Asumsi
ke 4, semua punya kecenderungan kuat untuk menolak perubahan utana. Keyakinan ini
punya implikasi penting. Mengimplikasikan bahwa sepertinya kita sangat tidak
mungkin mengubah lifetrap dasar tanpa membuat keputusan yang sadar untuk
mengubahnya. Berjalan seperti pilot otomatis, mengulangi kebiasaan berpikir,
merasa, berhubungan, dan melakukan apa yang telah kita praktikkan sepanjang
hidup kita. Pola ini nyaman dan familiar, dan kita sangat tidak suka
mengubahnya ekcuali kita membuat upaya perubahan yang disepakati, disengaja,
dan terus – menerus. Jika menunggu perubahan fundamental terjadi sendiri,
hamnpir pasti takkan terjadi. Kita pasti akan mengulangi kesalahan masa lalu
dan kesalahan orangtua dan kakek nenek kita kecuali ktia membuat usaha yang
disengaja dan berjangka panjang untuk mengubahnya
E. Asumsi
ke 5, kita semua punya kecenderungan kuat untuk menghindari rasa sakit, ini
bisa baik dan buruk, kebanyakan dari kita puas dengan pengalaman yang memberi
kita kesenangan dan kepuasan, kita menghindari menghadapi situasi dan perasaan
yang membuat kita sakit, meskipun bila kita mengkonfrontirnya akan membawa kita
pada pertumbuhan, keinginan untuk menghindari rasa sakit adalah salah satu
halangan tersulit untuk berubah, untuk mengubah lifetrap utama, kita harus mau
menghadapi kenangan menyakitkan yang menimbulkan emosi seperti kesedihan,
kemurahan, kegelisahan, perasaan bersalah, rasa malu, harus mau menghadapi
situasi yang telah sering dihindari dalam hidup karena takut hal itu akan
menyebabkan kegagalan, penolakan, atau kehinaan, kecuali menghadapi kenangan
menyakitkan dan situasi yang mengancam, maka pasti akan mengulangi pola yang
justru menyakiti. Kebanyakan malu dengan perasaan menyakitkan, orang menjadi
kecanduan alkohol dan obat karena untuk menghindari rasa sakit ini agar bisa
berubah
F. Asumsi
ke 6, tidak percaya ada satu teknik/pendekatan untuk berubah yang berhasil
untuk semua orang. Pendekatan yang efektif ialah pendekatan yang menyatukan dan
menarik berbagai strategi. Dalam pendekatan lifetrap, menarik teknik kognitif,
perilaku, pengalaman, inner child, psikoanalisis, dan interpersonal untuk
membantu berubah, mencari pendekatan dan terapis yang mengkombinasikan beberapa
model, bukan satu/ 2 model
Perubahan
melibatkan kebutuhan untuk menciptakan visi pribadi untuk menemukan
kecenderungan alami termasuk minat, hubungan, dan kegiatan yang kelak membawa
kepada perasaan puas dengan emosi dan sensasi tubuh, area pertama melibatkan
hubungan. Lifetrap Emotional Deprivation, Mistrust and Abuse, Abandonment, dan
Social Exclusion adlah halangan terbesar untuk mengembangkan jenis hubungan
yang diinginkan dalam hidup. Mengalahkan lifetrap ini akan membuat konek dengan
orang level lebih dalam dan memuaskan
Area
perubahan kedua adalah otonomi, otonomi memberi kebebasan untuk mencari
hubungan yang sehat, dan menghindari/ meninggalkan hubungan yang tak sehat,
bebas untuk tetap dalam sebuah hubungan karena ingin tinggal bukan karena harus.
Banyak lifetrap Dependence dan Vulnerability merasa terperangkap dalam hubungan
yang merusak, takut untuk pergi dan menghadapi dunia sendiri, otonomi sangat
penting dalam mengejar kecenderungan alami, melibatkan perkembangan identitas
diri. Bebas untuk menjadi diri yang unik.
