Sabtu, 24 November 2018

Novel Silam





Baskara nama anak laki2 itu ayahnya kini telah tiada dan ayahnya pula yang menamainya Banskara. Ayahnya memberinya nama itu tanpa silsilah dan makna. Baskara berumur 13 tahun dan dia tidak begitu dekat dengan kedua orang tuanya. Maka ketika ayahnya meninggal itu tidak berarti apa2 untuknya karena ortunya terlalu sibuk berkerja. Dia selalu dimarahin oleh kedua orang tuanya tetapi ayahnya biasanya lebih bersikap netral tidak memihak akan tetapi sejak sekolah menengah dia dibully oleh teman2 nya dikarenakan keterlambatan dalam membaca dan menulis.

Leni nama ibu Baskara begitu kasar memperlakukannya seolah tak menganggapnya hingga ketika ibunya menamparnya maka Baskara tidak mampu lagi menahan amarahnya dan melontarkan perasaan yang selama ini ia rasakan. Ayahnya berkerja sebagai arsitek. Saat di ruang kerja ayahnya dia menemukan sebuah foto ayahnya bersama kembarannya yang bernama Anton. Anton tinggal di Bekasi. Setidaknya Baskara merasa lega bahwa dia masih mempunyai keluarga diluar sana karena selama ini dia tidak mengetahui keberadaan keluarga besar ayah dan ibunya karena orangtuanya juga tidak memberitahunya

Gedung sekolahnya dulu merupakan rumah sakit Belanda dan di kebun belakang sekolah adalah kamar mayat yang kini menjadi ruangan terbuka. Baskara selalu menjadi korban kekesalan Romi teman sekolahnya. Kenakalan Romi makin dibuat2 dan ketika Baskara telat untuk mengerjakan PR matematika dia menenggalamkan kepala Baskara ke bak mandi yang kotor dan meninjunya. Dan itulah yang membunuh Baskara karena kepalanya terbentur bak kamar mandi hingga mengeluarkan darah. Anak itu semakin merasa dirinya jagoan justru hal itu salah karena menandakan dirinya justru pengecut karena harus selalu membully, dan menindas anak yang lemah secara keroyokan wajar saja dia anak orang kaya yang mungkin tidak pernah diajarkan sopan santun dan berjiwa keras dia juga tidak naik kelas sementara itu kedua temannya itu dijadikan anak buahnya karena ayahnya bawahan ayah Romi dan teman yang lainnya dia masuk sekolah karena prestasi atlit basket padahal dia tidak pernah mengharumkan serta memenangkan kejuaraan basket disekolahnya dan teman yang satunya lagi dia anak ibu kantin yang selalu mengantarkan pesanan Romi dan diangkat menjadi anak buahnya

Dihalaman belakang sekolah itu ada seorang perempuan yang bunuh diri disana dan Baskara pernah bertemu dengannya ketika mengambil air wudhu disana dengan tali yang mengekang leher dan tawa cekikikan dan dia bertemu lagi dengannya ketika dia dibawa ke kamar mandi oleh Romi dan saat jiwanya sudah tidak ada didalam raganya. Perjumpaan terakhir dengan sosok itu membuat Baskara harus menaiki bis yang tak sengaja membawanya ke Bekasi tanpa uang sepersen pun Baskara akhirnya nekat menaikinya dan keluar bis tanpa membayar dan mempertemukan dia dengan wanita yang bernama Dewi Kunti yang tinggal tidak jauh dari apartemen pamannya tinggal. Wanita itu mengantarkan Baskara ke sebuah apartemen yang sudah sangat tua dan irina sebenarnya sudah mengetahui bahwa Baskara adalah sesosok hantu itu kenapa ayahnya memarahinya ketika Irina memberikan senyum kepada Baskara. Wanita (Dewi Kunti) itu mengetahui keluarga pamannya. Lantai 4 dan nomer kamar 4 adalah tempat yang ditinggali oleh Anton. Akan tetapi ada hal ganjil yaitu ketika nomer 4 tidak bisa ditemukan melalui lift dan membuat baskara melalui pintu darurat dan bertemu dengan nenek berkebaya yang menyuruhnya pergi dari sana

Anak Anton juga kembar dan bernama Saka dan Sakti mereka dilarang keluar dari kamar dengan alasan tidak jelas dan baskara pun juga ikut tidak boleh keluar kamar. Pernah Baskara memberanikan diri untuk keluar dari kamar no 4 tapi dia malah bertemu dengan nenek itu yang mengucapkan mantra dan membuat telinga sakit hingga dia mendengar suara tangisan ibunya yang memanggil dirinya. Dan dia bertemu dengan Irina yang berada dilantai atas bertepatan dengan ruang atas ruang kamar tamu. Irina kelas 6 sd dia hidup bersama ayahnya di apartemen, ibunya meninggal saat melahirkannya dan ayahnya jarang pulang. Hanya Baskara saja teman satu2nya yang dia punya melalui saluran udara mereka saling berkomunikasi ketika malam. Irina mungkin seorang indigo karena bisa melihat hantu sebenarnya Irina tau bahwa sebenarnya dilantai 4 itu memang tidak ada karena lantai itu dulu habis terbakar dan itu kenapa dilantai 4 tidak ada dalam nomer lift

Baskara sampai sejak saat itu tidak mengetahui bahwa paman dan keluarganya hanyalah khayalan dalam pikirannya dan sebenarnya dirinya juga sudah meninggal. Baskara baru mengetahui itu setelah ayah Irina membentak irina karena telah lancang bermain ke lantai 4 dan nenek itu sebenarnya seorang manusia juga yang mungkin mempunyai kekuatan paranormal atau indigo karena mengetahui bahwa Baskara tak lagi hidup tetapi Baskara berpikiran jika nenek itu yang hantu hingga akhirnya Baskara keluar dari apartemen itu dan betapa terkejutnya dia bahwa rumah yang pernah ditunjukan oleh Dewi Kunti adalah sebuah nisan dan dia juga bertemu dengan keluarga Anton di pemakaman itu dengan tampang yang mengerikan dan begitulah Anton mengantarkannya sampai ke rumahnya dan Baskara selalu merasa menyesal karena meninggalkan ibunya sebenarnya orang tuanya sangat perhatian kepadanya tapi kadang bersikap dingin kini ibunya harus hidup sendiri karena keluarganya kini telah tiada dan mencoba merelakan kepergian suami dan anak semata wayangnya.. Baskara mengetahui jika dia telah tiada karena dia melihat cermin bahwa dia seperti mayat hidup karena wajar saja di apartemen Anton tidak ada cermin karena sebenarnya mereka memang telah tiada . Menurut pengakuan warga ada suara kehidupan di ruangan itu tapi tidak berani kesana karena ada garis polisi dan beberapa merasa takut untuk kesana itulah kisah Baskara