Komponen
perubahan ketiga adalah, harga diri, memberikan konteks kebebasan. Lifetrap
Defectiveness dan Failure adalah halangan untuk memperoleh harga diri. Perasaan
minder dan malu membuat rendah diri, menyebabkan menghindari/melewatkan
kesempatan, memilih hidup yang meningkatkan harga diri dan berjuang untuk
merasa nyaman dengan diri sendiri, untuk menrrima diri tanpa terlalu menghukum
diri sendiri/minder
Arah
perubahan keempat, ketegasan dan ekspresi diri. Meminta agar kebutuhan dipenuhi
dan mengungkapkan perasaan. Bersikap tegas membuat dapat mengikuti minat alami
dan mendapatkan kesenangan dari hidup. Subjugation dan unrelenting Standards
adalah halangan untuk bersikap tegas. Untuk Subjugation, melepaskan kebutuhan
dan kesenangan alami agar bisa menolong orang lain dan menghindari pembalasan,
untuk unrelenting Standards melepaskan kebutuhan dan kesenangan agar mendapat
persetujuan dan penghargaan, dan untuk menghindari rasa malu. Pencapaian dan
kesempurnaan menjadi goal dalam hidup, dengan mengorbankan kebahagiaan dan
kepuasan. Gairah, kreativitas, kejenakaan, dan fun akan membantu hidup lebih
berarti untuk dijalani. Penting untuk melepaskan sesuatu terkadang, untuk
memasukkan kesenangan dan kegembiraan dalam hidup. Jika mengabaikan ketegasan dan
ekspreksi diri, hidup terasa berat, dan akan mulai merasa putus asa, kebutuhan
dan kebutuhan orang disekitar tidak seimbang. Perubahan antara lain mengizinkan
diri memenuhi kebutuhan dan minat dasar tanpa menyakti orang disekitar
Area
perubahan kelima, kepeduliaan pada orang lain. Salah satu aspek paling
memuaskan dalam hidup ialah belajar memberi kepada orang lain dan empati dengan
mereka, Entitlement mencegah untuk memperlihatkan kepedulian pada orang
disekitar, dengan memberi kontribusi kita merasa terhibur, terlibat dalam
sosial, amal, punya anak, memberi kepada anak – anak, menolong teman melibatkan
koneksi pada sesuatu yang lebih besar daripada diri sendiri dan kehidupan
individu. Spiritual dan keyakinan agama dapat menjadi komponen penting untuk
menjadi bagian dari dunai. Kebanyakan pendekatan agama dan spritual sama menekankan
untuk memperluas kepeduliaan yang sempit pada diri sendiri dan keluarga. Peduli
pada dunia secara keseluruhan. Banyak bentuk pengalaman agama memberikan
perluasan dimensi dan kepuasan. Goal kehidupan mungkin bersifat universal:
cinta, ekspreksi diri, kesenangan, kebebasan, spritiual, memberi kepada orang
lain, namun goal bersinggungan dengan gairah konflik kestabilan, otonomi
keintiman, ekspresi diri peduli pada orang, menyusun prioritas dan memilih
keseimbangan yang dirasa tepat, mendesak untuk menggabungkan unsur goal yang
lebih luas ke dalam cara yang unik, sesuai, dengan kebutuhan unik dan prioritas
Sikap
yang sehat terhadap perubahan: konfrontasi diri yang empati. Penderitaan masa
kecil menjelaskan mengapa perubahan sangat sulit dan butuh waktu lama, tidak
menjelaskan mengapa seseorang membiarkan pola yang merusak terus berlangsung
tanpa berkerja keras untuk mengubahkannya
Kita
tak boleh berhenti menggali
Dan
akhir dari semua penggalian kita
Akan
tiba ditempat kita mulai
Dan
mengenal tempat itu untuk pertama kalinya (Elliot little Goldings)